• Login
  • Register
Rabu, 17 Agustus 2022
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Film

Film Yuni: Pentingnya Dukungan Keluarga Bagi Remaja Perempuan

Film Yuni, banyak mengisahkan tentang kasus perkawinan anak yang menimpa remaja perempuan saat mereka tengah menempuh pendidikan menengah atas

Irma Khairani Irma Khairani
20/12/2021
in Film
0
Remaja

Remaja

86
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Film Yuni berhasil membuat air mata saya berjatuhan setelah film ini selesai ditayangkan. Ya, saya tak langsung beranjak untuk keluar studio bioskop, barangkali ada sekitar 5 menit saya duduk termenung dan tak sadar beberapa tetes air mata berjatuhan, saya duduk meresapi rasa haru yang membuncah.

Yuni yang identik dengan warna ungu merupakan sebuah simbol perlawanan perempuan terhadap berbagai bentuk ketidakadilan yang menimpa. Yuni seorang remaja yang masih duduk di  bangku sekolah menengah atas dengan segala permasalahan hidup yang menimpanya, dan hampir membuatnya ingin menyerah.

Sepertinya kita sudah tak asing lagi dengan kasus perkawinan anak yang ada di Indonesia. Bahkan, dari Catatahan Akhir Tahun 2021 yang dipublikasi oleh Komnas Perempuan, kasus perkawinan anak di Indonesia terus meningkat. Pada tahun 2019 angka dispensasi perkawinan anak sebesar 23.126 kasus, meningkat begitu tinggi pada tahun 2020 sebanyak 3x lipat yang angkanya menjadi 64.211 kasus.

Film Yuni, banyak mengisahkan tentang kasus perkawinan anak yang menimpa remaja perempuan saat mereka tengah menempuh pendidikan menengah atas. Yuni yang sedang berfokus untuk mempersiapkan diri sebaik mungkin agar dirinya mendapatkan beasiswa untuk menempuh pendidikan tinggi, mendapat terpaan musibah yang cukup pelik.

Iman, seorang pemuda yang merupakan saudara dari Wak Tardi, tetangga Yuni, datang ke rumah Nenek Yuni setelah Iman melihat Yuni pertama kalinya. Iman dan keluarga datang untuk melamar Yuni. Saat itu Yuni sangat kebingungan, dirinya sangat ingin untuk menolak lamaran tersebut. Namun, Yuni kerap dihantui dengan mitos-mitos yang telah melekat begitu kuat dalam masyarakat. Tak hanya orang tua yang meyakininya, bahkan teman sebayanya.

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • Melawan Radikalisme dengan Merawat Semangat Nasionalisme
  • Nasehat Para Ulama dan Dokter tentang Hubungan Seksual yang Sehat
  • Mengungkap Keresahan Perempuan Di Balik Generasi Sandwich
  • Keluarga Satu Visi Ala Nabi Ibrahim As (4)

Baca Juga:

Melawan Radikalisme dengan Merawat Semangat Nasionalisme

Nasehat Para Ulama dan Dokter tentang Hubungan Seksual yang Sehat

Mengungkap Keresahan Perempuan Di Balik Generasi Sandwich

Keluarga Satu Visi Ala Nabi Ibrahim As (4)

Ada banyak mitos yang melekat di masyarakat yang membuat diri perempuan tak memiliki kuasa akan dirinya dan cenderung membuat diri perempuan tak berharga. Mitos itu seperti “kalau ada yang melamar tak boleh ditolak, nanti sulit dapat jodoh”, “dilamar adalah keberkahan, makanya tak boleh ditolak.”

Mitos tersebut semakin membuat Yuni frustrasi setelah dirinya menolak lamaran Iman dan tak lama kemudian ia dilamar dengan laki-laki yang telah beristri. Yuni akan dijadikan istri kedua. Mitos dan stigma yang dilekatkan kepada Yuni semakin menjadi-jadi. Yuni menjadi buah bibir masyarakat; di kalangan warga sekitar dan teman sekolah.

Yuni sebagai perempuan dianggap tak tahu diri, bukannya bersyukur dilamar oleh pria kaya-raya, tapi malah menolaknya. Yuni sebagai simbol remaja perempuan masa kini, dianggap memiliki standar yang terlalu tinggi, dan tak bisa menerima keberkahan. Padahal, perempuan mau setinggi apapun pendidikannya, dirinya akan kembali pada sumur, kasur, dan dapur. Begitulah potret pandangan masyarakat terhadap perempuan.

Rasa frustasi semakin membuncah, di saat dirinya kebingungan, namun keluarganya tak ada yang dengan tegas mendukung Yuni untuk mengambil keputusan yang terbaik dan dia inginkan; melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi. Yuni terus-menerus dihantui dengan pertanyaan, “memangnya Yuni ingin jadi apa?”, “Apa yang akan Yuni lakukan kedepannya, selain menikah?”

Tak hanya Yuni, sahabat-sahabat Yuni yang lain pun turut mengalami ketidakadilan. Diperkosa hingga terpaksa harus menikah, menikah di usia anak dan tidak mendapatkan tanggung jawab dari suami, mengalami kekerasan, putus sekolah karena dihamili, bahkan ada yang sampai bunuh diri.

Isu yang dikisahkan dalam film Yuni begitu dekat dengan kita. Apalagi, di tengah kondisi saat ini, di mana banyak sekali kasus-kasus kekerasan yang menimpa remaja perempuan bahkan dalam institusi pendidikan. Pendidikan seksual yang masih sangat tabu, ketimpangan relasi kuasa, menjadi salah dua faktor penyebab terjadinya bentuk ketidakadilan yang marak terjadi.

Saya sendiri pernah mengalami bagaimana rasanya hampir terjebak dalam lingkaran perkawinan anak. Beruntung, saya memiliki keluarga yang supportif dan mendukung apapun rencana yang ingin saya lakukan. Berbeda dengan Yuni yang keluarganya secara tak langsung memberikan pengaruh mental yang negatif, sehingga membuat diri Yuni meragu dan bingung. Saya tegas menolak. Meskipun, saya sadar pada saat itu dengan kondisi yang ada, jalan untuk bisa terus melangkah sangatlah terjal. Apalagi, sebagai perempuan.

Saya pun pernah merasakan secara langsung bagaimana perempuan dinilai begitu rendah meskipun perempuan telah menempuh pendidikan tinggi. Peristiwa itu terjadi saat saya didatangi untuk dilamar yang kedua kalinya. Saat itu tak lama lagi saya akan menjalani sidang akhir. Dengan kondisi seperti demikian, dilamar dianggap menjadi sebuah keberkahan, toh nantinya perempuan akan kembali ke rumah mengurusi sumur, kasur, dan dapur.

Siapa yang tak kesal ada dalam kondisi seperti demikian? Dianggap rendah dan diremehkan. Dengan segala ketegasan yang ada dan dukungan yang positif dari keluarga, saya berani untuk menolak lamaran tersebut. Sekali lagi, beruntunglah saya memiliki keluarga yang sangat supportif.

Dari kisah Yuni dan saya, begitu terlihat bagaimana permasalahan yang kerap muncul pada diri remaja perempuan. Di masa, saat di mana seharusnya sebagai remaja kita dapat mengeksplorasi banyak hal, mencari banyak pengalaman hidup, mencari jati diri, dan mempersiapkan masa depan dengan baik.

Tetapi, karena diri perempuan dianggap lemah dan rendah, tak begitu bernilai, dan tak bisa beridiri sendiri, seakan-akan diri perempuan bahkan masa depannya ada di tangan orang lain entah keluarga, lingkungan masyarakat, dan lainnya, remaja perempuan begitu sulit untuk bisa menikmati masa itu.

Kiranya menjadi refleksi, bagaimana seharusnya keluarga menjadi ruang aman dan supportif terhadap anak perempuan untuk bisa yakin bahwa dirinya berharga dan masa depan ada di tangan dirinya sendiri. Lingkungan yang supportif sangatlah dibutuhkan, di tengah kondisi lingkungan masyarakat yang cenderung menomorduakan, bahkan merendahkan perempuan.

Dukungan keluarga sangatlah dibutuhkan bagi remaja perempuan untuk bisa keluar dari jerat lingkaran setan perkawinan anak. Jangan sampai terjadi keraguan dan kebingungan yang dirasakan Yuni oleh remaja perempuan lainnya dengan alasan “dilamar adalah keberkahan”, “menolak lamaran akan menyulitkan datangnya jodoh”, “lebih baik anak perempuan dikawinkan untuk menghindari zina.” Namun, hidup remaja perempuan itulah yang dipertaruhkan. []

Tags: Film Yunikeluargaperkawinan anakremaja
Irma Khairani

Irma Khairani

Irma telah rampung menamatkan studi sarjana Ilmu Politik di Universitas Nasional. Isu gender, pendidikan, dan politik adalah minatnya, saat ini aktif di komunitas Puan Menulis.

Terkait Posts

Korban Kekerasan Seksual

Film Mom 2017 Pencarian Keadilan bagi Korban Kekerasan Seksual

2 Agustus 2022
Pemimpin Perempuan

5 Sikap Lagertha, Pemimpin Perempuan dalam Serial Vikings yang Patut Dicontoh

2 Juli 2022
Dinamika Konflik dalam Keluarga

Ungkap Dinamika Konflik dalam Keluarga di Film Ngeri-ngeri Sedap

20 Juni 2022
Film Hamid

Film Hamid tentang Cinta, Ketulusan dan Kemanusiaan

8 Juni 2022
Perjuangan Perempuan Karier

Kisah Bapak Rumah Tangga dan Perjuangan Perempuan Karier

2 Juni 2022
Film Mimi

Tonton Film Mimi Sebelum Melakukan Praktik Surogasi!

31 Mei 2022

Discussion about this post

No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Childfree

    Childfree: Hukum, Dalil, dan Penjelasannya dalam Perspektif Mubadalah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai Luluk Farida Mucthar : Perempuan Merdeka itu Dapat Hak Hidup Bahagia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai Thoah Jafar : Perempuan Merdeka itu Ikut Berperan di Ruang Publik

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Melawan Radikalisme dengan Merawat Semangat Nasionalisme

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai Umnia Labibah : Perempuan Merdeka itu Memiliki Hak Sebagai Manusia Utuh

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Nyai Thoah Jafar : Perempuan Merdeka itu Ikut Berperan di Ruang Publik
  • Nyai Luluk Farida Mucthar : Perempuan Merdeka itu Dapat Hak Hidup Bahagia
  • Melawan Radikalisme dengan Merawat Semangat Nasionalisme
  • Childfree: Hukum, Dalil, dan Penjelasannya dalam Perspektif Mubadalah
  • Nasehat Para Ulama dan Dokter tentang Hubungan Seksual yang Sehat

Komentar Terbaru

  • Tradisi Haul Sebagai Sarana Memperkuat Solidaritas Sosial pada Kecerdasan Spiritual Menurut Danah Zohar dan Ian Marshal
  • 7 Prinsip dalam Perkawinan dan Keluarga pada 7 Macam Kondisi Perkawinan yang Wajib Dipahami Suami dan Istri
  • Konsep Tahadduts bin Nikmah yang Baik dalam Postingan di Media Sosial - NUTIZEN pada Bermedia Sosial Secara Mubadalah? Why Not?
  • Tasawuf, dan Praktik Keagamaan yang Ramah Perempuan - NUTIZEN pada Mengenang Sufi Perempuan Rabi’ah Al-Adawiyah
  • Doa agar Dijauhkan dari Perilaku Zalim pada Islam Ajarkan untuk Saling Berbuat Baik Kepada Seluruh Umat Manusia
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2021 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Login
  • Sign Up

© 2021 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist