• Login
  • Register
Sabtu, 5 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Aktual

Darurat Toleransi di Kalbar, Dialog dan Ruang Perjumpaan Perlu Diperluas

Menurut Direktur AMAN Indonesia, Ruby Kholifah, tidak terkelolanya toleransi, dan keragaman di Kalimantan Barat bisa menjadi faktor utama kebencian pada Ahmadiyah

Redaksi Redaksi
08/09/2021
in Aktual
0
Mudah Menjudge

Mudah Menjudge

71
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Masjid Miftahul Huda diserang oleh massa yang menyebut dirinya sebagai Aliansi Umat Islam Sintang yang dipimpin Hedi dan Qomar, pada Jumat (3/9/2021). Ada sebanyak 200 orang yang melakukan pengrusakan terhadap masjid tersebut. Bangunan masjid rusak dan satu bangunan di belakangnya dibakar. Dalam peristiwa penyerangan ini, terdapat 17 orang perempuan dan 27 orang anak-anak yang terdampak dalam peristiwa tersebut. Darurat toleransi telah terjadi di Kalimantan Barat.

Berdasarkan data yang dihimpun, Para perempuan mayoritas bekerja sebagai petani karet dan berdagang. Selain itu, para perempuan masih trauma belum berani untuk keluar dan beraktifitas. Pada saat kejadian, anak-anak telah diungsikan atas instruksi, sehingga tidak ada anak yang melihat kejadian.

Anak-anak sering menjadi korban bullly dari teman-temannya. Mereka sering menjadi sasaran kebencian. Menurut Direktur AMAN Indonesia, Ruby Kholifah, tidak terkelolanya toleransi, dan keragaman di Kalimantan Barat bisa menjadi faktor utama kebencian pada Ahmadiyah. Selain masih rendahnya ketrampilan mengelolah keberagaman, juga ruang-ruang perjumpaan dengan yang sering “disesatkan” tidak banyak.

Berdasarkan data yang dimiliki oleh AMAN Indonesia, lanjutnya, terjadi beberapa kasus yang sempat terjadi di Kalimantan Barat. Kasus pertama, konflik Sambas-Madura pada 1999. Selanjutnya pada 2017, konflik penyerangan Gafatar dengan lokasi di Mempawah. Lalu di tahun yang sama, kasus “persekusi dan penghinaan ulama” yang dilakukan oleh Dewan Adat Dayak (DAD) dengan lokasi di Sintang. Kemudian, masih di tahun yang sama, terdapat aksi Bela Ulama atau dikenal degan aksi 205.

“Untuk kasus terakhir, gerakannya mirip dengan 212. Kemungkinan lahirnya konflik horizontal di kalangan masyarakat Kalimantan Barat tidak lagi hanya terbatas peda gesekan etnis sebagaimana stigma yang selalu melekat untuk masyarakat Kalimantan Barat sendiri,” terangnya.

Baca Juga:

Menemukan Wajah Sejati Islam di Tengah Ancaman Intoleransi dan Diskriminasi

Islam Memuliakan Orang yang Bekerja

Islam Melawan Oligarki: Pelajaran dari Dakwah Nabi

Mengapa Islam Harus Membela Kaum Lemah?

Konflik horizontal tersebut hari ini, tegasnya, juga dapat didorong oleh eksistensi keberadaan gerakan radikalisme atas nama agama yang mulai tumbuh dan berkembang di kalangan masyarakat Kalimantan Barat. Untuk nilai toleransi dan keberagaman agama di Kabupaten Sintang menurut data BPS 2019; Islam (44,49%), Katholik (32,08%), Protestan (21.92%), Budha (0,97%), Hindu (0,34%), dan lain-lain (0,20%). (BPS Sintang).

Terdapat 3 hal yang menjadi akar masalah dari aksi penyerangan Ahmadiyah tersebut. Pertama, ketimpangan relasi sosial, menurutnya, terdapat dugaan Persatuan Orang Melayu (POM) sangat tidak senang dengan hasil pertemuan yang ramai dilaporkan media lokal itu. Karena tuntutannya yang banyak untuk “membumihanguskan” Ahmadiyah dan mengusirnya dari Sintang tidak dikabulkan.

“Kedua, dinamika politik lokal yang mau mendekati Pilkada, sering dijadikan momentum untuk meraup dukungan. Ini sangat mengkhawatirkan jika politik identitas terus menjadi tren dalam kancah perpolitikan kita. Disamping merugikan masyarakat karena potensi perpecahan, politik identitas terbukti meninggalkan luka mendalam, intoleransi, dan sulit untuk rekonsiliasi.

Ketiga, kurang maksimalnya peran-peran lembaga yang konsen pada kerukunan, seperti FKUB. Penting ada ruang pertemuan antar organisasi keislaman yang memungkinkan saling mengenal lebih baik. Bukankah hidup berdampingan dan saling mengerti jauh lebih indah dibandingkan dengan rebutan kebenaran,” terangnya.

Dari kejadian pemerintah nasional dan pemerintah setempat perlu melakukan 3 hal. Pertama, penanganan korban langsung melalui trauma healing. Hal ini dikarenakan, kondisi psikologis korban yang merasa syok, ketakutan, cemas, waspada berlebihan dan trauma mendalam. Hal ini dialami perempuan dan anak-anak. Serta, pentingnya layanan psikologis untuk trauma healing dan pemulihan kesehatan mental bagi keluarga korban, khususnya perempuan dan anak.

Kedua, Penanganan korban tidak langsung melalui dialog dan rekonsiliasi. Menurutnya, timbulnya dekonstrukti relasi sosial dan kepercayaan di masyarakat Balai Harapan dan sekitarnya. Serta, diperlukan upaya rekonsiliasi untuk merekonstruksi relasi sosial melalui pendekatan dialog reflektif antar pihak. 

“Ketiga, meninjau ulang regulasi. Pemerintah (khususnya kementerian agama) agar meninjau ulang SKB 3 Menteri 2008 tentang Ahmadiyah, karena intisari dari SKB tiga Menteri di satu pihak mengakui, membela, dan melindungi eksistensi Jemaat Ahmadiyah di seluruh Indonesia,” ungkapnya.

Pemerintah, lanjutnya, perlu meninjau kembali Fatwa MUI tahun 2005 yang menyatakan bahwa Pemerintah berkewajiban untuk melarang penyebaran paham aliran Ahmadiyah di seluruh Indonesia, membekukan organisasi serta menutup semua tempat kegiatannya. []

Tags: ahmadiyahislamKalimantan BaratkeberagamanPerdamaianSintangtoleransi
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Sejarah Ulama Perempuan ISIF

ISIF akan Gelar Halaqoh Nasional, Bongkar Ulang Sejarah Ulama Perempuan Indonesia

5 Juli 2025
kekerasan seksual terhadap anak

Dr. Nur Rofiah Tegaskan Pentingnya Mengubah Cara Pandang untuk Hentikan Kekerasan Seksual pada Anak

18 Juni 2025
Kekerasan Seksual Anak di Lingkup Keluarga

Ketika Rumah Tak Lagi Aman, Rumah KitaB Gelar Webinar Serukan Stop Kekerasan Seksual Anak di Lingkup Keluarga

14 Juni 2025
Financial Literacy

Melek Financial Literacy di Era Konsumtif, Tanggung Jawab atau Pilihan?

11 Juni 2025
Kebangkitan Ulama Perempuan

Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon

19 Mei 2025
Rieke Kebangkitan Ulama Perempuan

Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

19 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Gerakan KUPI

    Berjalan Bersama, Menafsir Bersama: Epistemic Partnership dalam Tubuh Gerakan KUPI

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Jun-hee dalam Serial Squid Game dan Realitas Perempuan dalam Relasi yang Tidak Setara

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ISIF akan Gelar Halaqoh Nasional, Bongkar Ulang Sejarah Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kholidin, Disabilitas, dan Emas : Satu Tangan Seribu Panah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Islam Memuliakan Orang yang Bekerja

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Bekerja itu Ibadah
  • Menemukan Wajah Sejati Islam di Tengah Ancaman Intoleransi dan Diskriminasi
  • Jangan Malu Bekerja
  • Yang Benar-benar Seram Itu Bukan Hidup Tanpa Nikah, Tapi Hidup Tanpa Diri Sendiri
  • Islam Memuliakan Orang yang Bekerja

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID