• Login
  • Register
Selasa, 28 Maret 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Aktual

Darurat Toleransi di Kalbar, Dialog dan Ruang Perjumpaan Perlu Diperluas

Menurut Direktur AMAN Indonesia, Ruby Kholifah, tidak terkelolanya toleransi, dan keragaman di Kalimantan Barat bisa menjadi faktor utama kebencian pada Ahmadiyah

Redaksi Redaksi
08/09/2021
in Aktual
0
Mudah Menjudge

Mudah Menjudge

56
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Masjid Miftahul Huda diserang oleh massa yang menyebut dirinya sebagai Aliansi Umat Islam Sintang yang dipimpin Hedi dan Qomar, pada Jumat (3/9/2021). Ada sebanyak 200 orang yang melakukan pengrusakan terhadap masjid tersebut. Bangunan masjid rusak dan satu bangunan di belakangnya dibakar. Dalam peristiwa penyerangan ini, terdapat 17 orang perempuan dan 27 orang anak-anak yang terdampak dalam peristiwa tersebut. Darurat toleransi telah terjadi di Kalimantan Barat.

Berdasarkan data yang dihimpun, Para perempuan mayoritas bekerja sebagai petani karet dan berdagang. Selain itu, para perempuan masih trauma belum berani untuk keluar dan beraktifitas. Pada saat kejadian, anak-anak telah diungsikan atas instruksi, sehingga tidak ada anak yang melihat kejadian.

Anak-anak sering menjadi korban bullly dari teman-temannya. Mereka sering menjadi sasaran kebencian. Menurut Direktur AMAN Indonesia, Ruby Kholifah, tidak terkelolanya toleransi, dan keragaman di Kalimantan Barat bisa menjadi faktor utama kebencian pada Ahmadiyah. Selain masih rendahnya ketrampilan mengelolah keberagaman, juga ruang-ruang perjumpaan dengan yang sering “disesatkan” tidak banyak.

Berdasarkan data yang dimiliki oleh AMAN Indonesia, lanjutnya, terjadi beberapa kasus yang sempat terjadi di Kalimantan Barat. Kasus pertama, konflik Sambas-Madura pada 1999. Selanjutnya pada 2017, konflik penyerangan Gafatar dengan lokasi di Mempawah. Lalu di tahun yang sama, kasus “persekusi dan penghinaan ulama” yang dilakukan oleh Dewan Adat Dayak (DAD) dengan lokasi di Sintang. Kemudian, masih di tahun yang sama, terdapat aksi Bela Ulama atau dikenal degan aksi 205.

“Untuk kasus terakhir, gerakannya mirip dengan 212. Kemungkinan lahirnya konflik horizontal di kalangan masyarakat Kalimantan Barat tidak lagi hanya terbatas peda gesekan etnis sebagaimana stigma yang selalu melekat untuk masyarakat Kalimantan Barat sendiri,” terangnya.

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • Islam Pada Awalnya Asing
  • 3 Tips Jika Target Ibadah Ramadan Berhenti di Tengah Jalan
  • 5 Dasar Toleransi Menurut Wahbah Az-Zuhaili
  • Asy-Syifa Binti Abdullah: Ilmuwan Perempuan Pertama dan Kepala Pasar Madinah

Baca Juga:

Islam Pada Awalnya Asing

3 Tips Jika Target Ibadah Ramadan Berhenti di Tengah Jalan

5 Dasar Toleransi Menurut Wahbah Az-Zuhaili

Asy-Syifa Binti Abdullah: Ilmuwan Perempuan Pertama dan Kepala Pasar Madinah

Konflik horizontal tersebut hari ini, tegasnya, juga dapat didorong oleh eksistensi keberadaan gerakan radikalisme atas nama agama yang mulai tumbuh dan berkembang di kalangan masyarakat Kalimantan Barat. Untuk nilai toleransi dan keberagaman agama di Kabupaten Sintang menurut data BPS 2019; Islam (44,49%), Katholik (32,08%), Protestan (21.92%), Budha (0,97%), Hindu (0,34%), dan lain-lain (0,20%). (BPS Sintang).

Terdapat 3 hal yang menjadi akar masalah dari aksi penyerangan Ahmadiyah tersebut. Pertama, ketimpangan relasi sosial, menurutnya, terdapat dugaan Persatuan Orang Melayu (POM) sangat tidak senang dengan hasil pertemuan yang ramai dilaporkan media lokal itu. Karena tuntutannya yang banyak untuk “membumihanguskan” Ahmadiyah dan mengusirnya dari Sintang tidak dikabulkan.

“Kedua, dinamika politik lokal yang mau mendekati Pilkada, sering dijadikan momentum untuk meraup dukungan. Ini sangat mengkhawatirkan jika politik identitas terus menjadi tren dalam kancah perpolitikan kita. Disamping merugikan masyarakat karena potensi perpecahan, politik identitas terbukti meninggalkan luka mendalam, intoleransi, dan sulit untuk rekonsiliasi.

Ketiga, kurang maksimalnya peran-peran lembaga yang konsen pada kerukunan, seperti FKUB. Penting ada ruang pertemuan antar organisasi keislaman yang memungkinkan saling mengenal lebih baik. Bukankah hidup berdampingan dan saling mengerti jauh lebih indah dibandingkan dengan rebutan kebenaran,” terangnya.

Dari kejadian pemerintah nasional dan pemerintah setempat perlu melakukan 3 hal. Pertama, penanganan korban langsung melalui trauma healing. Hal ini dikarenakan, kondisi psikologis korban yang merasa syok, ketakutan, cemas, waspada berlebihan dan trauma mendalam. Hal ini dialami perempuan dan anak-anak. Serta, pentingnya layanan psikologis untuk trauma healing dan pemulihan kesehatan mental bagi keluarga korban, khususnya perempuan dan anak.

Kedua, Penanganan korban tidak langsung melalui dialog dan rekonsiliasi. Menurutnya, timbulnya dekonstrukti relasi sosial dan kepercayaan di masyarakat Balai Harapan dan sekitarnya. Serta, diperlukan upaya rekonsiliasi untuk merekonstruksi relasi sosial melalui pendekatan dialog reflektif antar pihak. 

“Ketiga, meninjau ulang regulasi. Pemerintah (khususnya kementerian agama) agar meninjau ulang SKB 3 Menteri 2008 tentang Ahmadiyah, karena intisari dari SKB tiga Menteri di satu pihak mengakui, membela, dan melindungi eksistensi Jemaat Ahmadiyah di seluruh Indonesia,” ungkapnya.

Pemerintah, lanjutnya, perlu meninjau kembali Fatwa MUI tahun 2005 yang menyatakan bahwa Pemerintah berkewajiban untuk melarang penyebaran paham aliran Ahmadiyah di seluruh Indonesia, membekukan organisasi serta menutup semua tempat kegiatannya. []

Tags: ahmadiyahislamKalimantan BaratkeberagamanPerdamaianSintangtoleransi
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Puasa Dalam Perspektif Psikologi

Puasa Dalam Perspektif Psikologi dan Pentingnya Pengendalian Diri

28 Maret 2023
Perempuan Ngaji

Jogan Ramadhan Online: Pengajian Khas Perspektif dan Pengalaman Perempuan

27 Maret 2023
Zakat Perempuan Korban Kekerasan

Webinar Zakat Peduli Perempuan Korban Kekerasan akan Digelar Nanti Malam

20 Maret 2023
Aman Indonesia

AMAN Indonesia Terpilih sebagai Inisiator Program Berkelanjutan pada RAN PE Awards 2023

15 Maret 2023
P2GP haram

Tindakan P2GP yang Membahayakan Tanpa Alasan Medis Hukumnya Haram

9 Maret 2023
sampah

Musyawarah Keagamaan KUPI Tetapkan Hukum Pembiaran Sampah yang Mengancam Perempuan Adalah Haram

9 Maret 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Tradisi di Bulan Ramadan

    Menggali Nilai-nilai Tradisi di Bulan Ramadan yang Mulia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Flexing Ibadah selama Ramadan, Bolehkah?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai Pinatih: Sosok Ulama Perempuan Perekat Kerukunan Antarumat di Gresik

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Piagam Madinah: Prinsip Hidup Bersama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Puasa Dalam Perspektif Psikologi dan Pentingnya Pengendalian Diri

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Islam Pada Awalnya Asing
  • Jalan Tengah Pengasuhan Anak
  • Imam Malik: Sosok yang Mengapresiasi Tradisi Lokal
  • Mengapa Menjadi Bapak Rumah Tangga Dianggap Rendah?
  • Kitab Sittin Al-‘Adliyah: Prinsip Kasih Sayang Itu Timbal Balik

Komentar Terbaru

  • Profil Gender: Angka tak Bisa Dibiarkan Begitu Saja pada Pesan untuk Ibu dari Chimamanda
  • Perempuan Boleh Berolahraga, Bukan Cuma Laki-laki Kok! pada Laki-laki dan Perempuan Sama-sama Miliki Potensi Sumber Fitnah
  • Mangkuk Minum Nabi, Tumbler dan Alam pada Perspektif Mubadalah Menjadi Bagian Dari Kerja-kerja Kemaslahatan
  • Petasan, Kebahagiaan Semu yang Sering Membawa Petaka pada Maqashid Syari’ah Jadi Prinsip Ciptakan Kemaslahatan Manusia
  • Berbagi Pengalaman Ustazah Pondok: Pentingnya Komunikasi pada Belajar dari Peran Kiai dan Pondok Pesantren Yang Adil Gender
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist