• Login
  • Register
Kamis, 3 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom

Hati-hati Pelecehan Seksual di Transportasi Massal

Siti Jubaidah Siti Jubaidah
01/03/2019
in Kolom
0
Transportasi Publik

pixabay[dot]com

146
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Setiap berangkat dari rumah di Indramayu menuju Cirebon biasanya saya menggunakan transportasi massal atau transportasi publik. Alasannya, selain harganya murah, saya juga tidak bisa naik motor sendiri. Sayangnya transportasi umum yang saya gunakan kerap kali penuh sesak dan tak jarang penumpang harus berdiri.

Ini membuat tidak nyaman. Selain melelahkan, saya juga was-was terjadi pelecehan seksual. Saya pernah mengalami pelecehan seksual di transportasi massal. Saat itu, seorang laki-laki yang berdiri di belakang saya tiba-tiba berdiri semakin mendekat. Namun saya tidak tinggal diam. Pada saat itu saya berdiri dengan memasang sikut agar ada jarak antara saya dan dia.

Setelah duduk saya pun masih mengalami pelecehan seksual. Ada seorang laki-laki yang memanggil-manggil karena melihat saya berpindah tempat duduk. Beberapa menit kemudian dia pura-pura mendatangi supir bus untuk bertanya setelah berbalik arah dia pura-pura limbung dan memegang pundak saya.

Karena kaget, saya menampik tangan pelaku dan berteriak meskipun ternyata teriakan saya kurang kencang. Kalau saja saya tidak menutupi bagian dada dengan tas bukan tidak mungkin pelaku akan menyasar ke bagian tersebut.

Perempuan merupakan pengguna transportasi umum terbanyak dibanding laki-laki. Beradasarkan riset yang dilakukan oleh insede.ID, pada 2016, sebanyak 33 persen responden perempuan memilih menggunakan kendaraan umum. Hanya 14 persen responden pria yang menggunakan kendaraan umum menuju kantor.

Baca Juga:

Hak dan Kewajiban Laki-laki dan Perempuan dalam Fikih: Siapa yang Diuntungkan?

Perceraian dalam Fikih: Sah untuk Laki-Laki, Berat untuk Perempuan

Fikih yang Kerap Merugikan Perempuan

Pergeseran Narasi Pernikahan di Kalangan Perempuan

Meskipun banyak perempuan yang menggunakan transportasi umum, namun pelecehan seksual di transportasi massal kerap terjadi. Jadi, transportasi massal dinilai masih belum aman bagi perempuan. Bahkan, pelecehan seksual di transportasi massal kerap bisa terjadi pada siapapun baik perempuan maupun laki-laki. Hal inilah yang seharusnya diperhatikan pemerintah dan pihak penyedia jasa transportasi. Diperlukan aturan yang ketat sehingga pelecehan seksual dapat dihapuskan.

Menurut data Komnas Perempuan, pelecehan seksual merujuk pada tindakan bernuansa seksual yang disampaikan melalui kontak fisik maupun non-fisik, yang menyasar pada bagian tubuh seksual atau seksualitas seseorang.

Tindakan ini termasuk siulan, main mata, komentar atau ucapan bernuansa seksual. Mempertunjukkan materi-materi pornografi dan keinginan seksual, colekan atau sentuhan di bagian tubuh. Gerakan atau isyarat yang bersifat seksual, sehingga mengakibatkan rasa tidak nyaman, tersinggung, merasa direndahkan martabatnya. Dan mungkin hingga menyebabkan masalah kesehatan dan keselamatan.

Banyak perempuan yang tidak paham jika hal tersebut adalah pelecehan seksual. Sehingga ketika mengalaminya mereka hanya diam saja karena merasa takut dan malu. Selain yang disebutkan di atas ada banyak jenis pelecehan seksual di antaranya pelecehan gender, perilaku menggoda, penyuapan seksual, pemaksaan seksual, pelanggaran seksual, dan lain-lain.

Perlu kewaspadaan dan upaya pencegahan agar terhindar dari pelecahan seksual ketika sedang di tempat umum dan transportasi massal. Jika tidak berani maka mintalah bantuan kepada penumpang lain dengan menceritakan kejadian tersebut atau berteriak sekencangnya agar orang-orang di sekitar kita tahu dan pelaku merasa jera. Selain itu, ketika berada di transportasi umum sebaiknya menutupi bagian vital dengan buku ataupun tas agar pelaku tidak bisa menyentuhnya.[]

Tags: angkutan umumpelecehanpelecehan seksualperempuanseksualtransportasitransportasi massal
Siti Jubaidah

Siti Jubaidah

Siti Jubaidah, mahasiswa S1 Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) Cirebon. Pernah mondok di PonPes Aisyah Kempek Cirebon.

Terkait Posts

Poligami atas

Bisnis Mentoring Poligami: Menjual Narasi Patriarkis atas Nama Agama

3 Juli 2025
Ruang Aman, Dunia Digital

Laki-laki Juga Bisa Jadi Penjaga Ruang Aman di Dunia Digital

3 Juli 2025
Konten Kesedihan

Fokus Potensi, Difabel Bukan Objek Konten Kesedihan!

3 Juli 2025
Marital Rape

Ketika Istilah Marital Rape Masih Dianggap Tabu

2 Juli 2025
SAK

Melihat Lebih Dekat Nilai Kesetaraan Gender dalam Ibadah Umat Hindu: Refleksi dari SAK Ke-2

2 Juli 2025
Wahabi Lingkungan

Ironi: Aktivis Lingkungan Dicap Wahabi Lingkungan Sementara Kerusakan Lingkungan Merajalela

2 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Marital Rape

    Ketika Istilah Marital Rape Masih Dianggap Tabu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Fokus Potensi, Difabel Bukan Objek Konten Kesedihan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Meninjau Ulang Cara Pandang terhadap Orang yang Berbeda Keyakinan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengapa Perceraian Begitu Mudah untuk Suami?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hak dan Kewajiban Laki-laki dan Perempuan dalam Fikih: Siapa yang Diuntungkan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Kisah Jun-hee dalam Serial Squid Game dan Realitas Perempuan dalam Relasi yang Tidak Setara
  • Bisnis Mentoring Poligami: Menjual Narasi Patriarkis atas Nama Agama
  • Laki-laki Juga Bisa Jadi Penjaga Ruang Aman di Dunia Digital
  • Hak dan Kewajiban Laki-laki dan Perempuan dalam Fikih: Siapa yang Diuntungkan?
  • Fokus Potensi, Difabel Bukan Objek Konten Kesedihan!

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID