• Login
  • Register
Selasa, 9 Maret 2021
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Mandiri 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
    Aplikasi

    Aman-Mubadalah: Luncurkan Aplikasi 60 Hadist Hak Perempuan

    Pendidikan

    Konsep Ideal Pendidikan dan Pengajaran di Masa Pandemi

    Sastra Pesantren

    Sastra Pesantren: Upaya Internalisasi Nilai Kesetaraan

    KBGO

    Awas KBGO! Perempuan Bisa Menjadi Korban atau Pelaku

    Perempuan

    GEA: Penguatan Partisipasi Perempuan Malang Raya di Ranah Publik

    Aman Indonesia

    Aman Indonesia Luncurkan Buku “Reflective Structured Dialog”

    Najhaty Sharma

    Rahasia Menulis Novel Viral dan Laris Ala Najhaty Sharma

    Nikah Mut'ah

    Analisa Perdebatan Hukum Nikah Mut’ah dan Nikah Sirri

    Krisis Iklim

    Krisis Iklim di Bumi, Mengapa Kita Harus Peduli?

  • Kolom
    • All
    • Keluarga
    • Personal
    • Publik
    Choosetochallenge

    #ChooseToChallenge; Refleksi Perjuangan Pekerja Perempuan

    Kerentanan Perempuan

    Kerentanan Perempuan di Tengah Pandemi Covid 19

    Myanmar

    Kudeta Myanmar dan Marjinalisasi Sosial Politik terhadap Perempuan

    Laki-laki

    Laki-Laki Perempuan Harus Siap Finansial Sebelum Menikah

    Perdamaian

    Membangun Perdamaian Melalui ‘The Power of Emak-Emak’

    Sifat Toxic

    Mengenali dan Mengakui Sifat Toxic dalam Diri Sendiri

    Toxic Parents

    Toxic Parents Masih Ada, Kita Belum Sadar Penuh Mengatasinya

    Pendidikan

    Menyoal Pendidikan Perempuan Dalam Pusaran Patriarki

    IWD

    IWD 2021: Merayakan Keragaman Kerja Perempuan

  • Khazanah
    • All
    • Hikmah
    • Hukum Syariat
    • Pernak-pernik
    • Sastra
    Kesetaraan

    Kesetaraan Hak Tenaga Kerja Lelaki dan Perempuan

    Kodrat

    Membincang Kodrat yang Melekat pada Lelaki dan Perempuan

    Surat

    Sepucuk Surat Cinta dari Ibu untuk Putrinya

    Kekerasan Seksual

    Mengenali Bentuk Kekerasan Seksual terhadap Perempuan

    Cinta

    Cinta, Anugerah atau Malapetaka?

    Adik

    Adikku, Hadiah Terbaik dari Tuhan

    Kawin Anak

    Kawin Anak dalam Perspektif Islam

    Penodaan Agama

    Memandikan Jenazah Beda Agama, Apakah Penodaan Agama?

    Festival Hujan

    Berdamai dengan Bencana melalui Pertunjukan Festival Hujan

  • Rujukan
    • All
    • Ayat Quran
    • Hadits
    • Metodologi
    • Mubapedia
    Ibn Katsir

    Teks Mubadalah dalam Tafsir Ibn Katsir

    Perempuan Memakai Parfum

    Perempuan Memakai Parfum dalam Perspektif Mubadalah

    sujud istri pada suami perspektif mubadalah

    Jika dibolehkan, Suamipun Harusnya Sujud pada Istri

    Bagaimana Hukum Penggunaan Harta Suami oleh Istri?

    Ayat Nusyuz yang Tersembunyi

    kesalingan

    “Mainstreaming Mubadalah” dalam Kaidah Fiqh Isu-isu Keluarga

    Mengelola Dinamika Berkeluarga

    Islam dalam Pandangan Buya Husein

    Membuka Lembaran Tafsiran Indah, yang Berpihak pada Kaum Mustad’afin (Tamat)

  • Tokoh
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
    Aplikasi

    Aman-Mubadalah: Luncurkan Aplikasi 60 Hadist Hak Perempuan

    Pendidikan

    Konsep Ideal Pendidikan dan Pengajaran di Masa Pandemi

    Sastra Pesantren

    Sastra Pesantren: Upaya Internalisasi Nilai Kesetaraan

    KBGO

    Awas KBGO! Perempuan Bisa Menjadi Korban atau Pelaku

    Perempuan

    GEA: Penguatan Partisipasi Perempuan Malang Raya di Ranah Publik

    Aman Indonesia

    Aman Indonesia Luncurkan Buku “Reflective Structured Dialog”

    Najhaty Sharma

    Rahasia Menulis Novel Viral dan Laris Ala Najhaty Sharma

    Nikah Mut'ah

    Analisa Perdebatan Hukum Nikah Mut’ah dan Nikah Sirri

    Krisis Iklim

    Krisis Iklim di Bumi, Mengapa Kita Harus Peduli?

  • Kolom
    • All
    • Keluarga
    • Personal
    • Publik
    Choosetochallenge

    #ChooseToChallenge; Refleksi Perjuangan Pekerja Perempuan

    Kerentanan Perempuan

    Kerentanan Perempuan di Tengah Pandemi Covid 19

    Myanmar

    Kudeta Myanmar dan Marjinalisasi Sosial Politik terhadap Perempuan

    Laki-laki

    Laki-Laki Perempuan Harus Siap Finansial Sebelum Menikah

    Perdamaian

    Membangun Perdamaian Melalui ‘The Power of Emak-Emak’

    Sifat Toxic

    Mengenali dan Mengakui Sifat Toxic dalam Diri Sendiri

    Toxic Parents

    Toxic Parents Masih Ada, Kita Belum Sadar Penuh Mengatasinya

    Pendidikan

    Menyoal Pendidikan Perempuan Dalam Pusaran Patriarki

    IWD

    IWD 2021: Merayakan Keragaman Kerja Perempuan

  • Khazanah
    • All
    • Hikmah
    • Hukum Syariat
    • Pernak-pernik
    • Sastra
    Kesetaraan

    Kesetaraan Hak Tenaga Kerja Lelaki dan Perempuan

    Kodrat

    Membincang Kodrat yang Melekat pada Lelaki dan Perempuan

    Surat

    Sepucuk Surat Cinta dari Ibu untuk Putrinya

    Kekerasan Seksual

    Mengenali Bentuk Kekerasan Seksual terhadap Perempuan

    Cinta

    Cinta, Anugerah atau Malapetaka?

    Adik

    Adikku, Hadiah Terbaik dari Tuhan

    Kawin Anak

    Kawin Anak dalam Perspektif Islam

    Penodaan Agama

    Memandikan Jenazah Beda Agama, Apakah Penodaan Agama?

    Festival Hujan

    Berdamai dengan Bencana melalui Pertunjukan Festival Hujan

  • Rujukan
    • All
    • Ayat Quran
    • Hadits
    • Metodologi
    • Mubapedia
    Ibn Katsir

    Teks Mubadalah dalam Tafsir Ibn Katsir

    Perempuan Memakai Parfum

    Perempuan Memakai Parfum dalam Perspektif Mubadalah

    sujud istri pada suami perspektif mubadalah

    Jika dibolehkan, Suamipun Harusnya Sujud pada Istri

    Bagaimana Hukum Penggunaan Harta Suami oleh Istri?

    Ayat Nusyuz yang Tersembunyi

    kesalingan

    “Mainstreaming Mubadalah” dalam Kaidah Fiqh Isu-isu Keluarga

    Mengelola Dinamika Berkeluarga

    Islam dalam Pandangan Buya Husein

    Membuka Lembaran Tafsiran Indah, yang Berpihak pada Kaum Mustad’afin (Tamat)

  • Tokoh
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Sastra

Citra Diri Perempuan dalam Kisah Legenda

Selama itu pula pihak-pihak yang dengan gigih memperjuangkan hak-hak perempuan juga akan selalu lahir di tiap masanya dengan berbagai macam usaha dan perjuangan, salah satunya yakni dengan memanfaatkan media tradisi lisan melalui kisah-kisah yang digandrungi dan melekat pada budaya dan sejarah lokal setempat.

Aspiyah Kasdini RA Aspiyah Kasdini RA
05/11/2020
in Sastra, Khazanah
0
0
SHARES
86
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Sejak kecil, tentunya masyarakat Indonesia sudah tidak asing lagi dengan legenda-legenda yang diceritakan turun-temurun dan terikat dengan suatu daerah atau tempat. Legenda-legenda ini ada yang memercayainya sebagai bagian dari sejarah setempat, dan ada juga yang hanya menganggapnya sebagai bagian dari kisah-kisah non fiksi yang disampaikan oleh para leluhur terdahulu.

Beragamnya suku bangsa negeri ini juga memberikan kontribusi yang beragam atas kisah-kisah rakyat yang dikenal masyarakat secara umum. Jika kita tilik kembali, kisah-kisah tersebut sebagian besar memberikan perhatian khusus kepada sosok, peran, dan keberadaan perempuan dari berbagai relasi yang ada.

Ada kisah Malin Kundang dari Sumatra Barat, atau kisah Batu Menangis dari Kalimantan Barat, kedua kisah ini merupakan kisah yang menceritakan seorang anak yang mendapat kutukan dari ibunya karena membuat hati sang ibu sedih atas keangkuhan anak yang tidak mengakui sang ibu sebagai ibu kandungnya.

Padahal, ibu mereka merupakan single parent yang juga menjadi kepala rumah tangga dengan susah payah membesarkan sang anak seorang diri. Semua kebutuhan dan permintaan sang anak dengan sukarela dipenuhi untuk kebahagiaannya. Namun, saat anak-anak telah mendapatkan kedudukan, harta, dan status sosial yang diharapkan, mereka justru melupakan sosok ibu yang telah susah payah bermandikan keringat untuk kesejahteraan hidup dan masa depan anaknya.

Pesan dalam kisah ini sejalan dengan semangat dalam ajaran Islam tentang bagaimana hendaknya memuliakan dan menghargai seorang ibu. Bahkan, Rasulullah Saw. dalam HR. Bukhori No.5971 menyebutkan tiga kali berturut-turut bahwa yang harus terlebih dahulu kita berikan bakti kepadanya adalah kepada sosok “IBU”.

Baca Juga:

Membincang Kodrat yang Melekat pada Lelaki dan Perempuan

Mengenal Ulama Perempuan Zubaidah binti Abu Ja’far

Kerentanan Perempuan di Tengah Pandemi Covid 19

Kudeta Myanmar dan Marjinalisasi Sosial Politik terhadap Perempuan

Cerita rakyat lainnya, sebut saja kisah asal mula Banyuwangi. Cerita ini berakhir tragis, karena seorang perempuan harus mengorbankan jiwanya tenggelam di lautan untuk membuktikan kesetiaannya kepada sang suami. Dan apa yang menjadi perkataannya sungguhlah sebuah kebenaran, karena air laut tersebut kemudian berubah menjadi wangi yang menunjukkan bahwasanya selama ditinggal sang suami ia tidak pernah bermain serong seperti yang dituduhkan kepadanya, dan kemudian dipercayai oleh sang suami.

Apa mau dikata, pembuktian ini tidak membuat sang istri kembali lagi, dan hanya menyisakan penyesalan bagi sang suami. Cerita ini mengajarkan banyak hal kepada masyarakat tentang makna hal-hal yang harus dijaga dalam relasi pernikahan. Suami-istri hendaknya saling percaya, saling menjaga, saling melindungi, saling melengkapi, saling membahagiakan, saling menghargai, saling menghormati, dan kesalingan lainnya. Hal ini tentunya sejalan dengan ruh ajaran agama Islam yang secara gamblang terdapat dalam tulisan-tulisan Dr. Faqih dan kader-kader ideologis Mubadalah lainnya.

Lalu, kisah legenda lainnya, di Sanggau, Kalimantan Barat, terdapat sebuah cerita rakyat yang begitu masyhur, yakni kisah Dara Nante. Secara garis besar, cerita ini mengisahkan tentang perjalanan Dara Nante mencari ayah dari anaknya. Konon, Dara Nante yang merupakan anak seorang raja, hamil tanpa suami setelah memakan timun yang hanyut di sungai saat ia dan dayang-dayangnya sedang mandi.

Hingga pada akhirnya, ia dan sang raja malu atas kehamilan ini dan melakukan sayembara setelah kelahiran sang anak untuk mencari ayah dari bayinya. Bersama rombongan menggunakan kapal yang besar, mereka mengikuti petunjuk yang didapat sang raja dari dalam mimpi hingga menemukan Babai Cingak sebagai orang yang dapat lulus dari sayembara tersebut.

Babai Cingak yang buruk rupa pun akhirnya mendapat kulit bagusnya kembali dan menikah dengan Dara Nante. Kisah ini mengajarkan tentang kemaslahatan menjaga diri bagi perempuan dan laki-laki yang belum memiliki ikatan yang sah. Juga tentang memiliki pergaulan dan relasi yang baik, yang tidak mendatangkan kemudaratan dan kesengsaraan baik bagi diri pribadi, keluarga, maupun orang lain. Mubadalah telah sangat rinci mengkaji hal ini.

Sementara, ada pula cerita menarik, di Klaten yang merupakan sebuah kabupaten yang memiliki candi Prambanan nan indah di sudut kotanya. Candi Prambanan memiliki keterkaitan yang erat dengan kisah rakyat masyhur tentang Roro Jonggrang dan Bandung Bondowoso. Pangeran Bandung Bondowoso terpikat dengan kecantikan Roro Jonggrang yang tidak lain merupakan putri dari Prabu Baka.

Prabu Baka tewas dibunuh Bandung Bondowoso saat misi perluasan kekuasaan wilayah yang dilakukan oleh Bandung Bondowoso. Rasa kehilangan sang ayah ini membuat Roro Jonggrang tidak menerima cinta Bandung Bondowoso, akan tetapi Bandung Bondowoso terus merayu hingga sang putri pun menerima dengan mengajukan dua syarat, yakni dibuatkan untuknya sumur Jalatunda dan seribu candi dalam waktu satu malam.

Dengan bantuan para makhluk halus, kedua persyaratan tersebut hampir saja dapat dipenuhi oleh Bandung Bondowoso. Roro Jonggrang yang sejak awal tidak menginginkan hubungan ini tidak kalah cerdik. Ia melakukan berbagai tipu muslihat untuk menggagalkan usaha Bandung Bondowoso. Dan usaha Roro Jonggrang pun berhasil.

Merasa tertipu, Bandung Bondowoso murka dan kemudian mengutuk sang putri menjadi candi batu yang ke-seribu. Kisah ini menggambarkan sebuah toxic relationship, adanya sebuah keterikatan antara dua orang dimana salah seorang begitu ingin menguasai dan mendapatkan seorang lainnya, sedangkan pihak lainnya, tidak menginginkan hubungan yang baginya menyiksa secara psikis dan perasaannya ini. Hingga pada akhirnya, hubungan tersebut tidak memberikan manfaat apapun bagi keduanya, dan tidak ada tujuan apapun yang tercapai.

Masih banyak cerita rakyat daerah lainnya yang menggambarkan kondisi-kondisi untuk menyuarakan kesejahteraan perempuan pada masa itu. Dari cerita-cerita ini siapapun dapat memahami, bahwa citra diri perempuan dalam kisah legenda, sejak mulanya dan sampai kapanpun diskriminasi akan selalu ada.

Akan tetapi, yang membahagiakan adalah, selama itu pula pihak-pihak yang dengan gigih memperjuangkan hak-hak perempuan juga akan selalu lahir di tiap masanya dengan berbagai macam usaha dan perjuangan, salah satunya yakni dengan memanfaatkan media tradisi lisan melalui kisah-kisah yang digandrungi dan melekat pada budaya dan sejarah lokal setempat.

Leluhur bangsa ini telah meninggalkan warisan yang cukup berharga bagi keturunannya, mereka berharap melalui kisah yang disusunnya dapat berangsur-angsur merubah segala bentuk praktek budaya patriarki yang kerap merugikan kaum perempuan.

Cerita-cerita ini pun hingga kini masih diperdengarkan kepada anak-anak. Menjadi poin penting kepada para orang tua dan calon orang tua, tidak ada salahnya menyampaikan pesan kesejahteraan perempuan melalui cerita-cerita rakyat tersebut untuk menumbuhkan pola pikir, pola rasa, dan pola tindak yang adil gender kepada buah hati tercinta semenjak usia dini. []

 

Tags: Cerita RakyatKesetaraanLegenda IndonesiaperempuanTradisi Nusantara
Aspiyah Kasdini RA

Aspiyah Kasdini RA

Alumni Women Writers Conference Mubadalah tahun 2019

Terkait Posts

Kesetaraan

Kesetaraan Hak Tenaga Kerja Lelaki dan Perempuan

8 Maret 2021
Kodrat

Membincang Kodrat yang Melekat pada Lelaki dan Perempuan

7 Maret 2021
Surat

Sepucuk Surat Cinta dari Ibu untuk Putrinya

7 Maret 2021
Kekerasan Seksual

Mengenali Bentuk Kekerasan Seksual terhadap Perempuan

5 Maret 2021
Cinta

Cinta, Anugerah atau Malapetaka?

1 Maret 2021
Adik

Adikku, Hadiah Terbaik dari Tuhan

28 Februari 2021
No Result
View All Result
qiraah mubadalah shop

TERPOPULER

  • Istri

    Demi Status Sebagai Istri, Haruskah Pasrah Dipoligami?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Toxic Parents Masih Ada, Kita Belum Sadar Penuh Mengatasinya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kegelisahan Ayahku tentang Hak Waris Anak Perempuan (Part II)

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengenali dan Mengakui Sifat Toxic dalam Diri Sendiri

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Laki-Laki Perempuan Harus Siap Finansial Sebelum Menikah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Humanisme Gus Dur Sebagai Universalisme Nilai Islam
  • Aman-Mubadalah: Luncurkan Aplikasi 60 Hadist Hak Perempuan
  • Kesetaraan Hak Tenaga Kerja Lelaki dan Perempuan
  • Konsep Ideal Pendidikan dan Pengajaran di Masa Pandemi
  • #ChooseToChallenge; Refleksi Perjuangan Pekerja Perempuan

Komentar Terbaru

    097422
    Views Today : 66
    Server Time : 2021-03-09
    • Tentang
    • Redaksi
    • Kontributor
    Kontak kami:
    redaksi@mubadalah.id

    © 2020 MUBADALAH.ID

    No Result
    View All Result
    • Home
    • Aktual
    • Kolom
      • Keluarga
      • Personal
      • Publik
    • Khazanah
      • Hikmah
      • Hukum Syariat
      • Pernak-pernik
      • Sastra
    • Rujukan
      • Ayat Quran
      • Hadits
      • Metodologi
      • Mubapedia
    • Tokoh
    • Login
    • Sign Up

    © 2020 MUBADALAH.ID

    Selamat Datang!

    Login to your account below

    Forgotten Password? Sign Up

    Create New Account!

    Fill the forms bellow to register

    All fields are required. Log In

    Retrieve your password

    Please enter your username or email address to reset your password.

    Log In

    Add New Playlist