• Login
  • Register
Selasa, 20 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Dukungan Nabi Saw Kepada Perempuan yang Aktif di Ruang Publik

Dalam catatan sejarah Nabi Saw yang lain menyebutkan bahwa perkerjaan yang digeluti perempuan di antaranya: industri rumahan, pedagang, penenun, perawat, perias wajah, petani, penggembala ternak, pemetik kurma, dan lain sebagainya

Siti Ulfah Siti Ulfah
26/05/2023
in Hikmah, Pernak-pernik
0
Kerja Para Perempuan

Kerja Para Perempuan

708
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Jika merujuk realitas di dalam kehidupan kita, sebagian masyarakat kita kerapkali masih memposisikan para perempuan sebagai makhluk domestik. Tugas dan kerja mereka, ya pasti akan kembali ke sumur, dapur, dan kasur.

Bahkan dalam beberapa pengalaman saya sebagai perempuan, ketika saya di rumah, tepatnya di salah satu desa di Garut, tidak sedikit dari para orang tua yang melarang anak perempuan agar tidak bekerja, dan berkarier di ruang publik.

Sehingga banyak para perempuan yang hidup di desa, hidupnya menjadi terbatas, tertindas, dilemahkan dan mereka sulit untuk mendapatkan akses, kesempatan, bahkan mengalami kemunduran.

Dengan melihat realitas kehidupan perempuan yang semakin keterbelakangan, satu sisi saya merasa sedih dan kasihan. Mereka sulit mengaktulisasikan hidupnya.

Padahal jika merujuk dalam sejarah kehidupan para perempuan di zaman Nabi Muhammad Saw, para perempuan justru terlibat aktif mengisi ruang-ruang publik.

Baca Juga:

Ketika Sejarah Membuktikan Kepemimpinan Perempuan

Qiyas Sering Dijadikan Dasar Pelarangan Perempuan Menjadi Pemimpin

Membantah Ijma’ yang Melarang Perempuan Jadi Pemimpin

Tafsir Hadits Perempuan Tidak Boleh Jadi Pemimpin Negara

Para Perempuan Pada Masa Nabi Saw

Bahkan, Islam sendiri, menurut pandangan Dr. Faqihuddin Abdul Kodir di dalam buku Perempuan Bukan Makhluk Domestik menyebutkan bahwa Islam adalah agama mendukung perempuan bekerja di ruang publik.

Syekh Abu Syuqqah dalam kitab Tahrir al- Mar’ah Fi ‘Ashr al- Risalah mencatat banyak teks hadis yang menyebutkan tentang keterlibatan para perempuan di ruang publik pada masa Nabi Saw.

Keterlibatan perempuan di ruang publik ini termasuk dalam kegiatan ibadah ritual, pendidikan, kerja- kerja ekonomi, maupun sosial dan budaya. Misalnya, kita mengenal Siti aisyah bin Abi Bakr r.a., seorang perawi lebih dari 6000 teks Hadis, ahli tafsir, dan juga fiqih.

Ada Umm al- Husain r.a. yang mencatat khutbah Nabi Saw saat haji wada’. Umm Syuraik r.a. yang kaya raya dan dermawan di Madinah. Nusaibah bint Ka’ab r.a yang melindungi Nabi Saw saat perang Uhud. Serta Zainab ats-Tsaqafiyah r.a. yang bertanggung jawab menafkahi suami dan anak- anaknya, dan banyak lagi yang lain.

Bahkan dalam catatan sejarah Nabi Saw yang lain menyebutkan bahwa perkerjaan yang digeluti perempuan di antaranya: industri rumahan, pedagang, penenun, perawat, perias wajah, petani, penggembala ternak, pemetik kurma, dan lain sebagainya.

Dengan melihat keterlibatan perempuan pada masa Nabi Saw di ruang publik inilah yang sebetulnya Islam ajarkan. Bukan justru menempatkan perempuan di ruang domestik.

Terlebih melalui hadisnya, dengan keterlibatan para perempuan aktif di ruang publik, Nabi Saw justru memberikan dukungan penuh agar ia bisa mengakses segala kesempatan yang telah Nabi Saw berikan.

Teladan

Jadi dalam praktik yang Nabi Saw lakukan kepada para perempuan seperti di atas merupakan salah satu teladan yang sebaiknya kita juga ikut melakukannya. Hal ini, bisa kita lakukan dengan cara mendukung para perempuan untuk aktif dan mengisi ruang-ruang di publik.

Sehingga, para perempuan akan memiliki kemampuan, kapabilatas, kesempatan, akses yang banyak bisa menunjang karirnya di ruang publik. Dalam hal ini, mereka bisa hidup secara mandiri, berani, dan percaya diri ketika berada di ruang publik.

Dengan begitu, ketika perempuan diberikan akses dan kesempatan untuk aktif di ruang publik, ia akan bisa mengaktualisasikan dirinya. Hal ini sungguh memberikan manfaat yang banyak bagi para perempuan.

Terlebih melalui catatan sejarah Nabi Saw di atas, para perempuan yang bekerja itu menjadi bagian dari yang telah Nabi Saw teladankan dan dicatat sebagai pahala bagi dirinya. Karena telah melaksanakan sunah yang Nabi Saw ajarkan.

Oleh karena itu, mari kita sebagai perempuan untuk bisa mengisi dan aktif di ruang publik. Bukan melanggengkan pandangan masyarakat yang menempatkan para perempuan di ruang domestik. Dengan begitu, kita sebagai perempuan bisa untuk saling menguatkan, mendorong dan mendukung bagi sesama perempuan. []

Tags: dukunganNabi Muhammad SAWparaPekerjaperempuan
Siti Ulfah

Siti Ulfah

Saya adalah mahasantriwa Sarjana Ulama Perempuan Indonesia (SUPI) Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) Cirebon.

Terkait Posts

KB

KB dalam Pandangan Riffat Hassan

20 Mei 2025
KB

KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman

20 Mei 2025
KB dalam Islam

KB dalam Pandangan Islam

20 Mei 2025
Bersyukur

Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

19 Mei 2025
Pemukulan

Menghindari Pemukulan saat Nusyuz

18 Mei 2025
Gizi Ibu Hamil

Memperhatikan Gizi Ibu Hamil

17 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Bangga Punya Ulama Perempuan

    Saya Bangga Punya Ulama Perempuan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KB dalam Pandangan Islam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengenal Jejak Aeshnina Azzahra Aqila Seorang Aktivis Lingkungan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Peran Aisyiyah dalam Memperjuangkan Kesetaraan dan Kemanusiaan Perempuan
  • KB dalam Pandangan Riffat Hassan
  • Ironi Peluang Kerja bagi Penyandang Disabilitas: Kesenjangan Menjadi Tantangan Bersama
  • KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman
  • Saya Bangga Punya Ulama Perempuan!

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version