• Login
  • Register
Sabtu, 5 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Cara Menyikapi Dua Jenis Pengalaman Perempuan

Oleh karena itu, pengalaman perempuan secara biologis adalah bagian tak terpisahkan dari kedirian perempuan sebagai manusia.

Redaksi Redaksi
05/08/2024
in Hikmah, Pernak-pernik
0
Menyikapi Pengalaman Perempuan

Menyikapi Pengalaman Perempuan

770
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Perempuan adalah manusia yang memiliki pengalaman yang tidak ada padanannya pada laki-laki. Perempuan memiliki pengalaman biologis, juga pengalaman sosial. Cara kita menyikapi dua jenis pengalaman ini menentukan cara kita memanusiakan perempuan.

Secara biologis, perempuan mengalami lima hal, yaitu menstruasi, hamil, melahirkan, nifas, dan menyusui. Secara sosial, perempuan rentan mengalami ketidakadilan berbasis gender, yakni diperlakukan tidak adil semata-mata karena menjadi perempuan. Bentuknya juga ada lima, yaitu stigmatisasi, marginalisasi, subordinasi, kekerasan, dan beban ganda.

Islam tidak memandang pengalaman perempuan sebagai urusan perempuan saja, laki-laki pun perlu peduli. Bahkan, ayat tentang menstruasi, hamil, melahirkan, dan menyusui, semua mengandung petunjuk pada selain perempuan untuk tidak membebani, tapi mendukung berbuat sesuatu untuk meringankan perempuan.

Pengalaman perempuan tidak hanya dibahas sebagai topik, melainkan juga sebagi perspektif. Karenanya, Islam memberi aturan khusus bagi perempuan yang menstruasi, hamil, melahirkan, nifas, atau menyusui dalam menjalankan ibadah, seperti shalat, puasa, dan haji.

Demikian pula, Islam selama 23 tahun masa kerasulan Nabi Muhammad Saw berproses membebaskan perempuan dari aneka bentuk ketidakadilan. Misalnya, dengan memastikan bagian warisnya, nilai saksinya, hingga posisinya dalam perkawinan.

Baca Juga:

Yang Benar-benar Seram Itu Bukan Hidup Tanpa Nikah, Tapi Hidup Tanpa Diri Sendiri

Islam Memuliakan Orang yang Bekerja

Islam Melawan Oligarki: Pelajaran dari Dakwah Nabi

Mengapa Islam Harus Membela Kaum Lemah?

Kemanusiaan Perempuan

Sayangnya, di kemudian hari pengalaman perempuan jenis ini hanya lazim dibahas sebagai topik, bukan perspektif, sehingga spirit pemanusiaan perempuan tereduksi. Kita bisa meneladani Islam dalam menjadikan pengalaman perempuan sebagai perspektif, tidak semata-mata sebagai topik.

Oleh karena itu, pengalaman perempuan secara biologis adalah bagian tak terpisahkan dari kedirian perempuan sebagai manusia. Secara sosial, terbebas dari lima bentuk ketidakadilan gender juga menjadi prasyarat mutlak kemanusiaan perempuan.

Tanpa perhatian khusus pada pengalaman perempuan, kearifan sosial, kebijakan negara, bahkan kemaslahatan agama bisa hanya mencapai kearifan, kebijakan, dan kemaslahatan legal formal. Belum substansial bagi perempuan. Mari kita pastikan, apakah sesuatu yang kita yakini arif, bijak, dan maslahat tersebut:

Pertama, arif, bijak, maslahat untuk perempuan yang mengalami menstruasi, hamil, melahirkan, nifas, dan menyusui.

Kedua, telah membebaskan perempuan dari stigmatisasi, marginalisasi, subordinasi, kekerasan, dan beban ganda. []

Tags: islamMenyikapiPengalamanperempuan
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Bekerja adalah bagian dari Ibadah

Bekerja itu Ibadah

5 Juli 2025
Bekerja

Jangan Malu Bekerja

5 Juli 2025
Bekerja dalam islam

Islam Memuliakan Orang yang Bekerja

5 Juli 2025
Kholidin

Kholidin, Disabilitas, dan Emas : Satu Tangan Seribu Panah

5 Juli 2025
Sekolah Tumbuh

Belajar Inklusi dari Sekolah Tumbuh: Semua Anak Berhak Untuk Tumbuh

4 Juli 2025
Oligarki

Islam Melawan Oligarki: Pelajaran dari Dakwah Nabi

4 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Gerakan KUPI

    Berjalan Bersama, Menafsir Bersama: Epistemic Partnership dalam Tubuh Gerakan KUPI

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Jun-hee dalam Serial Squid Game dan Realitas Perempuan dalam Relasi yang Tidak Setara

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ISIF akan Gelar Halaqoh Nasional, Bongkar Ulang Sejarah Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kholidin, Disabilitas, dan Emas : Satu Tangan Seribu Panah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Islam Memuliakan Orang yang Bekerja

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Bekerja itu Ibadah
  • Menemukan Wajah Sejati Islam di Tengah Ancaman Intoleransi dan Diskriminasi
  • Jangan Malu Bekerja
  • Yang Benar-benar Seram Itu Bukan Hidup Tanpa Nikah, Tapi Hidup Tanpa Diri Sendiri
  • Islam Memuliakan Orang yang Bekerja

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID