• Login
  • Register
Selasa, 20 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Pernak-pernik

Hikmah Tauhid, Dibalik Pandemi Global Covid-19

Dengan banyaknya kejadian alam yang tak terduga, maka seharusnya kita merenungkan kembali nilai lingkungan ini. Tidak hanya sebagai kelanjutan dunia namun juga sebagai tauhid kita kepada pencipta.

Moh Soleh Shofier Moh Soleh Shofier
07/08/2021
in Pernak-pernik
0
Tauhid

Tauhid

323
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Dua tahun terakhir ini, khususnya Indonesia digemparkan dengan virus  covid-19 yang merusak pelbagai sistem kehidupan mulai dari pendidikan hingga yang paling krusial yaitu ekonomi. Namun, sebenarnya ada yang lebih genting dari itu, yaitu lingkungan. Krisis lingkungan sudah menjadi isu global dari dulu. Hanya saja, dampaknya tidak dirasakan secara langsung sebagaimana covid-19.

Hutan-hutan digunduli, udara dicemari pelbagai polusi, airpun sudah banyak tercemari dari limbah berbahaya industri dan lembah pabrik. Mungkinkah covid-19 salah satu azab yang diturunkan Tuhan karena merusak lingkungan atau sekedar cobaan? kita tidak tahu. Namun ada banyak sejarah mengisahkan Tuhan pernah murka karena mahkluk merusak bumi.

Dengan banyaknya kejadian alam yang tak terduga, maka seharusnya kita merenungkan kembali nilai lingkungan ini. Tidak hanya sebagai kelanjutan dunia namun juga sebagai tauhid kita kepada pencipta. Bukankah seluruh agama samawi turun dengan tujuan yang sama yaitu tauhid? Dan salah satu alat untuk mencapai tauhid adalah lingkungan.

Bahkan lingkungan menjadi yang paling utama sebagai alat menuju tauhid [Al-Razi, Mafatihu Al-Ghaib, 461/9]. Dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat ke 164, Allah berfirman;

Artinya, “sesungguhnya pada pencipta langit dan bumi, pergantian malam dan siang, kapal yang berlayar di laut dengan (muatan) yang bermanfaat bagi manusia, apa yang diturunkan Allah dari langit berupa air , lalu dengan itu ia dihidupkan-Nya bumi setelah mati (kering), dan Dia tebarkan di dalamnya bermacam-macam bintang dan perkisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi, (semua itu) sungguh merupakan tanda-tanda (kebesaran Allah bagi orang-orang yang berakal.” [Q.S. Al-Baqarah: 164]

Pada ayat ini Allah ingin memberikan jalan pada hambanya dalam menempuh tauhid. Agar menjadi sadar siapa dirinya dan bisa bertanggung jawab penuh terhadap amanah yang dititipkan oleh Tuhan semesta sebagai khalifah di dunia. Syekh Nawawi al-Bantani dalam kitab Mirahul Labid [54/1] menafsiri ayat di atas bahwa ada delapan petunjuk alam yang dapat mengantarkan seseorang pada tauhid.

Baca Juga:

KB dalam Pandangan Islam

Menilik Relasi Al-Qur’an dengan Noble Silence pada Ayat-Ayat Shirah Nabawiyah (Part 1)

Membuka Tabir Keadilan Semu: Seruan Islam untuk Menegakkan Keadilan

Waisak: Merayakan Noble Silence untuk Perenungan Dharma bagi Umat Buddha

Pertama, langit dan bumi. Langit dapat menjadi tanda-tanda dengan terangkatnya tanpa atap dan gantungan apapun, serta sesuatu yang berada di atas langit seperti matahari, bulan dan bintang-bintang. Bumi menjadi tanda-tanda karena panjang dan bentangannya di permukaan air. Di bumi dapat dilihat seperti gunung-gunung, lautan, tambang, permata, sungai, pepohonan dan buah-buahan dan dinikmati manfaatnya. Semua ini akan menjadi dalil bagi manusia untuk bertauhid.

Kedua, malam dan siang. Malam dan siang dapat menjadi tanda-tanda ke Esaan Allah sebab datang dan perginya secara bergantian serta teratur. Perbedaan malam dan siang dalam masanya dimana terkadang siang lebih lama dan sebaliknya malam lebih lama dari siang sebagaimana di daerah-daerah tertentu. Cahayanya matahari, gelapnya malam dan sistem kehidupan manusia yang bisa istirahat di malam hari dan bekerja di siang hari. Semua ini adalah tanda-tanda kekuasaan Allah.

Ketiga, kapal dan kendaraan lainnya. Kapal (dan kendaraan lainnya) menjadi tanda kekuasaan Allah sebab berjalan di permukaan air, sementara kapal itu dibebani dengan barang-barang yang berat tanpa tenggelam. Perjalanannya kapal dengan angin yang terkadang bersebrangan dan ditundukkannya lautan untuk membawa kapal beserta kekuatan kekuasaan air dan gelombang lautan. Semuanya itu tidak ada yang dapat menjamin  keselamatannya kecuali dari Allah SWT

Keempat, mengendarai kapal-kapal dan memuati dengan barang-barang yang berat. Seandainya Allah tidak memberi tekad yang kuat kepada orang-orang yang menunggangi kapal niscaya tidak akan jadi tujuan berlayar ini, dan perdagangan yang dilakukan akan gagal. Allah mengkhususkan suatu daerah dari berbagai daerah yang ada di alam ini dengan sesuatu yang tertentu sehingga menjadi sebab terdorongnya untuk bergabung dalam perjalanan yang penuh resiko dari pelayaran kapal dan dalamnya lautan.

Kelima, turunnya hujan dari langit yang menjadi tanda kekuasaan Allah. Sebab dengan air-air itu dapat menghidupkan hal-hal yang ada seperti hewan tetumbuhan khususnya manusia. Hujan itu diturunkan ketika dibutuhkan sesuai kebutuhan manusia dan diturunkan ketika sudah lama tidak turun hujan serta diturunkan di suatu tempat dan tidak turun di tempat lain.

Keenam,  menyebarnya hewan-hewan di persada  bumi sebagai tanda bahwa hewan-hewan yang bermacam-macam itu asalnya satu sebagaimana manusia yang diciptakan dengan satu asal yaitu Nabi Adam padahal manusia memiliki perbedaan dari segi bentuk rupa, warna kulit, bahasa, tradisi dan sifat-sifat lainnya. Hal ini menandakan tidak ada yang mampu menciptakan kecuali Dia yang memiliki kekuatan Maha Besar.

Tujuh, angin. Angin menjadi tanda kekuasaan Allah swt. karena zat angin sangat halus yang tidak bisa disentuh dan dilihat namun dapat dirasakan. Meskipun angin zat yang halus namun ia memiliki kekuatan yang dahsyat sehingga mampu mencabut pepohonan, bebatuan dan dapat merobohkan bangunan-bangunan yang kuat. Tidak hanya itu, angin juga memiliki manfaat yang lebih. Seandainya tidak ada angin sebentar saja niscaya akan binasalah segala ruh yang ada dan menjadi busuk di permukaan bumi.

Delapan, awan. Awan menjadi tanda kekuasaan Allah karena di dalamnya mengandung air yang banyak yang dapat mengisi lembah-lembah yang tak terhitung di dunia ini ia menetap diantara bumi dan langit secara bergelantungan tanpa disanggah dengan tali dan tongkat yang dapat dipijakinya. Hal ini, tidak mungkin diciptakan kecuali hanya oleh Allah, Tuhan semesta alam. []

Tags: EkologiHikmahislamkehidupanKerusakan AlamLingkungan HidupPandemi Covid-19PPKMtauhid
Moh Soleh Shofier

Moh Soleh Shofier

Dari Sampang Madura

Terkait Posts

KB

KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman

20 Mei 2025
KB dalam Islam

KB dalam Pandangan Islam

20 Mei 2025
Pemukulan

Menghindari Pemukulan saat Nusyuz

18 Mei 2025
Gizi Ibu Hamil

Memperhatikan Gizi Ibu Hamil

17 Mei 2025
Pola Relasi Suami Istri

Pola Relasi Suami-Istri Ideal Menurut Al-Qur’an

17 Mei 2025
Peluang Ulama Perempuan

Peluang Ulama Perempuan Indonesia dalam Menanamkan Islam Moderat

16 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kekerasan Seksual Sedarah

    Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KB dalam Pandangan Islam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Ironi Peluang Kerja bagi Penyandang Disabilitas: Kesenjangan Menjadi Tantangan Bersama
  • KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman
  • Saya Bangga Punya Ulama Perempuan!
  • KB dalam Pandangan Islam
  • Mengenal Jejak Aeshnina Azzahra Aqila Seorang Aktivis Lingkungan

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version