• Login
  • Register
Senin, 19 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Dampak Perubahan Iklim bagi Perempuan

Permasalahan perempuan ketika menghadapi perubahan iklim seperti ketidakamanan pangan, kesehatan, akses air bersih, hingga kerentanan terhadap KDRT

Salsabila Septi Salsabila Septi
10/10/2023
in Publik
0
Dampak Perubahan Iklim

Dampak Perubahan Iklim

1.1k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Banjir rob jadi permasalahan serius di Kota Pekalongan maupun kota lainnya yang memiliki dataran rendah. Tambahan lagi Kota Pekalongan memiliki beragam karakteristik, baik dari segi alam maupun masyarakatnya. Banjir rob dapat diklasifikasikan jadi bencana yang disebabkan oleh adanya dampak perubahan iklim.

Selain itu, juga penyebabnya beberapa hal lain yang diperparah oleh gaya hidup dan kebutuhan masyarakatnya. Permasalahan banjir rob jadi hal yang dialami semua kalangan masyarakat. Tetapi, mekutip dari pernyataan Lenny N. Rosalin selaku deputi Bidang Kesetaraan Gender Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak mengatakan  bahwa dampak perubahan iklim luar biasa bagi perempuan.

Hal ini mungkin kita merasa aneh karena dampak perubahan iklim tidak melihat perbedaan gender. Dari pendapat Lenny yang telah ia paparkan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa perubahan iklim memang akan menjadi tantangan bagi semua masyarakat tidak hanya perempuan saja. Tetapi, beliau menambahkan bahwa dampak yang luar biasa akan perempuan hadapi. Bagaimana demikian? Coba kita bayangkan satu kondisi di salah satu daerah terdampak banjir rob di Kota Pekalongan.

Anggap saja di Kelurahan Degayu, di kelurahan ini beberapa rumah hingga kini masih tergenang banjir karena akses jalan yang sudah mereka tinggikan dan air mengalir menuju rumah-rumah yang belum ditinggikan. Meninggikan rumah di daerah banjir bukanlah hal yang mudah. Butuh banyak bahan urugan atau proses menimbun tanah ke suatu tempat seperti batu, pasir dan juga semen yang mereka beli dengan uang yang tidak sedikit.

Banjir Rob di Pesisir Utara Jawa

Dari hal tersebut, tidak semua masyarakat di kelurahan degayu memiliki kondisi ekonomi yang cukup untuk meninggikan rumahnya. Adakalanya beberapa masyarakat memilih melakukan peminjaman uang ke rentenir atau tetangga untuk meninggikan rumahnya. Seorang istri yang pastinya perempuan pasti akan selalu bertemu dengan rentenir ketika peminjaman uang telah ia lakukan.

Baca Juga:

Ketika Sejarah Membuktikan Kepemimpinan Perempuan

Qiyas Sering Dijadikan Dasar Pelarangan Perempuan Menjadi Pemimpin

Membantah Ijma’ yang Melarang Perempuan Jadi Pemimpin

Tafsir Hadits Perempuan Tidak Boleh Jadi Pemimpin Negara

Walaupun rumahnya sudah ia tinggikan dan tidak lagi banjir. Masih ada tantangan menghadapi rentenir untuk menagih hutang, dan siapa yang menghadapi para rentenir tersebut? Merekalah para istri yang berada di rumah. Kita dapat anggap bahwa pasti istri dapat mengadu ke suami di sore harinya ketika pulang kerja. Tetapi, coba bayangkan seorang suami yang mungkin akan marah atau jengkel jika istrinya menagih terus menerus.

Selain permasalahan secara psikologis melalui tingkat stress karena menghadapi rentenir tersebut, perempuan juga menghadapi beragam tantangan lainnya dari adanya perubahan iklim. Masih terkait banjir rob, terkadang juga ada tempat di mana banjir rob hanya datang di sore hari. Di tahun lalu, saya berkunjung di sebuah desa di daerah Wonokerto.

Dampak Perubahan Iklim bagi Perempuan Penyintas

Desa tersebut bernama Simonet, salah satu desa di atas air yang ada di Kabupaten Pekalongan. Saat itu, saya berkesempatan menghampiri rumah pak RT dan juga satu-satunya rumah yang dekat dengan bibir pantai. Saya dan tim berkesempatan menunaikan sholat dzhur dengan pemandangan laut lepas. Sambil menunggu teman, saya berbicara dengan bu RT sambil memandang keluar.

Beliau mulai bercerita bagaimana lelahnya membersihkan rumah ini, kemarin beliau baru saja mengepel lantai yang dapat saya lihat dengan jelas sudah kumuh dan mengelupas. Beliau juga bercerita kalau bisa ingin pindah saja, tapi memang kemampuan keluarganya masih belum mencukupi.

Dari beragam dampak perubahan iklim, seorang perempuan akan mengalami berbagai permasalahan seperti ketidakamanan pangan, kesehatan, akses air bersih, hingga kerentanan terhadap kekerasan dalam rumah tangga. Perubahan iklim yang perempuan hadapi bukan hanya menjadi permasalahan dalam lingkup lingkungan saja. Melainkan dari segi struktural dan juga sosial.

Selain itu, kondisi perubahan iklim juga dapat memperparah kehidupan para perempuan penyintas kekerasan, perempuan kepala keluarga dan perempuan pra-sejahtera. Melihat tantangan yang begitu kompleks terkait perubahan iklim terutama terhadap perempuan. Lenny, juga menyatakan bahwa melakukan langkah mitigasi dan adaptasi jadi kunci utama dalam menghadapi adanya perubahan iklim. []

Tags: Banjir RobIsu LingkunganMitigasi BencanaperempuanPerubahan Iklim
Salsabila Septi

Salsabila Septi

Menulis untuk ketenangan, dan menjaga alam untuk kemaslahatan.

Terkait Posts

Inses

Grup Facebook Fantasi Sedarah: Wabah dan Ancaman Inses di Dalam Keluarga

17 Mei 2025
Dialog Antar Agama

Merangkul yang Terasingkan: Memaknai GEDSI dalam terang Dialog Antar Agama

17 Mei 2025
Inses

Inses Bukan Aib Keluarga, Tapi Kejahatan yang Harus Diungkap

17 Mei 2025
Kashmir

Kashmir: Tanah yang Disengketakan, Perempuan yang Dilupakan

16 Mei 2025
Nakba Day

Nakba Day; Kiamat di Palestina

15 Mei 2025
Nenek SA

Dari Kasus Nenek SA: Hukum Tak Lagi Melindungi yang Lemah

15 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan

    KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menghindari Pemukulan saat Nusyuz

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perempuan, Kehamilan Tak Diinginkan, dan Kekejaman Sosial

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai A’izzah Amin Sholeh dan Tafsir Perempuan dalam Gerakan Sosial Islami

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai Ratu Junti, Sufi Perempuan dari Indramayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia
  • Menghindari Pemukulan saat Nusyuz
  • Nyai A’izzah Amin Sholeh dan Tafsir Perempuan dalam Gerakan Sosial Islami
  • Perempuan, Kehamilan Tak Diinginkan, dan Kekejaman Sosial
  • Memperhatikan Gizi Ibu Hamil

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version