• Login
  • Register
Sabtu, 5 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

Bunuh Diri dalam Islam dan Bagaimana Kasih Sayang Allah itu Besar

Jangan sekalipun terlintas dalam pikiran kita untuk melakukan tindakan bunuh diri. Karena sesungguhnya Allah juga Maha Penyayang pada hambaNya

Alivia Nuriyani Syiva Alivia Nuriyani Syiva
16/12/2023
in Personal
0
Bunuh Diri

Bunuh Diri

1.3k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Akhir-akhir ini, banyak sekali berita dan kabar mengenai bunuh diri. Hal ini kemudian membuat saya bertanya-tanya, selain masalah mental, sebetulnya bagaimana pendekatan agama dalam memahami fenomena bunuh diri itu sendiri. Bagaimana Allah yang Maha Penyayang dan Maha Pengasih melihat tindakan-tindakan bunuh diri oleh hamba-Nya tersebut.

Karena saya melihat sendiri bagaimana respons dari para netizen ketika mengomentari setiap berita peristiwa bunuh diri ini. Banyak sekali di antara mereka yang menghakimi, mencaci maki, bahkan mengata-ngatai seseorang yang bahkan sudah meninggal tersebut. Tindakan mereka seakan-akan lupa bahwa Tuhan mereka adalah Dzat yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Hal tersebut kemudian membuat saya mencari-cari di internet terkait apa respon Islam yang sebenarnya dalam menghadapi situasi hambaNya yang katakanlah sedang putus asa, tidak tahu arah, dan juga menanggung banyak masalah.

Allah sayang pada Setiap HambaNya

Lalu, saya menemukan sebuah pendapat orang yang sangat menyentuh hati saya. Di mana dalam penjelasan tersebut mengatakan bahwa betapa sesungguhnya Allah itu sayang kepada setiap hambaNya, dan tidak mau hambaNya menyakiti diri sendiri, apalagi sampai berakhir bunuh diri.

Hal ini Allah jelaskan dalam Quran surat An-Nisa ayat 29 yang berbunyi:

Baca Juga:

Islam Melawan Oligarki: Pelajaran dari Dakwah Nabi

Mengapa Islam Harus Membela Kaum Lemah?

Boys Don’t Cry: Membongkar Kesalingan, Menyadari Laki-laki Juga Manusia

Melampaui Toxic Positivity, Merawat Diri dengan Realistis Ala Judith Herman

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا تَأْكُلُوٓا۟ أَمْوَٰلَكُم بَيْنَكُم بِٱلْبَٰطِلِ إِلَّآ أَن تَكُونَ تِجَٰرَةً عَن تَرَاضٍ مِّنكُمْ ۚ وَلَا تَقْتُلُوٓا۟ أَنفُسَكُمْ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيمًا

Artinya:

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.” (QS An Nisa: 29).

Dalam ayat tersebut terdapat dua kalimat yang menurut saya sangat mencerminkan betapa Allah menyayangi kita. Pertama, ketika disebutkan “Dan janganlah kamu membunuh dirimu”. Melalui kalimat ini, Allah seakan sangat tidak mau hambaNya untuk menyakiti diri sendiri.

Lalu, yang lebih menyentuh hati lagi adalah kalimat setelahnya, yakni “sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.” Melalui kalimat ini, Allah menunjukkan bagaimana sebenar-benarnya respon yang harus kita tunjukkan apabila ada orang terdekat kita yang berpikiran untuk bunuh diri.

Jangan Menghakimi

Dengan Allah mengatakan “sesungguhnya Allah Maha Penyayang” telah menjadi bukti bahwa ketika ada orang yang berpikiran untuk bunuh diri, Allah bukan mengikuti peringatannya dengan ancaman, melainkan dengan pernyataan bahwa Allah maha penyayang.

Kalimat tersebut juga menurut saya menggambarkan Allah yang pasti akan menolong hamba-Nya dengan penuh kasih sayang. Seakan-akan Allah sedang berkata “Janganlah kau sakiti dirimu sendiri, sesungguhya Aku sangat menyayangimu” dan bukan malah “Jangan kau sakiti dirimu, karena Aku membenci hal tersebut.”

Ini sekaligus menjadi tamparan bagi kita semua, umat manusia, yang terkadang masih menghakimi orang lain atas apa yang terjadi. Maka dari itu, sudah seharusnya kita mencontoh zat-zat Allah yang maha baik.

Maka menurut saya, sikap kita yang terbaik dalam menghadapi fenomena banyaknya orang yang berkeinginan untuk bunuh diri adalah dengan mendoakan mereka alih-alih menghakiminya. Atau memberi dukungan pada anggota keluarga yang ditinggalkan, agar tidak mengambil jalan serupa. Yakni mengakhiri hidup dengan membunuh diri sendiri.

Meski demikian, saran saya jangan sekalipun terlintas dalam pikiran kita untuk melakukan tindakan bunuh diri. Karena sesungguhnya Allah juga Maha Penyayang pada hamba-Nya yang sedang mengalami kesulitan. Teruslah berdoa dan berikhtiar untuk bisa keluar dari keterpurukan. []

Tags: Bunuh DiriHidupislamkasih sayangKesehatan Mental
Alivia Nuriyani Syiva

Alivia Nuriyani Syiva

Terkait Posts

Ruang Aman, Dunia Digital

Laki-laki Juga Bisa Jadi Penjaga Ruang Aman di Dunia Digital

3 Juli 2025
Vasektomi

Vasektomi, Gender, dan Otonomi Tubuh: Siapa yang Bertanggung Jawab atas Kelahiran?

2 Juli 2025
Narasi Pernikahan

Pergeseran Narasi Pernikahan di Kalangan Perempuan

1 Juli 2025
Toxic Positivity

Melampaui Toxic Positivity, Merawat Diri dengan Realistis Ala Judith Herman

30 Juni 2025
Second Choice

Women as The Second Choice: Perempuan Sebagai Subyek Utuh, Mengapa Hanya Menjadi Opsi?

30 Juni 2025
Tradisi Ngamplop

Tradisi Ngamplop dalam Pernikahan: Jangan Sampai Menjadi Beban Sosial

29 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Rumah Tak

    Rumah Tak Lagi Aman? Ini 3 Cara Orang Tua Mencegah Kekerasan Seksual pada Anak

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Belajar Inklusi dari Sekolah Tumbuh: Semua Anak Berhak Untuk Tumbuh

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pesan Pram Melalui Perawan Remaja dalam Cengkeraman Militer

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tahun Baru Hijriyah: Saatnya Introspeksi dan Menata Niat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pak Bahlil, Kritik Tambang Bukan Tanda Anti-Pembangunan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Belajar Inklusi dari Sekolah Tumbuh: Semua Anak Berhak Untuk Tumbuh
  • Tahun Baru Hijriyah: Saatnya Introspeksi dan Menata Niat
  • Pesan Pram Melalui Perawan Remaja dalam Cengkeraman Militer
  • Rumah Tak Lagi Aman? Ini 3 Cara Orang Tua Mencegah Kekerasan Seksual pada Anak
  • Berjalan Bersama, Menafsir Bersama: Epistemic Partnership dalam Tubuh Gerakan KUPI

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID