• Login
  • Register
Rabu, 7 Juni 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Pernak-pernik

Jiwa Lagu Anak yang Makin Tersingkir

Jiwa lagu anak perlu dimerdekakan dari proses penyingkiran oleh para pencari untung yang tidak memiliki visi masa depan

Listia Listia
10/09/2022
in Pernak-pernik
0
Lagu Anak

Lagu Anak

381
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Apresiasi pada bakat dan perjuangan hidup anak Farel Prayoga hingga dapat manggung di depan Presiden dalam acara peringantan kemerdekaan adalah sangatlah menarik. Dengan berjalannya waktu, makin banyak pihak yang menyadari ada hal yang rasanya kurang pas ketika mencermati lirik lagu dan alunan nada yang mendayu-dayu.

Ini tentang bagaimana cara menghadirkan seorang anak berbakat dan telah berjuang menggapai cita, yang sayangnya tanpa mempertimbangkan sisi kakak-kanak yang penting kita perhatikan. Mungkin banyak yang lupa bahwa masa kanak-kanak ini sangat singkat namun sangat menentukan proses membentukan karakter pribadi yang pada akhirnya menentukan karakter masyarakat luas.

Bukan salah Farel menyanyikan lagu orang dewasa, karena sebagaimana anak yang lain umumnya meniru apa yang tersedia di sekitarnya.

Untuk para pihak yang terbiasa menjadi pengarah acara, rasa-rasanya catatan ini pertama-tama di tujukan pada mereka. Bagaimana pun acara yang menghadirkan penyanyi anak perlu mempertimbangkan  sudut pandangan kepentingan banyak anak yang lain;  kepentingan pada jiwa lagu anak.

Daftar Isi

    • Jiwa Lagu Anak Miliki Ritme yang Khas
  • Baca Juga:
  • Hari Anti Sunat Perempuan Internasional: Bukti Praktik P2GP Membahayakan Perempuan
  • Adakah Orang Tua yang Durhaka?
  • Hak Anak dalam Beragama
  • 5 Klaster Hak Anak dalam Al-Qur’an
    • Tabungan Kebahagiaan
    • Harapan

Jiwa Lagu Anak Miliki Ritme yang Khas

Jiwa lagu anak memiliki ritme yang khas–sebagaimana tubuh mereka yang selalu membutuhkan banyak gerak—untuk pertumbuhan fisik dan psikis optimal. Kalimat-kalimat positif dalam syair yang membawa pada suasana hangat atau menawarkan rasa nyaman, terhadirkan sesuai kebutuhan usia anak yang rasa amannya mudah rapuh.

Baca Juga:

Hari Anti Sunat Perempuan Internasional: Bukti Praktik P2GP Membahayakan Perempuan

Adakah Orang Tua yang Durhaka?

Hak Anak dalam Beragama

5 Klaster Hak Anak dalam Al-Qur’an

Dengan kalimat yang sederhana namun memberi visi tentang hidup, memberi inipirasi tentang nilai kasih sayang sesama dan lingkungan alam yang butuh kita kenali dengan baik, karena usia anak inilah usia memberi dasar nilai bagi semua pengetahuan yang yang menghasilkan perilaku.

Mungkin banyak yang lupa, nyanyian anak menjadi penjaga hati pada masa tumbuh kembang yang seringkali tidak ada kepastian apakah akan selalu berjalan lancar dan menyenangkan. Oleh karena itu usia anak membutuhkan tabungan kebahagiaan, yang dilakukan dengan memberi warna pada ingatan dan rasa yang positif secara mendalam.

Ini perlu kita buat melalui berbagai permainan, dongeng atau nyanyian. Sebagaimana permainan ‘ciluk ba’ untuk bayi yang memberi pemahaman bahwa ‘tidak terlihat bukan berarti tidak  ada’; baa (ternyata dia ada). Referensi makna kata pada anak masih sedikit. Namun dengan irama dan keindahan kata yang hangat membuat anak menangkap makna positif tentang hidupnya bersama hidup orang banyak.

Tabungan Kebahagiaan

Tabungan kebahagiaan menjadi penopang hati ketika rasa aman terkikis. Atau ada kesedihan, kecewa atau marah  yang sesekali datang. Kebahagiaan yang tertanam dalam hati dari berbagai suasana, termasuk jiwa energi dari sebuah nyanyian menjadi kebutuhan bagi anak.

Jiwa nyanyian anak sangat dibutuhkan anak. Namun apa yang beredar dalam kehidupan sehari-hari adalah apa yang anggapannya menguntungkan oleh pasar. Rupanya lagu anak dianggap tidak menguntungkan dari sisi pejualan.

Bukan tidak ada pencipta lagu anak, tapi ia tersingkir karena untuk proses produksi dan peredaran membutuhkan modal. Karena lagu-lagu anak tersingkir, pendengaran dan penglihatan umumnya anak terisi oleh suasana orang dewasa. Sesuatu yang sesungguhnya bukan menjadi kebutuhan anak.

Semoga ada pihak yang mengingatkan betapa rugi suatu masyarakat. Ketika masa kanak-kanak yang singkat dan penting ini tidak kita optimalkan tumbuh kembangnya. Lalu membiarkan pasar menyingkirkan kebutuhan penting mereka.

Harapan

Harapan besar para orang tua, para pendidik dan masyarakat lebih tanggap tentang hal ini. Yakni dengan bergotong royong karena setiap anak pada dasarnya adalah anak semua orang.

Semoga dalam usia anak ini, suatu saat Farel dibantu membuat rekaman lagu-lagu. Di mana itu yang anak-anak butuhkan untuk mewarnai masa kanak-kanak banyak anak Indonesia dengan keriangan, kehangatan dan visi yang luas tentang keindonesiaan dan kemanusiaan. Dan tentu saja dengan bahasa nasional kecintaan ya!

Jiwa lagu anak perlu kita merdekakan dari proses penyingkiran oleh para pencari untung yang tidak memiliki visi masa depan. Negara mestinya bisa hadir untuk ini. Oh ya, jiwa  lagu anak tetap bisa orang dewasa nikmati. Coba dengarkan kumpulan petikan gitar Mas  Jubing Kristianto yang berjudul “Becak Fantasi…” karya Ibu Soed dan lain-lain. Enak sekali buat teman menulis. []

Tags: Farel PrayogaHak anakJiwa AnakLagu AnakPelindungan Anak
Listia

Listia

Pegiat pendidikan di Perkumpulan Pendidikan Interreligus (Pappirus)

Terkait Posts

Sa'i

Sa’i: Simbol Perjuangan untuk Meraih Kehidupan

6 Juni 2023
Tawaf

Rahasia Tawaf

6 Juni 2023
Hari Raya Idul Adha

Memaknai Hari Raya Idul Adha

6 Juni 2023
Bekerja

Allah Swt Memerintahkan Kepada Laki-laki dan Perempuan untuk Bekerja

4 Juni 2023
Agama Kemanusiaan

Islam Adalah Agama Kemanusiaan

4 Juni 2023
Keadilan Gender

Keadilan Gender Dalam Kacamata Hukum

3 Juni 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Ketimpangan Relasi Suami Istri

    Pandangan Jamal al-Banna terhadap Ketimpangan Relasi Suami Istri

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Memaknai Hari Raya Idul Adha

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 3 Alasan Patriarkhi Tetap Bertahta

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Fatimah al-Banjari: Perempuan yang Mengisi Khazanah Kitab Kuning Nusantara

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pemaknaan Hadis Pengasuhan Anak Yang Ibunya Menikah Lagi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Sa’i: Simbol Perjuangan untuk Meraih Kehidupan
  • Pemaknaan Hadis Pengasuhan Anak Yang Ibunya Menikah Lagi
  • Rahasia Tawaf
  • Pandangan Jamal al-Banna terhadap Ketimpangan Relasi Suami Istri
  • Fahmina Berikan Pendampingan Pengelolaan Sampah di 4 Pesantren

Komentar Terbaru

  • Ainulmuafa422 pada Simple Notes: Tak Se-sederhana Kata-kata
  • Muhammad Nasruddin pada Pesan-Tren Damai: Ajarkan Anak Muda Mencintai Keberagaman
  • Profil Gender: Angka tak Bisa Dibiarkan Begitu Saja pada Pesan untuk Ibu dari Chimamanda
  • Perempuan Boleh Berolahraga, Bukan Cuma Laki-laki Kok! pada Laki-laki dan Perempuan Sama-sama Miliki Potensi Sumber Fitnah
  • Mangkuk Minum Nabi, Tumbler dan Alam pada Perspektif Mubadalah Menjadi Bagian Dari Kerja-kerja Kemaslahatan
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist