• Login
  • Register
Minggu, 13 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Buku

Hidden Potensial dari Prof Adam Grant, Buku untuk para Gen-Z

Sikap perfeksionis mungkin dapat membantu dalam beberapa hal, tapi bisa membunuh dalam hal lainnya

Salsabila Septi Salsabila Septi
29/09/2024
in Buku
0
Buku untuk Para Gen-Z

Buku untuk Para Gen-Z

1.2k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id- Punya beragam kemampuan baik dari soft skill maupun hard skill bukan hanya dambaan gen z saja, tapi jadi dampaan semua orang. Apalagi dengan pesatnya perkembangan teknologi. Sulitnya masa mencari pekerjaan atau bagaimana biar improve diri juga terkadang kita alami. Ngerasain hidup gini-gini aja, padahal banyak pencapaian orang lain yang keren juga buat kita tambah mengutuk keadaan.

Tak Semua Proses Harus Sama

Pembelajaran emang butuh proses, tapi terkadang beberapa dari kita juga gabisa nunggu proses itu. Entah karena permasalahan lain yang pastinya di luar kontrol diri kita. Ya sama kayak ngerasa kok hidup gini terus. Padahal banyak proses setiap harinya yang kita lakukan tanpa tersadar. Hasil yang bagus masih jadi fokus banyak orang, sama halnya penulis yang masih juga membandingkan perjalanan ini dengan orang lain.

Sikap gitu wajar, gak cuma dialami oleh satu apa dua orang aja. Ribuan bahkan jutaan atau miliaran umat manusia pasti mengalami. Pikiran “rumput tetangga kok lebih hijau yaa” itu dateng terus dari ribuan bahkan jutaan tahun lalu. Bedanya, sekarang kita bisa lihat rumput itu dengan mudah, bahkan emang ada tuh yang jualan rumputnya.

Bagaimana isi buku Hidden Potensial?

Nah, daripada terus mikir kok rumput tetangga lebih hijau mari kita coba membahas salah satu buku yang aku temukan ketika kok hidup gini terus ya. Adam Grant, penulis buku ini merupakan seorang psikolog organisasi yang punya banyak karya yang fokusnya dalam pengembangan karir. Tokoh ini rasanya cukup buat gen z yang haus akan ilmu pengetahuan, tapi tetap punya pemikiran kritis tentang ilmu baru.

Ada tiga hal menarik yang coba aku bagikan setelah membaca buku untuk para gen-z ini. Pertama, mencari rasa gak nyaman. Keluar dari zona nyaman tampak jadi kalimat yang digaungkan banyak orang bukan. Dan emang, rasa takut pasti bakal muncul. Takut gagal, takut dianggap bodoh dan juga ketakutan lain pasti muncul di kepala.

Baca Juga:

Kegagalan dalam Perspektif Islam: Antara Harapan Orang Tua dan Takdir Allah

From Zero to Hero Syndrome: Menemani dari Nol, Bertahan atau Tinggalkan?

Yang Benar-benar Seram Itu Bukan Hidup Tanpa Nikah, Tapi Hidup Tanpa Diri Sendiri

Boys Don’t Cry: Membongkar Kesalingan, Menyadari Laki-laki Juga Manusia

Adam ngasih solusi lewat buku ini dengan cara mengenal sedikit demi sedikit ketakutan kita. Kalo kita takut dapat anggapan bodoh, emang ada orang yang langsung pinter pas coba belajar sesuatu? Dan kalo kita takut buat ngomong di depan orang, coba latih kita ngomong sama orang-orang tertentu dulu. Jadi, coba pecah ketakutan itu dan bisa aja kita menemukan skill baru buat memecahkan masalah tadi.

Insight yang kedua, berhadapan dengan sisi perfeksionis. Jujur, penulis adalah orang yang perfeksionis maksimal. Banyak hal yang ganggu pikiran aku, tapi gak berdasar gitu. Nah bisa jadi kita sama kan? Semua orang ingin terlihat paling perfect dimanapun berada, padahal ga ada manusia yang sempurna kan?

Mengenalkan tentang Bersyukur

Sikap perfeksionis mungkin dapat membantu dalam beberapa hal, tapi bisa membunuh dalam hal lainnya. Fokus pada detail yang terkadang gak penting, menghindari sesuatu karna takut gagal atau terlalu keras sama diri sendiri ketika melakukan kesalahan jadi sisi negatif punya sikap perfeksionis.

Dalam buku ini, penulis coba bantu kita untuk set tujuan yang spesifik dan menantang. Ketika kita punya tujuan besar dan juga spesifik, kita dapat belajar bagaimana pembagian fokus kita seharusnya. Mental time travel juga Adam Grant kenalkan, gimana ini jadi salah satu usaha kita buat mengingat lagi diri kita di masa lalu. Bisa bagaimana diri kita sekarang adalah impian kita di masa lalu kan?

Tiga, buat aktifitas kita menyenangkan. Keluar dari zona nyaman bukan berarti caranya gak nyaman kan? Perjalanannya kalo kita bayangin emang sulit, perasaan akut bahkan muncul. Tapi coba jalani dengan rasa senang pasti bakal terasa lebih mudah. Buat ketakutan besar yang kita pikirkan jadi lebih kecil, setelah itu hadapi. Kalo misal gagal ya evaluasi dan coba lagi.

Tulisan ini udah akhir, mungkin memang gitu doang ya. Dan bener, emang gitu doang. Buku ini ada buat kamu mulai coba. Setelah baca, coba lakukan dan praktikkan dalam perjalanan kita. Selalu ingat ada hal di luar kontrol kita yang bisa mempengaruhi prosesnya. Dan ada hal baik yang menanti diri kita di depan sana. []

Tags: Buku untuk Para Gen-ZHidden PotensialKesehatan MentalProf Adam Grantpsikologi
Salsabila Septi

Salsabila Septi

Menulis untuk ketenangan, dan menjaga alam untuk kemaslahatan.

Terkait Posts

Perempuan Lebih Religius

Mengapa Perempuan Lebih Religius Daripada Laki-laki?

9 Juli 2025
Ancaman Intoleransi

Menemukan Wajah Sejati Islam di Tengah Ancaman Intoleransi dan Diskriminasi

5 Juli 2025
Perawan Remaja dalam Cengkeraman Militer

Pesan Pram Melalui Perawan Remaja dalam Cengkeraman Militer

4 Juli 2025
Fiqh Al-Usrah

Fiqh Al-Usrah Menjembatani Teks Keislaman Klasik dan Realitas Kehidupan

28 Juni 2025
Novel Cantik itu Luka

Novel Cantik itu Luka; Luka yang Diwariskan dan Doa yang Tak Sempat Dibisikkan

27 Juni 2025
Fiqhul Usrah

Fiqhul Usrah: Menanamkan Akhlak Mulia untuk Membangun Keluarga Samawa

25 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Hak Perempuan

    Perbedaan Biologis Tak Boleh Jadi Dalih Mendiskriminasi Hak Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pentingnya Menempatkan Ayat Kesetaraan sebagai Prinsip Utama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Praktik Kesalingan sebagai Jalan Tengah: Menemukan Harmoni dalam Rumah Tangga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perempuan dan Pembangunan; Keadilan yang Terlupakan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tidak Ada yang Sia-sia Dalam Kebaikan, Termasuk Menyuarakan Isu Disabilitas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Merebut Kembali Martabat Perempuan
  • Kedisiplinan Mas Pelayaran: Refleksi tentang Status Manusia di Mata Tuhan
  • Kala Kesalingan Mulai Memudar
  • Hancurnya Keluarga Akibat Narkoba
  • Praktik Kesalingan sebagai Jalan Tengah: Menemukan Harmoni dalam Rumah Tangga

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID