• Login
  • Register
Selasa, 1 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

4 Perempuan yang Mengasuh dan Menyusui Nabi Muhammad Saw

Redaksi Redaksi
30/05/2022
in Hikmah, Keluarga
0
hukum suami mengasuh anak

karakter anak

563
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Pada saat lahir, Ayah Nabi Muhammad Saw bernama Abdullah bin Abdul Mutallib sudah wafat. Sang Ibu, Aminah bint Wahab di samping karena sedih, juga karena kemiskinan yang akut, tidak mengeluarkan air susu. Ada perempuan yang mengasuh dan menyusui Rasulullah.

Sang ibu hanya bisa mendekap dan menggendong dengan penuh kasih sayang. Ia menunggu para perempuan desa yang biasanya datang keliling Kota Mekkah menawarkan diri menyusui bayi-bayi yang baru lahir.

Dalam tradisi Arab saat itu, anak-anak kota akan dibawa perempuan dari desa untuk disusui dan dibesarkan dalam udara segar perkampungan.

Ini 4 Perempuan yang Mengasuh dan Menyusui Rasulullah

Berikut, 4 perempuan yang mengasuh dan menyusui Rasulullah Saw, seperti dikutip di dalam tulisan Faqihuddin Abdul Kodir dalam laman website Mubadalah.id.

1. Tsuwaibah

Baca Juga:

Kekerasan dalam Pacaran Makin Marak: Sudah Saatnya Perempuan Selektif Memilih Pasangan!

Women as The Second Choice: Perempuan Sebagai Subyek Utuh, Mengapa Hanya Menjadi Opsi?

Fikih yang Berkeadilan: Mengafirmasi Seksualitas Perempuan

Jangan Tanya Lagi, Kapan Aku Menikah?

Sebelum ada perempuan yang datang dari desa, Nabi Muhammad Saw disusui oleh Tsuwaibah seorang budak perempuan milik Abu Lahab, paman baginda Nabi Saw.

Pada saat Nabi Saw sudah berkeluarga dengan Khadijah ra, Tsuwaibah ingin dibebaskan menjadi merdeka, tetapi Abu Lahab menolak.

Sekalipun Tsuwaibah hanya beberapa hari menyusui Nabi Saw, tetapi perhatian baginda kepadanya sangat besar. Ketika sudah wafatpun, anaknya Masruh menempati posisi sang ibu, yang terus dihormati dan dimuliakan Nabi Saw.

2. Halah bint Wahab bin Manaf

Perempuan lain yang pernah menyusui Nabi Saw adalah Halah bint Wahab bin Manaf, istri dari kakek Nabi Saw, Abdul Mutallib.

Saat Nabi lahir, sang kakek lah yang langsung menyambut dan mengurus bersama sang nenek.

3. Halimah bint Abi Dzu’aib as-Sa’diyah ra

Beberapa hari kemudian, datanglah perempuan dari kampung, Halimah bint Abi Dzu’aib as-Sa’diyah ra. Ia datang bersama suami dan anak kecil yang masih dalam susuan.

Ia bersedia menerima dan menyusui Nabi Saw tanpa bayaran sama sekali, padahal perempuan perempuan lain hanya menerima bayi-bayi orang kaya, atau setidaknya yang bisa memberi timbal balik kepada mereka.

Halimah adalah perempuan yang mengasuh dan menyusui Rasulullah Saw di kampungnya selama dua tahun. Di perkampungan Bani Sa’d ini, Nabi Saw tidak hanya diasuh oleh Halimah sendirian, tetapi juga oleh putrinya tertua bernama Syima bint al-Harits as-Sa’diyah. Juga saudara perempuanya bernama Salma bint Abi Dzuaib.

Setelah dua tahun di perkampungan Bani Sa’d, Nabi Saw dibawa kembali ke Mekkah. Ketika sampai di rumah, Halimah merayu sang Ibunda Nabi Saw untuk tetap bisa membawa kembali ke kampung mengasuh Nabi Saw sampai besar.

Sang Ibu mengizinkan dan menghaturkan terimakasih. Dan Nabipun Saw kembali dibawa dan diasuh Halimah di kampung sampai usia 5 tahun.

Nabi Saw sangat menghormati Halimah. Ketika ia berkunjung saat Nabi Saw sudah di Madinah, Nabi Saw selalu menggelar sorban yang dipakai untuk menjadi tikar alas bagi Halimah duduk.

Pada saat akan pulang, Nabi Saw selalu membawakanya oleh-oleh, biasanya daging yang dimilikinya, yang baru disembelih dari Kambing atau Unta. Nabi Saw juga menggelarkan surban pada Syima dan Salma.

4. Umm Aiman ra

Perempuan lain yang ikut mengasuh sejak lahir, sebelum bersama Halimah dan setelah diserahkan Halimah, adalah Umm Aiman ra. Seorang budak dari Etiopia yang hidup bersama Ayah dan Ibu Nabi Muhammad Saw.

Ketika Nabi Saw lahir, Umm Aiman ra langsung sigap menggantikan posisi sang ibunda yang masih lemah dan belum mampu melakukan.

Begitupun ketika Halimah menyerahkan Nabi Saw kepada sang Ibunda setelah 5 tahun tinggal di perkampungan.

Umm Aiman ra ikut dalam masa-masa krisis Islam di Mekkah, ikut hijrah ke Etiopia, hijrah ke Madinah, dan mengikuti sebagian peperangan melawan musuh-musuh umat Islam.

Nabi Saw selalu mengunungi rumahnya, memujinya, menghormatinya, dan menjanjikan surga bagi yang menikahinya. Lalu, Zaid bin Haritsah ra yang menikahi Umm Aiman ra.

Oleh para sahabat Nabi Saw, Umm Aiman dianggap seperti Ibunda Nabi Saw yang selalu dihormati. Terutama oleh Abu Bakr ra, Umar ra, dan Ali ra. Umm Aiman wafat pada masa Khalifah Utsman bin Affan ra. Itulah tadi 4 perempuan yang mengasuh dan menyusui Rasulullah. (Rul)

Tags: IbukisahmengasuhmenyusuiNabi Muhammad SAWperempuan
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Wahabi

Menjaga Pluralisme Indonesia dari Paham Wahabi

30 Juni 2025
Taman Eden

Taman Eden yang Diciptakan Baik Adanya: Relasi Setara antara Manusia dan Alam dalam Kitab Kejadian

30 Juni 2025
Beda Keyakinan

Meninjau Ulang Cara Pandang terhadap Orang yang Berbeda Keyakinan

30 Juni 2025
Seksualitas Perempuan

Fikih yang Berkeadilan: Mengafirmasi Seksualitas Perempuan

29 Juni 2025
Geng Motor

Begal dan Geng Motor yang Kian Meresahkan

29 Juni 2025
Sakinah

Tafsir Sakinah

28 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Toxic Positivity

    Melampaui Toxic Positivity, Merawat Diri dengan Realistis Ala Judith Herman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Women as The Second Choice: Perempuan Sebagai Subyek Utuh, Mengapa Hanya Menjadi Opsi?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ikhtiar Menyuarakan Kesetaraan Disabilitas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bukan Lagi Pinggir Kota yang Sejuk: Pisangan Ciputat dalam Krisis Lingkungan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kekerasan dalam Pacaran Makin Marak: Sudah Saatnya Perempuan Selektif Memilih Pasangan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Menjaga Pluralisme Indonesia dari Paham Wahabi
  • Taman Eden yang Diciptakan Baik Adanya: Relasi Setara antara Manusia dan Alam dalam Kitab Kejadian
  • Kekerasan dalam Pacaran Makin Marak: Sudah Saatnya Perempuan Selektif Memilih Pasangan!
  • Melampaui Toxic Positivity, Merawat Diri dengan Realistis Ala Judith Herman
  • Bukan Lagi Pinggir Kota yang Sejuk: Pisangan Ciputat dalam Krisis Lingkungan

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID