• Login
  • Register
Sabtu, 28 Januari 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom

Bila Harus Berpisah

Rosidin Rosidin
24/01/2018
in Kolom
0
berpisah

berpisah

150
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Kerelaan atau tidak adanya pemaksaan harus mewarnai relasi suami istri. Suami maupun istri harus rela satu sama lain. Dengan itu, kerelaan merupakan unsur penting yang layak berkembang dalam hubungan ini. Pemaksaan, terlebih dengan kekerasan yang dilakukan oleh salah satu pihak bisa dikatakan dekat dengan kezaliman. Perbuatan menegasi isteri dengan meninggalkan perannya dalam proses pengambilan keputusan berpisah juga bisa disebut sebagai tindakan penganiayaan yang melanggar hak asasi isteri.

perceraian yang baik dilakukan melalui jalan dan prosedur yang bersifat edukatif serta etis. Pertama, suami dan isteri saling memberi nasehat. Kedua, pisah tempat tidur antar keduanya. Jika cara kesatu dan kedua tidak membuahkan hasil, maka ketiga, suami dan isteri memberi ketegasan dengan tidak melukai perasaan. Dan keempat, keduanya mendatangi juru damai dan kalau tidak berhasil mesti bersepakat menyelesaikan lewat hakim untuk berpisah dengan baik-baik.

Dengan kata lain, dalam konteks ini, kezaliman relatif mungkin dilakukan suami terhadap isterinya. Mengingat, di satu sisi, pertanda problematika keluarga telah mencapai puncaknya yang bisa jadi sulit dipecahkan. Di sisi lain perempuan pada beberapa kasus sering menjadi korban.

Perceraian berbasis pada kebaikan merupakan peristiwa kontroversial yang berlalu di jalan ahlak yang terpuji. Buruknya persahabatan dan hilangnya kesenangan hidup akibat akhlak tercela bisa dilakukan oleh suami dan isteri.

Karena itu, perceraian yang baik dilakukan melalui jalan dan prosedur yang bersifat edukatif serta etis. Pertama, suami dan isteri saling memberi nasehat. Kedua, pisah tempat tidur antar keduanya. Jika cara kesatu dan kedua tidak membuahkan hasil, maka ketiga, suami dan isteri memberi ketegasan dengan tidak melukai perasaan. Dan keempat, keduanya mendatangi juru damai dan kalau tidak berhasil mesti bersepakat menyelesaikan lewat hakim untuk berpisah dengan baik-baik.

Ayat-ayat perceraian menunjukkan diperkenankannya perceraian yang dilaksanakan dengan cara baik. Ayat yang menyatakan perceraian sesuatu yang halal tetapi dibenci Allah Swt. terkesan tidak sejalan dengan pesan ayat-ayat lain tentang pemberian mut’ah yang mengisyaratkan pengobat luka akibat perceraian. Walaupun didadarkan pada hadis riwayat Ibnu Majah, Abu Dawud, dan Hakim.

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • 3 Hal yang Perlu Ditegaskan Ketika Perempuan Aktif di Ruang Publik
  • Khitan Baik Bagi Laki-laki dan Tidak Baik Bagi Perempuan
  • Budaya Patriarki Picu Perempuan Jadi Mayoritas Korban Kekerasan Seksual
  • Metode Mubadalah Menggunakan Prinsip Dasar yang Menyapa Laki-laki dan Perempuan

Baca Juga:

3 Hal yang Perlu Ditegaskan Ketika Perempuan Aktif di Ruang Publik

Khitan Baik Bagi Laki-laki dan Tidak Baik Bagi Perempuan

Budaya Patriarki Picu Perempuan Jadi Mayoritas Korban Kekerasan Seksual

Metode Mubadalah Menggunakan Prinsip Dasar yang Menyapa Laki-laki dan Perempuan

Berpijak pada perspektif logika teologis, Allah tidak akan menciptakan sesuatu yang kontradiktif, membenci sesuatu yang dihalalkan, melainkan menghalalkan sesuatu yang disukai dan melarang yang dibenci.

Logika ini mengisyaratkan bahwa perceraian tidak dilarang atau dapat dilakukan, jika penyelesaian problematika suami isteri menemui jalan buntu, dan apabila perceraian dijadikan alternatif pamungkas. Keberadaannya sebatas menjadi pintu darurat yang mesti dilalui dalam rangka tindakan penyelamatan bersama. Sedangkan yang dibenci-Nya adalah perilaku gegabah dari suami-isteri dalam melakukan perceraian.

Apabila ayat dan hadis mengenai perceraian dikompromikan secara hati-hati, maka agaknya dapat dikatakan bahwa perceraian diperkenankan bila dilakukan dengan cara baik, yaitu pertama, terdapat sebab yang sulit dipecahkan dengan cara selain bercerai. Kedua; penyertaan isteri dalam urun rembug membicarakan persoalan perceraiannya. Ketiga; pemberian mut’ah kepada isteri. Keempat; menempuh prosedur yang pedagogis dan berakhlak tanpa mencaci dan saling membuka keburukan.

Manakala perceraian dilaksanakan dengan cara sebaliknya atau semena-mena, bernuansa kezaliman dan rekayasa, serta berujung dengan perseteruan dan putusnya tali silaturahim, maka kiranya dapat dinilai bahwa perceraian macam ini tegolong sesuatu yang halal, tetapi dibenci Allah Swt.[]

Tags: berceraiberpisahkeluarga bercerailaki-lakiperceraianperempuan
Rosidin

Rosidin

Terkait Posts

Content Creator, Ngemis Online

Content Creator atau Ngemis Online?

28 Januari 2023
Pengalaman Perempuan

Writing for Healing: Mencatat Pengalaman Perempuan dalam Sebuah Komunitas

28 Januari 2023
Pesantren Menjawab Isu Lingkungan

Atensi Pesantren Menjawab Isu Lingkungan

28 Januari 2023
Budaya Patriarki

Budaya Patriarki Picu Perempuan Jadi Mayoritas Korban Kekerasan Seksual

27 Januari 2023
Tata Kelola Sampah

Bermubadalah, Perspektif Baru Tata Kelola Sampah

27 Januari 2023
Kampus Cantik

Akun Instagram Kampus Cantik, Sebuah Bentuk Glorifikasi Seksisme Bagi Perempuan

27 Januari 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Fatwa KUPI

    Menanti Hasil Fatwa KUPI dari Kokohnya Bangunan Epistemologi Part II-Habis

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 5 Pilar Keluarga Berencana dalam Perspektif Mubadalah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Writing for Healing: Mencatat Pengalaman Perempuan dalam Sebuah Komunitas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Atensi Pesantren Menjawab Isu Lingkungan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Konco Wingking Dalam Perspektif Mubadalah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • 3 Hal yang Perlu Ditegaskan Ketika Perempuan Aktif di Ruang Publik
  • Content Creator atau Ngemis Online?
  • 5 Pilar Keluarga Berencana dalam Perspektif Mubadalah
  • Menanti Hasil Fatwa KUPI dari Kokohnya Bangunan Epistemologi Part II-Habis
  • Terminologi Mubadalah Berguna Untuk Gagasan Relasi Kerjasama

Komentar Terbaru

  • Menjauhi Sikap Tajassus Menjadi Resolusi di 2023 - NUTIZEN pada (Masih) Perlukah Menyusun Resolusi Menyambut Tahun Baru?
  • Pasangan Hidup adalah Sahabat pada Suami Istri Perlu Saling Merawat Tujuan Kemaslahatan Pernikahan
  • Tanda Berakhirnya Malam pada Relasi Kesalingan Guru dan Murid untuk Keberkahan Ilmu
  • Tujuan Etika Menurut Socrates - NUTIZEN pada Menerapkan Etika Toleransi saat Bermoda Transportasi Umum
  • Film Yuni Bentuk Perlawanan untuk Masyarakat Patriarki pada Membincang Perkawinan Anak dan Sekian Hal yang Menyertai
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist