• Login
  • Register
Rabu, 21 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Feminisme Multikultural: Gerakan Perempuan Berbasis Kearifan Lokal

Keberagaman yang ada di bangsa kita bukan untuk dipaksakan menjadi kesamaan yang bertujuan agar terbentuk kesetaraan, Namun bagaimana kemudian dengan adanya femnisme multikultural ini kesetaraan dan keadilan dapat tercapai di bangsa kita yang beragam

Nuril Qomariyah Nuril Qomariyah
27/03/2021
in Publik
0
Feminisme

Feminisme

714
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Istilah multikultural erat kaitannya dengan bangsa Indonesia dengan segala keberagamannya. Kondisi ini terlihat dari berbagai hal, mulai dari suku, ras, agama, budaya, hingga bahasa. Ini tentu menjadi identitas bagi bangsa kita yang berbeda dengan negara lainnya. Karena dari sini ada banyak potensi yang dapat dioptimalkan utamanya dalam ranah gerakan yang membutuhkan massa yang cukup banyak, salah satunya gerakan perempuan.

Feminisme multikultural sebuah istilah yang pertama kali saya dapat saat mengaji di asrama bersama Ibu Mufida. Jika dikaitkan dengan kondisi gerakan perempuan saat ini perlu kiranya menjadikan feminisme multikultural sebagai basis gerakan perempuan di Indonesia. Hal ini karena melihat potensi besar di atas yang dimiliki oleh bangsa kita. Terlebih, belakangan ini krisis identitas menjadi hal yang sering terjadi pada generasi muda bangsa, terlebih pada gerakan perempuan yang ada di Indonesia.

Jika konsep feminisme global melihat dari sudut pandang secara universal terkait problem perempuan di seluruh dunia. Keberadaan feminisme multikultural ini menjadi sangat penting untuk melihat peran-peran perempuan dalam kehidupan terlebih yang langsung bersinggungan dengan budaya dan lingkungan yang ada di masyarakat. Sehingga dari sini keberagaman yang ada menjadi potensi positif bagi perempuan bukan justru, menghilangkan perempuan dari ruang publik.

Mengapa peran serta posisi perempuan di kehidupan sehari-hari masyarakat perlu untuk juga diperhatikan? Hal ini tentunya melihat masih banyak terjadi di beberapa daerah di Indonesia khususnya daerah terpencil dan terbelakang, perempuan sering megalami marginalisasi dan diskriminasi dari lingkungan. Hal ini disebabkan karena perempuan banyak yang dibatasi oleh mitos-mitos, tradisi dan juga legitimasi teks agama yang dimaknai secara tekstual saja.

Ada banyak mitos yang dibangun dimasyarakat untuk membatasi ruang gerak perempuan. Mulai dari hal sepele, semisal jangan makan dengan posisi duduk seperti laki-laki, jangan berdiri di ambang pintu nanti susah saat lahiran, kalau menyapu yang bersih nanti suaminya kumisan, jangan ini, jangan itu, masih banyak lagi jangan yang dinisbatkan kepada perempuan. Seakan-akan perempuan lebih mudah memperoleh balasan atas setiap apa yang mereka kerjakan.

Baca Juga:

Catcalling Masih Merajalela: Mengapa Kita Tidak Boleh Diam?

Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon

Alasan KUPI Jadikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

Bahkan selain mitos-mitos sepele seperti di atas, di beberapa daerah yang masih menjunjung tinggi budaya dan tradisi yang sudah turun temurun perempuan kerap kali menjadi korban yang terpinggirkan. Mulai dari tradisi sunat perempuan yang masih terjadi di berbagai daerah, hingga pengasingan bagi perempuan yang sedang menstruasi ataupun melahirkan masih sering terjadi. Padahal hal tersebut sangatlah merugikan perempuan yang membangun pandangan terhadap perempuan bukanlah manusia seutuhnya.

Bahkan selain budaya dan tradisi di masyarakat, keragaman agama yang ada terkadang muncul beberapa yang memarginalkan perempuan melalui teks-teks agama yang hanya dimaknai secara tekstual saja. Bahkan sering kali dibangun legitimasi agama terhadap perempuan yang berusaha memperjuangkan kesetaraan dengan laki-laki adalah bentuk menyalahi kodrat dan mengabaikan hukum-hukum agama yang ada.

Sehingga, tak jarang banyak sekali perempuan yang enggan show up, ataupun berkarya sebab tirani yang dibangun oleh lingkungan terdekat mereka sendiri. Baik itu melalui budaya ataupun agama yang ada. Padahal, jika mau dilihat kembali, potensi keragaman yang ada sangat penting untuk optimalisasi peran-peran di berbagai segi kehidupan.

Disinilah perlu adanya gerakan perempuan yang berbasis kearifan lokal tadi, agar multikulturalisme yang ada mampu membangun ruang yang aman dan nyaman bagi perempuan, terlebih jika gerakan ini menggunakan pondasi feminisme multikuktural dalam gerakannya.

Feminisme multikultural ini hadir untuk menguatkan perempuan bahwa sebenarnya budaya dan keberagaman yang ada memiliki pengaruh potensi positif yang sama bagi perempuan, dan tidak hanya laki-laki. Perlu juga adanya kesadaran dari diri perempuan sendiri, jika mereka harus membebaskan diri dari belenggu mitos dan tradisi tradisional yang menjauhkan mereka dari kemajuan dan aktualisasi diri.

Di sini peran gerakan-gerakan perempuan yang ada di masyarakat perlu meningkatkan orientasi gerakan  mereka untuk memperjuangkan hak-hak perempuan agar terbebas dari belenggu sistem patriarki yang mengakar dalam tradisi. Hal ini dapat dilakukan baik melalui edukasi maupun aksi  yang harus terus disuarakan bersama, agar gerakan feminisme multikultural secara masif ini mampu mengurangi problem ketidaksetaraan yang ada di masyarakat. []

Tags: Ekofeminismefeminismegerakan perempuanIndonesiamultikulturalperempuanTradisi Nusantara
Nuril Qomariyah

Nuril Qomariyah

Alumni WWC Mubadalah 2019. Saat ini beraktifitas di bidang Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak di Kabupaten Bondowoso. Menulis untuk kebermanfaatan dan keabadian

Terkait Posts

Peran Aisyiyah

Peran Aisyiyah dalam Memperjuangkan Kesetaraan dan Kemanusiaan Perempuan

20 Mei 2025
Peluang Kerja bagi Penyandang Disabilitas

Ironi Peluang Kerja bagi Penyandang Disabilitas: Kesenjangan Menjadi Tantangan Bersama

20 Mei 2025
Inses

Grup Facebook Fantasi Sedarah: Wabah dan Ancaman Inses di Dalam Keluarga

17 Mei 2025
Dialog Antar Agama

Merangkul yang Terasingkan: Memaknai GEDSI dalam terang Dialog Antar Agama

17 Mei 2025
Inses

Inses Bukan Aib Keluarga, Tapi Kejahatan yang Harus Diungkap

17 Mei 2025
Kashmir

Kashmir: Tanah yang Disengketakan, Perempuan yang Dilupakan

16 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Pengepungan di Bukit Duri

    Film Pengepungan di Bukit Duri : Kekerasan yang Diwariskan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KB dalam Pandangan Fiqh

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hadits-hadits yang Membolehkan Azl

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Catcalling Masih Merajalela: Mengapa Kita Tidak Boleh Diam?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulama Perempuan sebagai Puser Bumi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • KB dalam Pandangan Fiqh
  • Catcalling Masih Merajalela: Mengapa Kita Tidak Boleh Diam?
  • Hadits-hadits yang Membolehkan Azl
  • Film Pengepungan di Bukit Duri : Kekerasan yang Diwariskan
  • Pengertian dan Hadits Larangan Melakukan Azl

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version