• Login
  • Register
Jumat, 4 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Keluarga

Suami-istri di Ruang Domestik dan Penghargaan Islam Untuk Keduanya

Relasi suami istri yang sehat ialah saling membantu, mendukung dan menghadirkan kebaikan-kebaikan dalam segala urusan rumah tangga.

Fitri Nurajizah Fitri Nurajizah
29/04/2022
in Keluarga, Rekomendasi
0
suami-istri di ruang domestik

suami-istri di ruang domestik

342
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Suami-istri di ruang domestik memiliki posisi yang setara. Islam sendiri memberikan penghargaan terhadap keduanya yang bekerja di ruang domestik. Bukan membantu satu sama lain, tapi merupakan bagian dari pelaksanaan kewajiban masing-masing.

Banyak kalangan umat Islam yang masih menganggap bahwa pekerjaan domestik adalah tanggung jawab seorang istri. Sehingga, laki-laki yang ikut mengerjakan pekerjaan tersebut, seringkali mendapat stigma negatif dari masyarakat di sekitarnya, misalnya ia disebut sebagai “suami takut istri”, atau “dunia terbalik”.

Di sisi lain, narasi-narasi yang menempatkan perempuan di ruang domestik juga seringkali merugikan perempuan, terutama di masa pandemi. Kita tahu, bahwa pada masa Covid-19 banyak perempuan yang mengalami beban ganda.

Sebab, selain ia harus bertanggung jawab mengerjakan pekerjaan rumah, ia juga harus fokus mendampingi anak-anaknya belajar dan juga melayani suaminya yang bekerja dari rumah. Belum lagi, jika dia sendiri sama-sama bekerja di ruang publik. Pasti beban yang ditanggungnya bukan saja dua kali lipat, tetapi berlipat-lipat. Kalau dibayangkan betapa beratnya menjadi perempuan.

Akan tetapi, kondisi yang saat masih langgeng itu sebetulnya jauh dari spirit ajaran Islam. Dalam beberapa catatan hadis Nabi Saw menyebutkan bahwa semua urusan rumah tangga, menjadi tanggung jawab bersama, yaitu suami dan istri. Termasuk soal pekerjaan rumah.

Baca Juga:

Islam Melawan Oligarki: Pelajaran dari Dakwah Nabi

Mengapa Islam Harus Membela Kaum Lemah?

Boys Don’t Cry: Membongkar Kesalingan, Menyadari Laki-laki Juga Manusia

Begal dan Geng Motor yang Kian Meresahkan

Hadits Tentang Ruang Domestik

Seperti dalam sebuah hadis shahih Bukhari sebagai berikut:

عَنِ الأَسْوَدِ بن يزيد قَالَ سَأَلْتُ عَائِشَةَ مَا كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – يَصْنَعُ فِى بَيْتِهِ قَالَتْ كَانَ يَكُونُ فِى مِهْنَةِ أَهْلِهِ تَعْنِى خِدْمَةَ أَهْلِهِ – فَإِذَا حَضَرَتِ الصَّلاَةُ قام إِلَى الصَّلاَةِ. رواه البخاري في صحيحه، رقم الحديث: 6108، كتاب الأدب، باب كَيْفَ يَكُونُ الرَّجُلُ فِى أَهْلِهِ.

Artinya: Dari Aswad bin Yazid, berkata: “Saya bertanya kepada Aisyah ra mengenai apa yang diperbuat Nabi Saw di dalam rumahnya”. Aisyah menjawab: “Ia melayani keluarganya, ketika datang waktu shalat, ia bergegas pergi shalat”. (Shahih Bukhari, no. Hadis: 680).

Di dalam hadis tersebut, seperti dikutip dalam buku “60 Hadist Shahih” karya Faqihuddin Abdul Kodir mengatakan teks ini sebenarnya tengah menegaskan bahwa Nabi Saw di dalam rumah tidak segan-segan untuk ikut melakukan kerja-kerja rumah tangga. Karena, laki-laki muslim yang mulia adalah yang ikut melakukan kerja-kerja layanan di dalam rumah, dan ini termasuk pada sunnah Nabi Saw.

Dengan begitu, prinsip kesalingan antara suami istri harus dipraktikkan oleh keduanya, baik di dalam maupun di luar rumah.

Menerapkan Relasi Kesalingan

Sejalan dengan hadis Nabi Saw, dalam realita kehidupan kita bisa melihat dan belajar kepada salah satu keluarga yang sudah menerapkan relasi kesalingan, hubungan suami-istri di ruang domestik. Keluarga tersebut adalah Mbak Alif dan Mas Dul. Mereka adalah suami istri yang sangat kompak dalam mengelola dan mengerjakan kerja-kerja rumah tangga.

Mbak Alif dengan kesibukannya sebagai manajer di salah satu bidang di  Fahmina Institute, dan aktif melakukan kegiatan sosial di Jaringan Cirebon untuk Kemanusiaan, Fatayat NU Kabupaten Cirebon dan Mubadalah.id,  tidak lantas membuatnya abai terhadap perannya sebagai seorang istri dan ibu dari dua anak, yaitu Kupi dan Ocan.

Melalui tulisan-tulisannya  di akun Facebook pribadinya, Mbak Alif sering bercerita bahwa ia dan Mas Dul selalu berbagi peran untuk menyelesaikan pekerjaan domestik, baik itu yang berurusan dengan rumah ataupun soal pengasuhan kedua anaknya. Termasuk pada masa pandemi Covid-19 yang mengharuskan keduanya untuk bekerja dari rumah.

Mas Dul yang juga bekerja sebagai redaksi di media Mubadalah.id, selalu ikut terlibat dan tidak pernah malu untuk melakukan pekerjaan rumah dan mengasuh anak-anaknya. Karena menurutnya. relasi suami istri yang sehat ialah relasi yang saling membantu, mendukung dan menghadirkan kebaikan-kebaikan dalam segala urusan rumah tangga.

Oleh karenanya,  mencuci pakaian, membereskan rumah, mengasuh anak dan kerja-kerja domestik lainnya, menurut Mas Dul bukanlah sesuatu yang tabu untuk dilakukan oleh laki-laki. Justru dengan adanya kerjasama, bisa menjadikan suami dan istri semakin romatis dan bahagia. Bukankah itu yang menjadi tujuan setiap pasangan, yaitu mewujudkan kehidupan rumah tangga yang bahagia serta membahagiakan.

Di sisi lain, saya juga beberapa kali pernah membaca dan melihat bagaimana Mbak Alif dan Mas Dul saling memberikan apresiasi pada setiap pekerjaan-pekerjaan yang dilakukannya. Misalnya, dalam satu kesempatan Mbak Alif bercerita bahwa pada saat anak pertamanya menangis karena  telat datang ke tempat lomba mewarnai, dan dia tidak bisa ikut lomba. Dengan sigap Mas Dul berinisiatif untuk mengajak anaknya mewarnai di rumah ditemani ibu dan ayahnya. Dengan ide kecil tersebut, anaknya bisa kembali ceria dan bahagia.

Hal-hal seperti ini lah yang menurut Mbak Alif perlu diapresiasi. Karena, menghadirkan kebahagiaan di dalam rumah adalah tanggung jawab suami dan istri. Dan ini adalah salah satu wujud dari relasi mubadalah.

Kemudian, dalam salah satu ayat al-Qur’an Allah juga berfirman, yang artinya “Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS An-Nahl: 97:).

Oleh sebab itu, jika Islam memandang semua pekerjaan adalah baik, maka siapapun yang mengerjakan pekerjaan domestik ataupun publik, pasti ia akan mendapatkan balasan pahala dari Allah SWT. Termasuk, suami-istri di ruang domestik yang menjaga relasi kesalingan dalam rumah tangganya.[]

Tags: bekerjaislamkeluargaKesalingansuami istri
Fitri Nurajizah

Fitri Nurajizah

Perempuan yang banyak belajar dari tumbuhan, karena sama-sama sedang berproses bertumbuh.

Terkait Posts

Gerakan KUPI

Berjalan Bersama, Menafsir Bersama: Epistemic Partnership dalam Tubuh Gerakan KUPI

4 Juli 2025
Ruang Aman, Dunia Digital

Laki-laki Juga Bisa Jadi Penjaga Ruang Aman di Dunia Digital

3 Juli 2025
Marital Rape

Ketika Istilah Marital Rape Masih Dianggap Tabu

2 Juli 2025
Kebencian Berbasis Agama

Egoisme dan Benih Kebencian Berbasis Agama

2 Juli 2025
Anak Difabel

Di Balik Senyuman Orang Tua Anak Difabel: Melawan Stigma yang Tak Tampak

1 Juli 2025
Peran Ibu

Peran Ibu dalam Kehidupan: Menilik Psikologi Sastra Di Balik Kontroversi Penyair Abu Nuwas

1 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kritik Tambang

    Pak Bahlil, Kritik Tambang Bukan Tanda Anti-Pembangunan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengapa Islam Harus Membela Kaum Lemah?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Komitmen Disabilitas untuk Isu Iklim

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Islam Melawan Oligarki: Pelajaran dari Dakwah Nabi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rumah Tak Lagi Aman? Ini 3 Cara Orang Tua Mencegah Kekerasan Seksual pada Anak

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Belajar Inklusi dari Sekolah Tumbuh: Semua Anak Berhak Untuk Tumbuh
  • Tahun Baru Hijriyah: Saatnya Introspeksi dan Menata Niat
  • Pesan Pram Melalui Perawan Remaja dalam Cengkeraman Militer
  • Rumah Tak Lagi Aman? Ini 3 Cara Orang Tua Mencegah Kekerasan Seksual pada Anak
  • Berjalan Bersama, Menafsir Bersama: Epistemic Partnership dalam Tubuh Gerakan KUPI

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID