• Login
  • Register
Sabtu, 4 Februari 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Featured

Idul Adha dan Revolusi Tradisi Sesembahan

Nur Rofiah Nur Rofiah
01/08/2020
in Featured, Personal, Rekomendasi
0
Diambil dari laman fb Nur Rofiah

Diambil dari laman fb Nur Rofiah

158
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Salah satu hal yang menarik saat tinggal di Turki adalah kartu-kartu ucapan Idul Adha yang disertai gambar kambing dengan aneka pose. Ada juga yang dihias pita, di make up, dan lain-lain. Kambing-kambing yang dihias cantik ini mengingatkan pada tradisi sesembahan dalam sejarah manusia.

Sekilas membaca sejarah, tradisi sesembahan hewan sudah terjadi sejak masa Nabi Adam As. Dalam al-Maidah ayat 27 diceritakan bahwa dua anak Nabi Adam As yaitu Habil dan Kabil memberikan sesembahan hewan pada Allah. Namun, sesembahan Habil diterima, sedangkan Kabil ditolak hingga ia ingin membunuh Habil. Lalu ditegaskan bahwa Allah hanya menerima sesembahan dari orang yang bertaqwa.

Tradisi sesembahan berupa hewan ini lambat laun berubah menjadi manusia. Mereka persembahkan antara lain gadis-gadis cantik untuk para dewa. Kisah yang cukup mengerikan adalah tradisi Mesir Kuno yang mempersembahan gadis-gadis cantik dengan cara dilempar ke Sungai Nil.

Islam mengembalikan tradisi sesembahan dengan hewan. Namun al-Hajj ayat 37 yang artinya “Daging-daging onta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketaqwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayahNya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik.” Ayat ini menegaskan kembali bahwa bukan banyaknya darah dan daging yang menentukan kualitas sesembahan, melainkan taqwa.

Perubahan yang terjadi pada tradisi sesembahan atau qurban (upaya mendekatkan diri) dalam sejarah manusia ini sangat menarik: dari hewan, lalu manusia (penyesatan dari ajaran agama), lalu hewan kembali dengan parameter kualitas qurban yang sama dengan yang awal yaitu taqwa.

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • Pada Masa Nabi Saw, Para Perempuan Ikut Aktif Terlibat Dalam Politik
  • Hari Kanker Sedunia: Pentingnya Deteksi Dini untuk Cegah Kanker
  • Kisah Saat Para Perempuan Menjadi Saksi Kelahiran Nabi Muhammad Saw
  • Lima Pilar Penyangga Dalam Kehidupan Rumah Tangga

Baca Juga:

Pada Masa Nabi Saw, Para Perempuan Ikut Aktif Terlibat Dalam Politik

Hari Kanker Sedunia: Pentingnya Deteksi Dini untuk Cegah Kanker

Kisah Saat Para Perempuan Menjadi Saksi Kelahiran Nabi Muhammad Saw

Lima Pilar Penyangga Dalam Kehidupan Rumah Tangga

Taqwa yang menjadi parameter qurban sejak zaman Nabi Adam As, Nabi Ibrahim As, Nabi Muhammad Saw hingga kini juga adalah satu-satunya parameter kualitas manusia (al-Hujurat ayat 13), yang artinya “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang-orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” Sehingga taqwa bukanlah hubungan baik antara kita dengan Allah semata, melainkan hubungan baik dengan Allah yang melahirkan hubungan baik dengan sesama hambanya.

Karenanya salah satu indikator taqwa adalah bersikap adil, terutama pada orang atau kelompok masyarakat yang kita benci (al-Maidah ayat 8). Tentu saja termasuk adil pada perempuan karena cara pandang/ideologi misoginis. Jadi indikator diterima tidaknya qurban kita adalah sikap adil, terutama pada kelompok yang rentan menerima sikap tidak adil, termasuk perempuan! Ittaqullaaha fin nisaa’i (Bertaqwalah kalian pada Allah dalam memperlakukan perempuan), wasiat yang disampaikan Nabi Saw dalam khutbah Haji Wada’). []

Nur Rofiah

Nur Rofiah

Nur Rofi'ah adalah alumni Pesantren Seblak Jombang dan Krapyak Yogyakarta, mengikuti pendidikan tinggi jenjang S1 di UIN Suka Yogyakarta, S2 dan S3 dari Universitas Ankara-Turki. Saat ini, sehari-hari sebagai dosen Tafsir al-Qur'an di Program Paskasarjana Perguruan Tinggi Ilmu al-Qur'an (PTIQ) Jakarta, di samping sebagai narasumber, fasilitator, dan penceramah isu-isu keislaman secara umum, dan isu keadilan relasi laki-laki serta perempuan secara khusus.

Terkait Posts

Hari Kanker Sedunia

Hari Kanker Sedunia: Pentingnya Deteksi Dini untuk Cegah Kanker

4 Februari 2023
Gaya Hidup Minimalis

Gaya Hidup Minimalis Dimulai dari Meminimalisir Pakaian

3 Februari 2023
Satu Abad NU

Satu Abad NU:  NU dan Kebangkitan Kaum Perempuan 

3 Februari 2023
Nikah di KUA

Salingers, Yuk Normalisasi Nikah di KUA

2 Februari 2023
Wasiat Buya Husein

Mematri Wasiat Buya Husein Muhammad

1 Februari 2023
Akhlak Manusia

Akhlak Manusia Sebagai Ruh Fikih

1 Februari 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Nabi Saw Menghormati Anak Perempuan

    Kisah Anak Perempuan yang Nabi Muhammad Saw Hormati

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gaya Hidup Minimalis Dimulai dari Meminimalisir Pakaian

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Saat Perempuan Berbicara dan Berpendapat di Depan Nabi Saw

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kritik Ibn Hazm aẓ-Ẓahiri Terhadap Ulama yang Membolehkan Pernikahan Tanpa Wali

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 5 Penyebab Su’ul Khatimah yang Dilalaikan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Pada Masa Nabi Saw, Para Perempuan Ikut Aktif Terlibat Dalam Politik
  • Hari Kanker Sedunia: Pentingnya Deteksi Dini untuk Cegah Kanker
  • Kisah Saat Para Perempuan Menjadi Saksi Kelahiran Nabi Muhammad Saw
  • Lima Pilar Penyangga Dalam Kehidupan Rumah Tangga
  • Makna Hijab Menurut Para Ahli

Komentar Terbaru

  • Refleksi Menulis: Upaya Pembebasan Diri Menciptakan Keadilan pada Cara Paling Sederhana Meneladani Gus Dur: Menulis dan Menyukai Sepakbola
  • 5 Konsep Pemakaman Muslim Indonesia pada Cerita Singkat Kartini Kendeng dan Pelestarian Lingkungan
  • Ulama Perempuan dan Gerak Kesetaraan Antar-umat Beragama pada Relasi Mubadalah: Muslim dengan Umat Berbeda Agama Part I
  • Urgensi Pencegahan Ekstrimisme Budaya Momshaming - Mubadalah pada RAN PE dan Penanggulangan Ekstrimisme di Masa Pandemi
  • Antara Ungkapan Perancis La Femme Fatale dan Mubadalah - Mubadalah pada Dialog Filsafat: Al-Makmun dan Aristoteles
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist