• Login
  • Register
Rabu, 18 Mei 2022
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
    niat puasa

    Bacaan Niat Puasa Sunah Enam Hari di Bulan Syawal

    Puasa Sunah Enam Hari di Bulan Syawal

    5 Keutamaan Puasa Sunah Enam Hari di Bulan Syawal

    penipuan

    1 Syawal 1443 Hijriah Resmi Jatuh pada Senin 2 Mei 2022, Ini Niat dan Tata Cara Shalat Idulfitri

    ngaji diri

    Ngaji Diri Part 8 : Healing Ala Bu Menteri

    Social Justice Day

    Pandangan Nyai Usfiyatul Soal Kepemimpinan

    Kartini

    Nur Rofiah Sebut RA Kartini Jadi Spirit Pemanusiaan Penuh Perempuan

    keluarga sakinah

    Keseimbangan Jadi Prinsip Utama Dalam Bangun Relasi Suami dan Istri

    Ngaji Diri Part 7: Spritualitas Diri Menerima – Memilih Chidfree dan Childless

    Ngaji diri

    Ngaji Diri Part 6: Mengenali Ragam Gangguan Mental

  • Kolom
    • All
    • Keluarga
    • Personal
    • Publik
    Anak

    Mengasuh Anak Dicatat sebagai Ibadah

    hubungan

    3 Komponen Penting dalam Hubungan Suami dan Istri

    Pekerja Rumah Tangga

    Pekerja Rumah Tangga, Bukan Pembantu Atau Asisten

    anak

    Pemenuhan Hak Anak Harus Disesuaikan dengan Tumbuh Kembang Anak

    Tabu Menstruasi

    Tabu Menstruasi Perempuan dan Minimnya Edukasi 

    hubungan

    Suami dan Istri Harus Saling Terbuka Terhadap Pendapat Masing-masing

    Syawal

    Syawal Bulan Pernikahan, Simak Standar Pasangan Suami Istri Ideal ala Nyai Nur Rofiah Berikut Ini

    prinsip dalam perkawinan

    7 Prinsip dalam Perkawinan dan Keluarga

    agama ramah bagi perempuan

    Islam Agama Ramah bagi Perempuan

  • Khazanah
    • All
    • Hikmah
    • Hukum Syariat
    • Pernak-pernik
    • Sastra
    Anak

    Mengasuh Anak Dicatat sebagai Ibadah

    hubungan

    3 Komponen Penting dalam Hubungan Suami dan Istri

    anak

    Pemenuhan Hak Anak Harus Disesuaikan dengan Tumbuh Kembang Anak

    hubungan

    Suami dan Istri Harus Saling Terbuka Terhadap Pendapat Masing-masing

    Kecerdasan Spiritual

    Kiat Membaca Kecerdasan Spiritual Perspektif Danah Zohar dan Ian Marshal

    prinsip dalam perkawinan

    7 Prinsip dalam Perkawinan dan Keluarga

    mendidik

    Rasulullah Saw Tegaskan Dalam Mendidik Anak Harus dengan Kasih Sayang

    Syukur

    Bersyukur dan Relasinya dengan Kehidupan Manusia

    orang tua

    Orang Tua adalah Guru Pertama dan Utama Bagi Anak-anak

  • Rujukan
    • All
    • Ayat Quran
    • Hadits
    • Metodologi
    • Mubapedia
    Mengasuh Anak

    Apakah Mengasuh Anak Hanya Menjadi Tanggung Jawab Istri dan Mencari Nafkah Hanya Tanggung Jawab Suami?

    Hadits

    Hadits tentang Pemukulan Anak dalam Perspektif Maqashid Syariah

    Khutbah Idulfitri

    Khutbah Idulfitri 1443 H: Idulfitri sebagai Momentum Ibadah Kebahagiaan dalam Islam

    Nabi Muhammad Tidak Pernah Memukul Istri

    7 Kategori Zakat Fitrah Bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan Seksual

    doa agar terhindar dari bahaya

    Bacaan Niat Zakat Fitrah untuk Diri Sendiri dan Keluarga Lengkap dengan Artinya

    zakat fitrah

    6 Syarat Seseorang Wajib Bayar Zakat Fitrah

    mendidik

    5 Cara Mendidik Anak Ala Nabi Muhammad Saw

    zakat fitrah

    8 Golongan Orang yang Berhak Menerima Zakat Fitrah Menurut Ulama Perempuan

    Ikrar

    Ikrar Keulamaan Perempuan

  • Tokoh
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
    niat puasa

    Bacaan Niat Puasa Sunah Enam Hari di Bulan Syawal

    Puasa Sunah Enam Hari di Bulan Syawal

    5 Keutamaan Puasa Sunah Enam Hari di Bulan Syawal

    penipuan

    1 Syawal 1443 Hijriah Resmi Jatuh pada Senin 2 Mei 2022, Ini Niat dan Tata Cara Shalat Idulfitri

    ngaji diri

    Ngaji Diri Part 8 : Healing Ala Bu Menteri

    Social Justice Day

    Pandangan Nyai Usfiyatul Soal Kepemimpinan

    Kartini

    Nur Rofiah Sebut RA Kartini Jadi Spirit Pemanusiaan Penuh Perempuan

    keluarga sakinah

    Keseimbangan Jadi Prinsip Utama Dalam Bangun Relasi Suami dan Istri

    Ngaji Diri Part 7: Spritualitas Diri Menerima – Memilih Chidfree dan Childless

    Ngaji diri

    Ngaji Diri Part 6: Mengenali Ragam Gangguan Mental

  • Kolom
    • All
    • Keluarga
    • Personal
    • Publik
    Anak

    Mengasuh Anak Dicatat sebagai Ibadah

    hubungan

    3 Komponen Penting dalam Hubungan Suami dan Istri

    Pekerja Rumah Tangga

    Pekerja Rumah Tangga, Bukan Pembantu Atau Asisten

    anak

    Pemenuhan Hak Anak Harus Disesuaikan dengan Tumbuh Kembang Anak

    Tabu Menstruasi

    Tabu Menstruasi Perempuan dan Minimnya Edukasi 

    hubungan

    Suami dan Istri Harus Saling Terbuka Terhadap Pendapat Masing-masing

    Syawal

    Syawal Bulan Pernikahan, Simak Standar Pasangan Suami Istri Ideal ala Nyai Nur Rofiah Berikut Ini

    prinsip dalam perkawinan

    7 Prinsip dalam Perkawinan dan Keluarga

    agama ramah bagi perempuan

    Islam Agama Ramah bagi Perempuan

  • Khazanah
    • All
    • Hikmah
    • Hukum Syariat
    • Pernak-pernik
    • Sastra
    Anak

    Mengasuh Anak Dicatat sebagai Ibadah

    hubungan

    3 Komponen Penting dalam Hubungan Suami dan Istri

    anak

    Pemenuhan Hak Anak Harus Disesuaikan dengan Tumbuh Kembang Anak

    hubungan

    Suami dan Istri Harus Saling Terbuka Terhadap Pendapat Masing-masing

    Kecerdasan Spiritual

    Kiat Membaca Kecerdasan Spiritual Perspektif Danah Zohar dan Ian Marshal

    prinsip dalam perkawinan

    7 Prinsip dalam Perkawinan dan Keluarga

    mendidik

    Rasulullah Saw Tegaskan Dalam Mendidik Anak Harus dengan Kasih Sayang

    Syukur

    Bersyukur dan Relasinya dengan Kehidupan Manusia

    orang tua

    Orang Tua adalah Guru Pertama dan Utama Bagi Anak-anak

  • Rujukan
    • All
    • Ayat Quran
    • Hadits
    • Metodologi
    • Mubapedia
    Mengasuh Anak

    Apakah Mengasuh Anak Hanya Menjadi Tanggung Jawab Istri dan Mencari Nafkah Hanya Tanggung Jawab Suami?

    Hadits

    Hadits tentang Pemukulan Anak dalam Perspektif Maqashid Syariah

    Khutbah Idulfitri

    Khutbah Idulfitri 1443 H: Idulfitri sebagai Momentum Ibadah Kebahagiaan dalam Islam

    Nabi Muhammad Tidak Pernah Memukul Istri

    7 Kategori Zakat Fitrah Bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan Seksual

    doa agar terhindar dari bahaya

    Bacaan Niat Zakat Fitrah untuk Diri Sendiri dan Keluarga Lengkap dengan Artinya

    zakat fitrah

    6 Syarat Seseorang Wajib Bayar Zakat Fitrah

    mendidik

    5 Cara Mendidik Anak Ala Nabi Muhammad Saw

    zakat fitrah

    8 Golongan Orang yang Berhak Menerima Zakat Fitrah Menurut Ulama Perempuan

    Ikrar

    Ikrar Keulamaan Perempuan

  • Tokoh
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hukum Syariat

Belajar dari Layangan Putus: Setia pada Nilai Kebaikan Bersama

Kinan memberi contoh penting untuk setia pada nilai kebaikan bersama, dan menolak kebaikan hanya untuk pihak suami, sementara bagi diri dan anak sesungguhnya adalah buruk

Nur Rofiah Nur Rofiah
20/01/2022
in Hukum Syariat, Rekomendasi
0
Titik Tengah

Titik Tengah

95
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Layangan Putus ternyata viral banget ya! Manusia pada dasarnya terus berubah, baik fisik maupun non fisik. Seperti tanaman, fisik manusia juga tumbuh. Saat bayi bagaikan tunas. Lalu tumbuh menjadi kuat hingga menua dan layu. Cara kita merawat akan menentukan apakah fisik kita akan terus kuat, atau sebaliknya cepat rapuh.

Secara intelektual kita juga berkembang. Saat bayi tidak tahu apa. Kemudian tahu banyak hal. Bahkan ahli di bidang tertentu. Jika usia panjang, ingatan melemah. Kita pun bisa mengalami kepikunan sehingga kembali tidak tahu apa-apa lagi.

Secara psikologis pun demikian. Semula kita semua kekanak-kanakan. Lalu jadi remaja yang labil. Kemudian mendewasa, dan tidak mustahil kembali kekanak-kanakan pada usia lanjut. Ada yang yang dewasa sejak usia dini, tapi ada juga yang inner child-nya terbawa hingga dewasa.

Menikah sesungguhnya keputusan besar. Kita perlu ketahanan mental untuk menghadapi dengan baik perubahan-perubahan yang terus terjadi pada diri sendiri. Menikah memerlukan ketahanan mental lebih karena kita juga akan menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi pada suami/ istri. Bahkan, juga anak-anak.

Fitnah dan Anugerah

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • 3 Komponen Penting dalam Hubungan Suami dan Istri
  • Suami dan Istri Harus Saling Terbuka Terhadap Pendapat Masing-masing
  • Bacaan Doa Selamat untuk Pengantin Baru
  • Syawal Bulan Pernikahan, Simak Standar Pasangan Suami Istri Ideal ala Nyai Nur Rofiah Berikut Ini

Baca Juga:

3 Komponen Penting dalam Hubungan Suami dan Istri

Suami dan Istri Harus Saling Terbuka Terhadap Pendapat Masing-masing

Bacaan Doa Selamat untuk Pengantin Baru

Syawal Bulan Pernikahan, Simak Standar Pasangan Suami Istri Ideal ala Nyai Nur Rofiah Berikut Ini

Kata fitnah identik dengan keburukan, bisa berupa ujian, konflik, maupun musibah. Nyatanya fitnah bisa berawal dari sesuatu yang baik. Respon keliru pada sesuatu yang baik bisa mengubahnya menjadi buruk.

Cantik dan ganteng itu baik. Merawat kebugaran, kecantikan, dan kegantengan fisik juga baik. Apalagi diniatkan untuk menjaga karunia Allah dan berusaha semaksimal mungkin mengembalikannya dalam kondisi terbaik sebagaimana dulu dititipkan. Namun, jika diniatkan apalagi digunakan untuk tebar pesona pada selain suami/ istri, tentu bisa berujung fitnah.

Karir melesat, kedudukan tinggi, harta berlimpah tentu saja baik. Semua ini tidak hanya bisa membuat sejahtera keluarga inti, melainkan bisa memampukan kita untuk maslahat secara lebih luas. Namun jika salah dalam menyikapinya, maka semua hal ini juga bisa berujung fitnah.

Begitu pun sebaliknya dengan anugerah. Meskipun berkonotasi baik, ia bisa berawal dari hal-hal yang umum dipandang buruk. Sakit keras bahkan sampai berada di jurang kematian, bisa menjadi anugerah saat menjadi turning point kita untuk menganut pola hidup sehat. Bukan sekedar terapi, apalagi diet lohyaaaa. Ya ‘kan mbak Anung Nur Rachmi?

Kepleset atau kegagalan saat menjalani kehidupan apapun, termasuk perkawinan, sangat mungkin menjadi titik balik untuk membuat hidup jauh lebih baik. Tentu, dalam perkawinan komitmen untuk memperbaiki dan menjaganya mesti datang dari kedua belah pihak.

Kebaikan Bersama

Perubahan yang terjadi dalam kehidupan individu dan perkawinan itu bisa terjadi secara dahsyat. Ibarat naik pesawat, kita sangat mungkin mengalami goncangan kuat dan mengerikan, hingga jatuh berkeping atau sebaliknya bisa kembali terbang dengan tenang.

Berbeda dengan perjalanan, walau mesti ditempuh berhari-hari dengan pesawat sekalipun, kita akan segera sampai tujuan. Namun, perkawinan tentu saja diharapkan berlangsung seumur hidup. Kita tentunya ingin perkawinan yang terjadi atas pilihan bebas masing-masing hanya akan dipisahkan oleh maut, bukan oleh WIl/ PIL atau lainnya.

Perubahan bahkan goncangan dalam hidup perlu pegangan kuat, baik saat berada di puncak, apalagi saat jatuh terjerembab ke bawah. Pegangan kuat ini semestinya tidak bersifat dinamis, biar tidak ikut geser saat dijadikan sandaran. Sebagai umat beragama, hanya ada satu sandaran, yaitu Allah. Sayangnya hanya bersandar pada Allah kerap dimaknai secara abstrak, reduktif, bahkan manipulatif.

Bersandar pada Allah diartikan secara abstrak sebagai hidup tanpa alasan dan tujuan apapun selain mendapatkan ridla Allah. Hidup itu diterima apa adanya tidak perlu mengeluh atau berharap apa pun selain yang sedang Allah berikan pada kita. Pandangan seperti ini cukup menghibur dan menguatkan saat kita menerima musibah yang beras dan di luar kendali kita untuk terjadi atau mengubahnya kembali ke semula. Misalnya kematian orang-orang terkasih.

Bersandar hanya pada Allah dalam makna di atas menjadi reduktif saat diterapkan dalam setiap situasi yang sesungguhnya masih ada peluang untuk mengubahnya. Misalnya saat menjadi korban KDRT. Bahkan menjadi manipulatif saat diterapkan pada korban dari kezaliman yang dilegitimasi oleh penafsiran tertentu atas agama!

Hadis di bawah ini memberi isyarat atas makna yang lebih kongkrit atas frasa “hanya bersandar pada Allah” meskipun masih abstrak, dan dalam dimensi tertentu bisa menjadi rem bagi pemahaman yang reduktif dan manipulatif: “Tidak ada ketaatan pada sesama makhluk dalam mashiat kepada Khalik (Allah). Sesungguhnya ketaatan itu hanya dalam kebaikan bersama (ma’ruf)”.

Tentu makna ma’shiat sangat luas. Tidak sebatas zina, minum khamr, mencuri, dan bentuk tindakan buruk lainnya yang disebut dalam ayat dan hadis. Tidak juga sebatas meninggalkan shalat, puasa, dan bentuk ibadah wajib lainnya yang disebut dalam ayat dan hadis.

Ma’shiat meliputi semua bentuk tindakan zalim pada sesama manusia, bahkan sesama makhluk Allah. Karenanya, larangan taat dalam mashiat kepada Allah meliputi larangan untuk mentaati keinginan berbuat zalim, baik keinginan pihak lain maupun diri sendiri, baik keinginan untuk berbuat zalim pada pihak maupun diri sendiri!

Dalam perkawinan atau relasi suami-istri larangan taat pada makhluk dalam ma’shiat pada Allah mempunyai makna yang sangat kongkrit. Ia berarti larangan untuk memenuhi keinginan sendiri untuk melakukan tindakan apa pun yang menyakiti suami atau istri, atau sebaliknya memenuhi keinginan suami atau istri yang menyakiti dirinya.

Ketaatan hanya dalam kebaikan bersama semakin kongkrit karena taat itu hanya pada keinginan untuk memperlakukan hal-hal baik bagi diri sendiri sekaligus suami atau istrinya. Tidak pada hal-hal yang baik untuk diri sendiri tetapi menyakiti suami atau istrinya. Tidak pula hal-hal baik pada suami atau istri tapi menyakiti diri sendiri.

Perkawinan Patriarki

Power atau kuasa atau kekuatan dalam bentuk apapun dalam Islam adalah amanah bagi yang memilikinya (pihak kuat atau lebih kuat) untuk memberdayakan, bukan memperdaya pihak lain lemah atau lebih lemah dalam sebuah relasi. Tentu, termasuk relasi suami istri.

Sistem patriarki meletakkan suami sebagai pihak yang HARUS SELALU kuat atau lebih kuat daripada istri dalam segala hal. Suami dan istri penganut nilai patriarki akan menghadapi tantangan serius saat menghadapi perubahan dalam perkawinan yang membawa mereka pada kenyataan sebaliknya. Mirip karakter Miranda dan Jodi di Layangan Putus.

Sistem patriarki sesungguhnya berbahaya juga karena disertai dengan nilai bahwa pihak kuat atau lebih kuat boleh sewenang-wenang pada pihak lemah atau lebih lemah. Ia tidak hanya membahayakan perempuan tapi juga laki-laki seperti pada posisi Jodi di atas. Sistem ini juga tidak hanya membahayakan relasi laki-laki dan perempuan seperti pada Aris dan Kinan, tetapi juga dalam relasi sesama perempuan, seperti pada Lidya dan Kinan.

Kezaliman adalah kezaliman walau dibungkus dengan alasan kebaikan atau “keshalehan”. Kinan, adalah contoh menarik, bagaimana dalam posisi dizalimi, seseorang dapat terus setia pada nilai kebaikan bersama dan berusaha sekuat tenaga untuk menolak kezaliman saat dibalut dengan alasan demi kebaikan bersama, padahal ia hanya dijadikan tumbal.

Kinan  menolak sikap manipulatif Aris yang menyebutnya tidak waras karena marah diperlakukan zalim, padahal yang tidak waras sesungguhnya adalah Aris sendiri sebagai pelakunya. Ia juga menolak bicara baik-baik jika maksud pembicaraan baik-baik tersebut adalah baik bagi Aris, tapi buruk baginya.

Dalam serial Layangan Putus, Kinan memberi contoh penting untuk setia pada nilai kebaikan bersama, dan menolak kebaikan hanya untuk pihak suami, sementara bagi diri dan anak sesungguhnya adalah buruk.

Proses Panjang

Tentu hidup adalah proses panjaaang sampai ajal menjemput. Kita akan terus dihadapkan pada pilihan-pilihan dilematis dalam hidup, termasuk dalam perkawinan. Memilih setia pada kebaikan bersama adalah pilihan untuk menjalankan amanah melekat manusia sebagai Khalifah fil Ardl dengan mandat mewujudkan kemaslahatan di muka bumi.

Manusia tidak hanya menjadi Khalifah bagi makhluk lain tapi juga bagi sesama manusia, termasuk dirinya sendiri. Pilihan setia pada nilai kebaikan bersama seringkali mengandung resiko besar. Utamanya saat kita berada di posisi lemah atau lebih lemah.

Lebih mudah mewujudkan kebaikan bersama saat kita kuat karena kita hanya perlu menundukkan keinginan diri sendiri untuk sewenang-wenang. Karenanya, kita perlu berproses untuk menjadi lebih kuat dalam hal apapun lalu menjadikan kekuatan itu sebagai modal untuk mewujudkan kebaikan bersama.

Semoga kita bisa terus berproses menjadi versi diri yang terbaik, termasuk berproses bersama suami atau istri untuk menjadi versi diri yang terbaik bagi keluarga (khairukum li ahlihi) sehingga keberadaan kita bisa menjadi anugerah, bukan fitnah. Semoga bersama suami atai istri, kita sama-sama mampu membuat layangan kita tetap terbang, tidak putus, dan tidak pula memutuskan layangan lain. Aamiin Ya Rabbal “Alamiin. []

Tags: istriLayangan Putusperkawinansuami
Nur Rofiah

Nur Rofiah

Nur Rofi'ah adalah alumni Pesantren Seblak Jombang dan Krapyak Yogyakarta, mengikuti pendidikan tinggi jenjang S1 di UIN Suka Yogyakarta, S2 dan S3 dari Universitas Ankara-Turki. Saat ini, sehari-hari sebagai dosen Tafsir al-Qur'an di Program Paskasarjana Perguruan Tinggi Ilmu al-Qur'an (PTIQ) Jakarta, di samping sebagai narasumber, fasilitator, dan penceramah isu-isu keislaman secara umum, dan isu keadilan relasi laki-laki serta perempuan secara khusus.

Terkait Posts

Syawal

Syawal Bulan Pernikahan, Simak Standar Pasangan Suami Istri Ideal ala Nyai Nur Rofiah Berikut Ini

17 Mei 2022
agama ramah bagi perempuan

Islam Agama Ramah bagi Perempuan

16 Mei 2022
Relasi Pasutri

3 Tips Islam Menjaga Relasi Pasutri tetap Hangat dan Romantis

14 Mei 2022
Tahadduts bin Nikmah

Konsep Tahadduts bin Nikmah yang Baik dalam Postingan di Media Sosial

13 Mei 2022
Tradisi Haul

Tradisi Haul Sebagai Sarana Memperkuat Solidaritas Sosial

12 Mei 2022
Mengasuh Anak

Apakah Mengasuh Anak Hanya Menjadi Tanggung Jawab Istri dan Mencari Nafkah Hanya Tanggung Jawab Suami?

11 Mei 2022

Discussion about this post

No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Syawal

    Syawal Bulan Pernikahan, Simak Standar Pasangan Suami Istri Ideal ala Nyai Nur Rofiah Berikut Ini

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kiat Membaca Kecerdasan Spiritual Perspektif Danah Zohar dan Ian Marshal

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Suami dan Istri Harus Saling Terbuka Terhadap Pendapat Masing-masing

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bacaan Doa Selamat untuk Pengantin Baru

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tabu Menstruasi Perempuan dan Minimnya Edukasi 

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Mengasuh Anak Dicatat sebagai Ibadah
  • Zainab ats-Tsaqafiyah ra Menjadi Kepala Keluarga Direstui Nabi Saw
  • 3 Komponen Penting dalam Hubungan Suami dan Istri
  • Pekerja Rumah Tangga, Bukan Pembantu Atau Asisten
  • Pemenuhan Hak Anak Harus Disesuaikan dengan Tumbuh Kembang Anak

Komentar Terbaru

  • Pandangan Hidup dan Kepribadian Kiai-Santri (2) pada Pandangan Hidup dan Kepribadian Kiai-Santri: Belajar dari KH Hasyim Asy’ari (1)
  • Pandangan Hidup dan Kepribadian Kiai-Santri pada Perjalanan Intelektual Al Ghazali dalam Menyusun Kitab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2021 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Login
  • Sign Up

© 2021 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist