“Pernikahan itu tak hanya perihal cinta dan pondasi pernikahan bukanlah cinta. Cinta harus tetap ada, karena tanpanya pernikahan terasa hambar juga tak bermakna”.-Arini Zazky-
Mubadalah.id – Drama Queen of Tears series asal negara Gingseng yang booming akhir-akhir ini, banyak memberikan pembelajaran soal pernikahan yang bisa penonton simak. Bercerita tentang pasangan suami istri yang mulanya saling mencintai tapi di tahun ketiga pernikahannya justru berhadapan dengan konflik sehingga pernikahannya berada di ujung tanduk.
Baek Hyun Woo yang merasa kalau istrinya (Hong Hae-in) mengabaikannya, ditambah dengan perasaan tertekan karena banyaknya intervensi dari keluarga Hong Hae In. Hal ini yang membuat HyunWoo berniat untuk bercerai. Namun keinginannya urung ia lakukan karena krisis yang istrinya alami.
Apa yang menyebabkan hubungan yang tadinya romantis jadi renggang di tahun ketiga pernikahannya? Dan apa saja sih hal yang bisa kita pelajari dari kisah pasangan suami istri yang bikin penonton pusing perihal urusan rumah tangga keduanya?
Yuk kita bahas!
Relasi Tak Setara Bisa Jadi Bumerang
Gambaran awal pernikahan Baek Hyun Woo dan Hong Hae In berdasarkan oleh cinta. Di mana mereka berdua menafikkan perbedaan ekonomi yang ada serta timpang. Hyun Woo yang berasal dari desa kecil meski ia termasuk kelas menengah di daerah asalnya. Tetapi kelas sosialnya masih jauh dibandingkan dengan Hong Hae-in yang berasal dari Seoul, keluarga pemilik perusahaan dan konglomerat.
Tak bisa kita pungkiri kalau hubungan tak setara ini nyatanya akan menimbulkan konfli. Jika mereka tak saling menghargai adanya perbedaan tersebut. Seperti yang terjadi pada Baek HyunWoo setelah 3 tahun pernikahan dia merasa tertekan karena mertuanya selalu merasa bisa mengendalikan Baek Hyun Woo. Hal tersebut membuat Hyun Woo jadi tak bisa mengungkapkan apa yang sedang ia alami dan ia rasakan karena takut kepada Hong Hae-in.
Perasaan takut dan merasa kecil di hadapan Hong Hae-in itu bisa jadi sebab ketimpangan status sosial dan ekonomi yang ada. Hal ini dapat teratasi jika keduanya saling meluruhkan ego, yang satu tak merasa lebih unggul, bersedia mendukung pasangan dan yang satunya tidak menganggap pasangannya itu lawan.
Orang yang merasa rendah bisa penyebabnya karena ego terlalu besa. Ingin selalu di atas pasangannya, serta menempatkan pasangan itu sebagai lawan bukan partner.
Mungkin yang Baek-Hyun Woo alami di awal, karena ia merasa kalau laki-laki seharusnya itu di atas istrinya. Bukan sebaliknya, di mana pandangan ini tidak lain karena adanya internalisasi dari budaya patriarki yang sedikit banyaknya berpengaruh dalam tumbuh kembang laki-laki, sehingga dia merasa egonya terluka. Tapi lama kelamaan ia meleburkan ego tersebut dan tumbuh jadi pasangan yang baik untuk istrinya.
Rasa Cinta Itu Perlu Kita Pupuk
Pasangan suami istri yang bikin penonton menangis hingga tersedu-sedu ini, di awal-awal masih terlihat berbunga-bunga layaknya orang yang jatuh cinta. Hingga selang tiga tahun pernikahan, hubungan keduanya renggang. Sering terjadi salah paham, serta perasaan yang tadinya menggebu-gebu menjadi perasaan hambar.
Hubungan keduanya renggang mulanya karena Hong Hae-in mengalami keguguran. Hong Hae-in yang merasa mengalami duka sendirian serta menyembunyikan duka tersebut. Dia pura-pura baik-baik saja membuat Hyun Woo mengira kalau ia yang hanya berduka. Padahal keduanya saling berduka hanya saja tak mereka komunikasikan.
Kalau saja mereka saling mengobrol tentang apa yang mereka rasakan. Yakni saling mengandalkan satu sama lain, memproses duka tersebut bersama dan tidak termakan ego juga gengsi, mungkin masalahnya akan reda. Tapi mereka malah memilih untuk diam serta berjarak. Sampai akhirnya hubungan mereka membaik ketika berhadapan dengan kesulitan, baru mereka sadar kalau saling cinta namun lupa untuk memupuk cinta itu.
Dari kisah ini aku jadi belajar bahwa perasaan cinta itu layaknya tanaman yang butuh terus kita siram setiap saat agar tidak layu. Kalau kita biarkan begitu saja lama kelamaan akan layu bahkan mati.
Cinta Bukanlah Satu-Satunya yang Harus Ada dalam Pernikahan
Seperti yang Baek Hyun Woo katakan:
“Aku menikahinya karena jatuh cinta, tetapi kini setelah menikah perasaan itu rasanya bisa datang dan hilang kapan saja.”
Cinta nyatanya tidak cukup untuk membuat hubungan bertahan. Cinta bisa hilang kapanpun jika tak ada kemauan untuk untuk memupuknya. Sehingga butuh juga hal lain dalam pernikahan yang harus ada di antaranya. Yaitu bersedia untuk saling komunikasi, saling menghargai, saling mengerti, saling memahami, saling bekerja sama dan punya kemauan untuk saling bertahan.
Komunikasi yang buruk bisa jadi bumerang. Sebagaimana kata orang-orang bahwa pernikahan itu isinya 70% ngobrol. Kalau ngobrol tentang hal kecil aja susah bagaimana bisa ngobrol hal yang lebih krusial? Sebenarnya kunci hubungan itu bukan terletak pada banyaknya komunikasi tapi terletak pada kemampuan komunikasi yang dibutuhkan sehingga kualitas komunikasinya bagus.
Selain tentang memiliki kemampuan komunikasi yang bagus, saling respect satu sama lain juga nggak kalah pentingnya. Meski cinta itu ada jika tak ada rasa saling menghargai, hubungan yang telah terbangun akan susah bertahan, hal ini juga dikatakan oleh Hasan Askari (psikolog) dalam youtube channelnya:
“Pernikahan bisa bertahan tanpa cinta kalau ada respect, tapi pernikahan tidak bisa bertahan tanpa adanya respect walaupun ada cinta.”
Baek Hyun Woo dan Hong Hae-in pada akhirnya saling bertahan itu bukan hanya karena mereka saling mencintai tapi mereka sama-sama bersedia untuk saling meluruhkan ego serta bersedia membangun komunikasi,
Intervensi Keluarga Jadi Bikin Runyam
Dari Drama Queen Of Tears kita bisa melihat bahwa ternyata pernikahan yang terlalu banyak ikut campur dari keluarga malah bikin runyam. Seperti yang Baek Hyun Woo rasakan, bagaimana dia hidup diatur-atur oleh mertuanya. Sehingga dia nggak punya kemerdekaan untuk menjalani apa yang ia inginkan, hingga berimbas pada renggangnya hubungan mereka.
Namun, setelah mereka kembali membangun hubungan yang tadinya sempat memburuk, mereka memutuskan untuk tidak serumah lagi dengan orang tua. Mereka dapat menciptakan momen lebih banyak dibandingkan dulu ketika mereka tinggal dengan orang tua. Tentunya hal ini privilege buat orang-orang tertentu.
Relasi Keluarga Berpengaruh Pada Relasi Cinta di Usia Dewasa
Hong Hae-in mengalami pengabaian dari ibunya sedari ia kecil karena dianggap sebagai sosok yang menyebabkan kematian kakaknya.
Karena luka akibat pengabaian emosional dari ibunyalah dia tumbuh menjadi seseorang yang keras terhadap dirinya sendiri, susah untuk menunjukkan perasaannya, dan cenderung menutupi lukanya sendirian, sehingga dalam hubungannya dengan Hyun Woo dia merasa nggak perlu memberi tahu Hyun Woo tentang apa yang ia rasakan.
Terlebih ketika dia mengalami duka akibat keguguran yang membuat Hyun Woo salah paham dan jadi berjarak dengannya. Tapi selama kesulitan, dia bertumbuh untuk nggak berlarut-larut dalam luka pengabaian dan bersedia memperbaiki diri untuk membangun hubungan yang lebih baik dengan Hyun Woo.
Dari kisah Hong Hae-in ini, aku jadi belajar bahwa pola asuh orang tua semasa kecil sangat berpengaruh pada karakter anak hingga usia dewasa. Namun kita nggak bisa terus-terusan larut dari rasa sakit tersebut dan kita bisa punya pilihan untuk berdamai dengan luka itu. []