• Login
  • Register
Jumat, 11 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Aktual

Catcalling Bukan Sebuah Pujian, Tapi itu Bentuk Kekerasan

“Kita ingin banget tackle dalam isu ini, supaya orang dapat lebih respect satu sama lain dan sadar bahwa catcalling ini salah satu bentuk kekerasan yang dapat melemahkan para perempuan,” kata founder BeWithYou, Maya

Redaksi Redaksi
23/10/2022
in Aktual
0
catcalling

catcalling

556
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Campaign.com bersama BeWithYou mengajak kita semua untuk berkampanye bahwa catcalling bukanlah sebuah pujian, melainkan itu merupakan bentuk kekerasan.

Kampanye ini digaungkan dengan mengupload foto atau tulisan dengan menggunakan tagar #CatcallingBukanPujian.

Dengan kampanye #CatcallingBukanPujian ini, diharapkan dapat menolong para korban dan memberantas kasus pelecehan seksual secara verbal.

“Kita ingin banget tackle dalam isu ini, supaya orang dapat lebih respect satu sama lain dan sadar bahwa catcalling ini salah satu bentuk kekerasan yang dapat melemahkan para perempuan,” kata founder BeWithYou, Maya Kornelia Musa, dalam rilis yang mubadalah terima, belum lama ini.

Lebih lanjut, Maya juga menyebutkan, jika merujuk UU Tindak Pidana Kekerasan Seksual Pasal 5, catcalling termasuk sebagai kekerasan seksual secara verbal dan para pelaku dapat terpidana.

Hasil Survei Pelecehan Seksual di Ruang Publik menunjukkan, sebanyak 60% para korban menyampaikan pernah mengalami pelecehan secara verbal yaitu komentar atas tubuh.

Baca Juga:

Rumah Tak Lagi Aman? Ini 3 Cara Orang Tua Mencegah Kekerasan Seksual pada Anak

Meninjau Ulang Amar Ma’ruf, Nahi Munkar: Agar Tidak Jadi Alat Kekerasan

Kekerasan dalam Pacaran Makin Marak: Sudah Saatnya Perempuan Selektif Memilih Pasangan!

Bukan Lagi Pinggir Kota yang Sejuk: Pisangan Ciputat dalam Krisis Lingkungan

Namun mengenai hal ini, pengetahuan masyarakat akan hal ini masih minim dan belum aware terhadap fenomena catcalling.

Masih adanya stereotip gender di tengah masyarakat yang menimbulkan makna ganda pada catcalling itu sendiri, yaitu sebagai candaan atau pujian dan catcalling sebagai pelecehan seksual.

Dengan masih mengakarnya stereotip gender tersebut, akan semakin banyak perempuan yang menjadi korban catcalling.

Maka dari itu, semakin banyak organisasi yang memperjuangkan kesetaraan gender dan mematahkan setiap stereotip yang ada di tengah masyarakat.

Maya juga mengungkapkan bahwa ia mendirikan BeWithYou supaya perempuan Indonesia bisa lebih berdaya dan mempunyai ruang yang aman.

“Ketika perempuan Indonesia bisa berdaya dan mereka punya pilihan dan bisa memilih. Pada akhirnya nanti mereka bisa dukung perekonomian Indonesia,” tukasnya. (Rul)

Tags: bentukbukanCatcallingkekerasanpelecehan seksualpujian
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Marzuki Wahid

Membongkar Narasi Sejarah Maskulin: Marzuki Wahid Angkat Dekolonisasi Ulama Perempuan

6 Juli 2025
Sejarah Ulama Perempuan

Menulis Ulang Sejarah Ulama Perempuan: Samia Kotele Usung Penelitian Relasional, Bukan Ekstraktif

6 Juli 2025
Samia

Samia Kotele: Bongkar Warisan Kolonial dalam Sejarah Ulama Perempuan Indonesia

6 Juli 2025
Ulama Perempuan

Menelusuri Jejak Ulama Perempuan Lewat Pendekatan Dekolonial

6 Juli 2025
Sejarah Ulama Perempuan ISIF

ISIF akan Gelar Halaqoh Nasional, Bongkar Ulang Sejarah Ulama Perempuan Indonesia

5 Juli 2025
kekerasan seksual terhadap anak

Dr. Nur Rofiah Tegaskan Pentingnya Mengubah Cara Pandang untuk Hentikan Kekerasan Seksual pada Anak

18 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kopi yang Terlambat

    Jalanan Jogja, Kopi yang Terlambat, dan Kisah Perempuan yang Tersisih

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sudahkah Etis Jokes atau Humor Kepada Difabel? Sebuah Pandangan Islam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Life After Graduated: Perempuan dalam Pilihan Berpendidikan, Berkarir, dan Menikah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film Horor, Hantu Perempuan dan Mitos-mitos yang Mengikutinya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hingga Saat Ini Perempuan Masih Dipandang sebagai Fitnah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Menakar Kualitas Cinta Pasangan Saat Berhaji
  • Islam: Membebaskan Manusia dari Gelapnya Jahiliyah
  • Ikrar KUPI, Sejarah Ulama Perempuan dan Kesadaran Kolektif Gerakan
  • Berkeluarga adalah Sarana Menjaga Martabat dan Kehormatan Manusia
  • Jalanan Jogja, Kopi yang Terlambat, dan Kisah Perempuan yang Tersisih

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID