• Login
  • Register
Jumat, 4 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

Benarkah Perempuan Haid itu Kotor dan Najis?

Segala ijtihad, tafsir, pemaknaan atu perilaku yang mengarah pada diskriminasi dan penistaan pada tubuh perempuan akibat menstruasi harus kita hentikan karena bertentangan dengan misi Islam.

Tuti Mutiah Alawiah Tuti Mutiah Alawiah
24/09/2023
in Personal
0
Perempuan Haid

Perempuan Haid

957
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Stigma negatif bagi perempuan haid dianggap perempuan kotor itu hingga saat ini masih saya rasakan. Karena belum lama ini, ada salah satu teman laki-laki saya, yang mengatakan “kamu kan lagi haid jangan masuk-masuk ke masjid. Nanti najis lho.”

Ucapan itu masih saya ingat betul dan akibat perkatannya itu, saya agak gedek dan sedikit sakit hati. Tapi memangnya senajis ini ya perempuan haid itu?. Sampai ke masjid pun mereka larang. Padahal saya kan sudah pakai pembalut, dan nggak mungkin darah haid ini menetes.

Selain itu, waktu haid aku yang sedang sakit-sakitnya, ada teman laki-laki yang mengatakan, “alah kamu lebay banget sih, haid gitu aja sampai aduh-aduhan kayak gitu.”

Karena tidak sabar dengan perkataannya itu, saya marah dan ngomong ke dia, “heeehhhh enak saja, ngomong lebay-lebay. Kamu jangan anggap sepele perempuan yang sedang haid. Ini sakit banget wooyy.”

Saya marah betul ketika banyak laki-laki yang menganggap sepele saat perempuan benar-benar merasakan sakitnya haid. Mereka belum tahu, sakitnya itu kayak perut kita diremas-remas.

Baca Juga:

Hak dan Kewajiban Laki-laki dan Perempuan dalam Fikih: Siapa yang Diuntungkan?

Perceraian dalam Fikih: Sah untuk Laki-Laki, Berat untuk Perempuan

Fikih yang Kerap Merugikan Perempuan

Pergeseran Narasi Pernikahan di Kalangan Perempuan

Kayaknya, laki-laki ini sama sekali tidak memiliki empati kepada para perempuan yang sedang haid. Bukannya ia bantu, justru ini mereka katakan seperti itu.

Maka dari itu, hal inilah yang menjadi dasar bagi saya tertarik untuk menulis, terkait beberapa persoalan di atas.

Dalam persoalan perempuan haid yang mereka anggap sebagai manusia kotor, saya tertarik untuk mengutip pandangan Dr. Faqihuddin Abdul Kodir dalam buku Perempuan bukan Sumber Fitnah.

Perempuan adalah Manusia Suci

Dalam buku tersebut, Kiai Faqih menjelaskan bahwa tubuh perempuan adalah suci sebagai manusia, sebagai mana tubuh laki-laki. Jika darah haid dapat dipastikan tidak mengotori masjid, perempuan dibolehkan memasuki masjid.

Hal ini persis pernah Nabi Saw sampaikan kepada Aisyah r.a., “Darah haidmu itu tidak berada di tanganmu. “Pernyataan ini disampaikan ketika Aisyah r.a diminta mengambil pakaian dari dalam masjid, lalu menjawab: “Aku sedang haid.”

Dari Aisyah r. a., berkata: Rasulullah Saw. bersabda: “Ambilkan pakaianku dari dalam masjid.” Aku menjawab: “Aku sedang haid.” Lalu Nabi menimpali: “Haidmu itu di tanganmu.” (Shahih al-Bukhari, Kitab al-haidh, no. 715).

Dari hadis tersebut, masih mengutip pendapat Kiai Faqih bahwa hal inilah pernyataan yang revolusioner dari Nabi Saw untuk mengikis segala mitos najis tubuh perempuan akibat menstruasi. Dengan bukti ini, ajaran Islam sama sekali tidak menistakan tubuh perempuan yang sedang menstruasi.

Sebuah Keringanan

Pengecualian yang dilakukan Islam terkait kondisi tubuh perempuan pada masa menstruasi harus dimaknai sebagai penghargaan dan keringanan, atau apresiasi dan dispensasi (min bab al-tarkish). Bukan diskriminasi apalagi penistaan. Sehingga segala ijtihad ulama seyogianya kita arahkan ke dispensasi daripada diskriminasi, terutama pada hal-hal sosial.

Oleh sebab itu, maka, lanjut kata Kiai Faqih, segala ijtihad, tafsir, pemaknaan atu perilaku yang mengarah pada diskriminasi dan penistaan pada tubuh perempuan akibat menstruasi harus kita hentikan karena bertentangan dengan misi Islam.

Bahkan dalam hal ini, perlu saya tegaskan bahwa darah menstruasi itu hanya keluar dari vagina perempuan. Dan karena itu, yang Islam larang hanyalah berhubungan seks (penetrasi) untuk menjaga kesehatan tubuh, baik untuk kesehatan laki-laki dan terutama perempuan.

Maka dengan demikian, saya kira sangat jelas bahwa tubuh perempuan yang sedang haid adalah kotor itu mitos. Bahkan tidak sejalan dengan ajaran agama Islam yang justru melindungi para perempuan haid.

Dengan demikian, hal inilah yang perlu para laki-laki catat dan ketahui. Ketika perempuan sedang haid, tugas kamu adalah dengan memberikan empati kepada mereka. []

Tags: BenarkahHaidkotorNajisperempuan
Tuti Mutiah Alawiah

Tuti Mutiah Alawiah

Terkait Posts

Ruang Aman, Dunia Digital

Laki-laki Juga Bisa Jadi Penjaga Ruang Aman di Dunia Digital

3 Juli 2025
Vasektomi

Vasektomi, Gender, dan Otonomi Tubuh: Siapa yang Bertanggung Jawab atas Kelahiran?

2 Juli 2025
Narasi Pernikahan

Pergeseran Narasi Pernikahan di Kalangan Perempuan

1 Juli 2025
Toxic Positivity

Melampaui Toxic Positivity, Merawat Diri dengan Realistis Ala Judith Herman

30 Juni 2025
Second Choice

Women as The Second Choice: Perempuan Sebagai Subyek Utuh, Mengapa Hanya Menjadi Opsi?

30 Juni 2025
Tradisi Ngamplop

Tradisi Ngamplop dalam Pernikahan: Jangan Sampai Menjadi Beban Sosial

29 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Konten Kesedihan

    Fokus Potensi, Difabel Bukan Objek Konten Kesedihan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ketika Istilah Marital Rape Masih Dianggap Tabu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengapa Perceraian Begitu Mudah untuk Suami?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Meninjau Ulang Cara Pandang terhadap Orang yang Berbeda Keyakinan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bisnis Mentoring Poligami: Menjual Narasi Patriarkis atas Nama Agama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Komitmen Disabilitas untuk Isu Iklim
  • Merencanakan Anak, Merawat Kemanusiaan: KB sebagai Tanggung Jawab Bersama
  • Kisah Jun-hee dalam Serial Squid Game dan Realitas Perempuan dalam Relasi yang Tidak Setara
  • Bisnis Mentoring Poligami: Menjual Narasi Patriarkis atas Nama Agama
  • Laki-laki Juga Bisa Jadi Penjaga Ruang Aman di Dunia Digital

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID