Mubadalah.id – Sumpah! Karena kita bukan sampah maka kita harus mengerti prinsip mengolah sampah. Sampah tidak akan jauh dari kita, itu artinya kita hidup dengan sampah. Sebagai suatu bahan yang terbuang atau kita buang sampah akhirnya menjadi masalah yang sepertinya selalu bermasalah. Yuk, kita bersama mengenalnya agar bisa memetakannya, lalu mengolahnya.
Menurut Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008, Sampah adalah sisa-sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Lingkungan (termasuk sampah di dalamnya) juga dibahas dalam Munas Alim Ulama dan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama (NU) 2019.
Dalam Munas dan KonBes tersebut menetapkan haram hukumnya membuang sampah sembarangan, terutama sampah plastik, apabila nyata-nyata (tahaqquq) atau diduga (dzan) membahayakan lingkungan. Membuang sampah sembarangan hukumnya makruh apabila kecil kemungkinannya (tawahhum) membahayakan lingkungan.
Jenis-jenis sampah
Dalam mengolah sampah juga perlu perlakuan atau informasi khusus yang kita butuhkan. Seperti tahapan proses pengenalan terhadap sampah. Jenis sampah berdasarkan sifat, bentuk dan sumbernya.
Sampah berdasarkan sifatnya, yakni jenis yang terdiri dari sampah organik, anorganik dan beracun. Sampah organik (degradable) adalah yang mudah membusuk seperti sisa makanan, sayuran, daun-daun kering, dan sebagainya.
Sampah ini juga merupakan sampah yang tidak mudah membusuk, seperti plastik wadah pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman, kaleng, kayu, dan sebagainya. Sedangkan sampah Beracun (B3) ialah sampah bahan berbahaya dan beracun. Contohnya adalah limbah rumah sakit, pabrik dan lain-lain.
Berdasarkan bentuknya sampah terdiri dari sampah padat dan sampah cair. Sampah padat merupakan bahan buangan selain kotoran manusia, urine dan sampah cair. Sampah cair adalah bahan cairan yang telah kita gunakan lalu tidak kita perlukan kembali dan dibuang ke tempat pembuangan sampah.
Berdasarkan sumbernya sampah terdiri dari pertama, sampah alam sampah yang diproduksi di kehidupan liar dan melalui proses daur ulang alami. Kedua, sampah manusia, sampah hasil dari pencernaan manusia. Ketiga, sampah konsumsi yang dihasilkan oleh manusia dari proses penggunaan barang seperti kulit makanan dan sisa makanan. Keempat, sampah nuklir. Kelima, sampah industri yang berasal dari daerah industri yang terdiri dari sampah umum dan limbah berbahaya cair atau padat. Keenam, sampah pertambangan.
Prinsip-prinsip Pengelolaan Sampah
Menurut Undang-Undang Nomor 18 tahun 2008 juga bahwa pengelolaan sampah harus kita lakukan bersama. Baik itu secara individu, maupun secara sosial agar prinsip-prinsip pengelolaan sampah memberikan manfaat.
Prinsip-prinsip pengelolaan sampah di antaranya adalah pertama, mengurangi (reduce); setiap berbelanja membawa tas belanja. Kedua, menggunakan kembali produk dengan tujuan yang sama (reuse); memanfaatkan galon, botol atau kaleng bekas. Ketiga, daur ulang (recycle); menggunakan barang bekas untuk pot bunga, membuat kompos dari sampah organik. Keempat, mengganti (replace); menggunakan bahan yang ramah lingkungan; tidak menggunakan styrofoam.
Jika menyaksikan teknik operasional pengelolaan sampah perkotaan, maka paling tidak terdapat 3 metode. Pertama, Open Dumping; yakni membuang/menimbun sampah. Kedua, Controlled Landfill (Penimbunan terkendali); penutupan sampah dengan lapisan tanah kita lakukan setelah TPA penuh. Lalu kita padatkan atau setelah mencapai periode tertentu.
Ketiga, Sanitary landfill (Lahan Urug Saniter); Sistem pembuangan akhir sampah yang kita lakukan dengan cara sampah kita timbun dan padatkan. Kemudian kita tutup dengan tanah sebagai lapisan penutup. Pekerjaan pelapisan tanah penutup mereka lakukan setiap hari pada akhir jam operasi.
Sampah Tanggung Jawab Kita Semua
Pada intinya mengolah sampah kita lakukan dengan kegiatan pengurangan dan penanganan sampah. Pengurangan sampah meliputi kegiatan pembatasan, penggunaan kembali, dan pendauran ulang. Penanganan sampah meliputi pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan, dan pemrosesan akhir.
Itu artinya sampah menjadi tanggung jawab kita semua. Dimulai dari individu, rumah tangga, RT, RW, kelurahan, desa, kecamatan, kabupaten provinisi sampai negara juga termasuk di dalamnya perumahan, sekolah, pondok pesantren, pasar, pertokoan, pariwisata, perhotelan, industri kawasan, dan forum masyarakat.
Ketika sampah terkelola dengan baik maka besar harapan jauh dari penularan penyakit infeksi typus, cacingan, Hepatitis A dan E yang berasal dari sampah.
Jadi apa yang bisa lakukan? Tinggalkan segala stigma negatif tentang “ini bukan tugasku atau tindakanku tidak berarti”, mari mulai dari diri untuk menjadi dan mencari solusi dengan mengurangi pemakaian, memilih pembelian, memanfaatkan kembali, jual atau sumbangkan untuk segala hal yang kita anggap sampah. Sangat mudah dan keren kan? yuk ah cap cusss. []