• Login
  • Register
Senin, 12 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Aktual

Gus Dur Proklamator Kedua

Fachrul Misbahudin Fachrul Misbahudin
15/01/2019
in Aktual
0
Proklamator Kedua

Proklamator Kedua

28
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Gus Dur adalah proklamator kedua setelah Ir. Soekarno sebagai proklamator pertama. Demikian dikatakan Sekretaris Lakpesdama PBNU, KH Marzuki Wahid pada puncak acara Haul Gus Dur ke-9 di Institut Studi Islam Fahmina (ISIF), Senin 14 Januari 2018.

Gus Dur membebaskan Indonesia dari otoriterianisme politik dan fasisme agama. Sehingga demokrasi menjadi arus utama hari ini.

“Gus Dur ketika di tengah-tengah cengkraman otoriter orde baru mendirikan forum demokrasi. Tidak sendirian tetapi dengan kelompok-kelompok yang lain. Dan hari ini demokrasi menjadi arus utama bangsa ini. Tanpa demokrasi Indonesia tidak ada,” tuturnya.

Gus Dur, lanjut Marzuki, menjadi manusia yang siap menjaga, bahkan pasang badan terhadap fasisme agama. Kalau ada pihak yang menentang, menghalangi kebebasan beragama dan berkeyakinan pasti Gus Dur menjadi yang terdepan.

“Gus Dur tidak sedang membenarkan dan menyalahkan. Karena Gus Dur bukan Ahmadiyah, Katolik, Kristen atau yang lainnya. Gus Dur adalah orang Nahdhatul Ulama (NU). Ke NU-an Gus Dur adalah membela semua yang berbeda,” jelasnya.

Baca Juga:

Waisak: Merayakan Noble Silence untuk Perenungan Dharma bagi Umat Buddha

Islam Hadir untuk Gagasan Kemanusiaan

Islam Memuliakan Perempuan Belajar dari Pemikiran Neng Dara Affiah

Aurat dalam Islam

9 Nilai Gus Dur

Salah satu pendiri Fahmina Institute itu mengatakan, ada sembilan nilai Gus Dur yang harus terus diimplementasikan bangsa ini. Kesembilan nilai Gus Dur yakni ketauhidan, kemanusiaan, keadilan, kesetaraan, pembebasan, kesatriaan, kesederhanaan, persaudaraan, dan kearifan lokal.

“Nilai ketauhidan, Gus Dur tidak berangkat dari faham humanisme, matrialisme tetapi berangkat dari faham ketauhidan. Ini yang membedakan Gus Dur dengan Kalr Max, Antonio Gramci dan ini yang membedakan dengan kelompok yang lain walaupun pergerakannya sama,” ungkapnya.

Marzuki mengingatkan, nilai pertama ini menjadi titik pergerakan Gus Dur berangkat dari tauhidullah, bukan dari yang lain. Sembilan nilai Gus Dur ini yang diperas dari seluruh pemikirannya. (RUL)

Tags: gus durhaulhumanismeislamKang JekkemanusiaanKH Marzuki Wahidnilai
Fachrul Misbahudin

Fachrul Misbahudin

Lebih banyak mendengar, menulis dan membaca.

Terkait Posts

Media

Media Punya Peran Strategis dalam Mencegah Konflik Akibat Tidak Dipenuhinya Hak Keberagamaan

26 April 2025
Perempuan bukan Tamu di Ruang Publik

Perempuan Bukan Tamu di Ruang Publik

1 April 2025
Makhluk Intelektual

Laki-laki dan Perempuan adalah Makhluk Intelektual dan Spiritual

1 April 2025
Perempuan bisa menjadi Pemimpin

Perempuan Bisa Menjadi Pemimpin: Tafsir QS. An-Nisa Ayat 34 dalam Perspektif Keadilan Hakiki Islam

1 April 2025
Khalifah fil Ardl

Perempuan Memiliki Mandat sebagai Khalifah Fil Ardl

29 Maret 2025
Takwa

Kemuliaan Manusia Hanya Ditentukan oleh Takwa

29 Maret 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Pekerja Rumah Tangga

    Ibu, Aku, dan Putriku: Generasi Pekerja Rumah Tangga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Apakah Barak Militer Bisa Menjadi Ruang Aman bagi Siswi Perempuan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tidak Ada Cinta bagi Arivia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Vasektomi untuk Bansos: Syariat, HAM, Gender hingga Relasi Kuasa

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengirim Anak ke Barak Militer, Efektifkah?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Mengenal Paus Leo XIV: Harapan Baru Penerus Paus Fransiskus
  • Waisak: Merayakan Noble Silence untuk Perenungan Dharma bagi Umat Buddha
  • Islam Hadir untuk Gagasan Kemanusiaan
  • Apakah Barak Militer Bisa Menjadi Ruang Aman bagi Siswi Perempuan?
  • Ibu, Aku, dan Putriku: Generasi Pekerja Rumah Tangga

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version