Dikisahkan dalam Kitab Kebijaksanaan Orang-orang Gila (‘Uqala al-Majanin) karya Abu al-Qasim an-Naisaburi, bahwa Hayyunah adalah perempuan gila yang berasal dari daerah Ahwazi. Pada suatu waktu, Salam al-Aswad memberikan makanan dan meletakkannya di hadapan Hayyunah.
Tapi Hayyunah justru menangis dan berkata, “Pecinta mencintai kekasihnya, sibuk makan untuk berkhidmat pada kekasihnya. Tapi dia ragu sekiranya utusan kekasihnya datang, dia sedang sibuk makan daripada berkhidmat kepada kekasihnya, lantas matanya tidak dapat lagi berjumpa dengannya”. Hayyunah akhirnya tidak mau makan.
Salam pernah mendengar bahwa Hayyunah pernah berkata kepada seseorang, “Hai pengangguran! Apakah kamu punya daya untuk berkata dengan Sang Maha Raja, yang apabila marah maka ia akan membakar yang dimarahi-Nya di neraka, hingga hancur lebur, di mana setiap bagian saling bercerai-berai?”.
Dilain waktu, Salam mendengar Hayyunah berkata,
“Orang yang mencintai Allah akan akrab dengan-Nya
Orang yang akrab dengan Allah akan bahagia dengan-Nya
Orang yang bahagia dengan-Nya akan merindukannya
Orang yang merindukan-Nya akan akan tergila-gila pada-Nya
Orang yang tergila-gila pada-Nya akan mengabdi pada-Nya
Orang yang mengabdi pada-Nya akan sampai pada-Nya.
Orang yang sampai pada-Nya akan terhubung dengan-Nya
Orang yang terhubung dengan-Nya akan mengenal-Nya
Orang yang mengenal-Nya akan dekat dengan-Nya
Orang yang dekat dengan-Nya tidak akan tidur, karena petir-petir kesedihan akan menyambarnya bila ia tidur”.
Pada suatu hari, Salam tidak menemukan Hayyunah di mana pun, kemudian Hayyunah ditemukan berada di kuburan. Salam berkata, “Apa yang kamu lakukan di sini?”.
Lalu Hayyunah menjawab dengan suatu syair.
“Di dalam kuburan mayat tak punya potongan sesuatu untuk berbuka
Jelaslah siapa yang dekat-dekat dengannya begitu juga tempatnya dalah kuburan”
Di waktu yang lain, Ali ibn Hasyim al-Ubuli sedang mendatangi al-Ahwaz dan bertanya tentang Hayyunah. Dia diberitahu bahwa Hayyunah berada di reruntuhan rumah al-Asynani. Kemudian dia mendatangi Hayyunah.
Ali ibn Hasyim al-Ubuli berkata, “Saya menemukan perempuan yang dikuasai oleh rasa takut kepada Allah SWT. Dia basah oleh rasa cinta. Sisi zahirnya bersifat rohani dan sisi batinnya bersifat samawi”.
Kemudian dia mengucapkan salam pada Hayyunah.
Hayyunah menjawab dengan syairnya,
“Siri-siri murni adalah penyimpan keagungan
Kami telah diuji dan sisa perasaan itu membaharu”
Syair itu cukup bagi Ali kemudian dia meninggalkan Hayyunah sendirian.
Atha’ ibn Israil berkata bahwa dia sangat heran pada apa yang dilakukan Hayyunah yang diluar kewajaran. Saat malam menjelang, Hayyunah menangis dan berkata, “Sulit bagiku untuk bermaksiat. Sebab hatiku mencintai-Mu dan organ tubuhku mengadukan nuraninya yang selalu menghadap kea rah-Mu, Tuhanku! Sampai kapan Kau penjarakan aku dengan para pengangguran?”
Hayyunah akan melakukan hal itu sampai pagi menjelang.
Di malam yang lainnya, Rasyid ibn Alqamah al-Ahwazi berkata bahwa saat malam Hayyunah berdoa dan berkata, “Wahai Tuhan Yang Maha Esa! Engkau telah memberi nikmat malam hari untuk mempelajari cara membaca. Kemudian, akankah Engkau memutuskan hubungan-Mu denganku di siang hari? Rab! Aku ingin siang menjadi malam supaya aku dapat menikmati suasana dekat dengan-Mu”.
Salam juga pernah menjumpai Hayyunah pada malam hari dan Hayyunah berkata, “Rabb! Tidak ada pagiku melainkan di surga al-Ma’wa.”
Di malam lain saat hujan yang menakutkan datang, Hayyunah berkata, “Alangkah samanya malam ini dengan Hari Kiamat”.
Pada suatu siang yang sangat terik, Salam menjumpai Hayyunah. Saat itu Hayyunah sedang berpuasa.
Salam berkata, “Siang ini sangatlah panas”.
Hayyunah menjawab, “Diamlah! Ketika sampai tujuan, para pejalan akan senang bukan kepalang. Sedang saat menghadap, berbagai sebab terputus. Ketika Dia berkata, ‘Ambillah’, nama-nama orang-orang arif bijaksana tersebar luas”.
Semoga Allah selalu mencintai Hayyunah sebagaimana Hayyunah mencintai-Nya. Alfatihah. []