• Login
  • Register
Minggu, 3 Juli 2022
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom

Jodoh Itu Cerminan Diri

Sofi Fauziah Sofi Fauziah
14/12/2017
in Kolom, Personal
0
30
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Jodoh Pasti Bertemu. Begitulah salah satu judul lagu Afgan yang sangat populer di kalangan remaja. Kalau melihat lebih dalam dari lirik lagu ini memang benar, tanpa dicari pun jodoh akan datang dengan sendirinya. Sebab jodoh berada di tangan Tuhan betul adanya. Kita tidak tahu siapa dan datang dari mana jodoh itu?

Seperti curahan hati seorang teman tentang kegalauan di kala mencari jodoh yang tak kunjung datang. Dia meminta saran saya, terkait-kiat-kiat sukses dan cepat mendapat jodoh (memangnya gue biro jodoh apa?? Wkwkwkkk). Tapi sebagai teman, saya cukup menjadi pendengar dan penyemangat, terlebih saya pribadi bukanlah orang yang sedang terburu-buru mencari jodoh. Karena masih mempunyai keinginan, untuk menggali potensi diri, meningkatkan keterampilan serta memperluas jaringan.

Jodoh sejatinya tak harus dicari, karena yang terpenting adalah sejauh mana kita membangun kualitas diri agar lebih baik.

Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Quran Surat An-Nur ayat 26:

“Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula).”

Baca Juga:

Susah Dapat Jodoh, Apakah Karena Saya tidak Menarik?

Gagal Mudik Bukan Sebab Pandemi, Tapi Karena Aku Perempuan

Doa Agar Mencintai Orang yang Tepat

Kok, Jomlo Terus, Kapan Kamu Nikah?

Pernah gak sih kamu berharap kelak ingin mendapatkan jodoh yang sempurna? Seperti berakhlak mulia, bertakwa kepada Tuhan, fisiknya ganteng atau cantik, cerdas, ramah terhadap sesama, bahkan baik dan tidak sombong. Itu adalah hal wajar yang diinginkan setiap orang. Tetapi, mungkin gak sih kita mendapatkan jodoh yang sempurna seperti itu? Sedangkan kita sendiri belum memenuhi kriteria. Kalau begitu, saya berpikir itu nyaris tidak mungkin.

Sambil menunggu jodoh itu tiba, ada baiknya kita menggunakan waktu agar lebih produktif dan kreatif. Semisal, melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi dengan aktif belajar bersama, mencari pengalaman baru serta wawasan yang luas. Menggapai mimpi, meraih banyak prestasi bahkan mencapai IPK tertinggi.

Jika setelah lulus perguruan tinggi, jodoh tak kunjung datang  jangan khawatir, karena perjalanan kita masih panjang dan tentunya masih banyak pilihan, entah itu melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi, atau mengabdi untuk keluarga dengan cara bekerja.

Jika sudah melalui kedua hal tersebut atau melakukan hal produktif lainnya, maka kita masuk ke jenjang terakhir, yaitu zona di mana kita bisa memperbaiki diri atau dengan kata lain meningkatkan kualitas untuk memantaskan diri. Di sini  kita belajar bagaimana cara menjadi orang tua yang baik bagi anak-anak. Karena persoalan akan datang setelah kita menikah. Tapi hal itu akan terhapuskan, jika kita sama-sama berkomunikasi serta mempunyai kesadaran untuk saling berbagi peran.

Oleh karena itu, dengan memahami ayat Al-Qur’an di atas, jodoh sejatinya adalah cerminan diri. Tuhan akan memberikan jodoh yang sepadan. Sejauh mana kualitas diri, sejauh itu pula Tuhan berikan jodoh bagi kita. Ketika kita ingin secepat atau selambat mungkin dipertemukan dengan jodoh yang sesuai keinginan, kita harus ekstra berbenah baik secara intelektual, spritual, moral, maupun kemandirian ekonomi, sebagai bagian dari proses membangun kualitas diri.

Jodoh tentu bukanlah soal sempurna atau tidak sempurna, tetapi bagaimana membangun komitmen bersama untuk saling mengerti, saling memahami, saling menerima kelebihan dan kekurangan, serta saling melengkapi untuk kemudian mengarungi rumah tangga yang bahagia.

Kebahagiaan bermula dari kualitas diri yang baik. Maka membangun kualitas diri sesungguhnya lebih penting dibandingkan sibuk mencari jodoh. Karena jodoh adalah Bonus yang akan Tuhan berikan bagi hambanya yang berkualitas, baik di hadapan manusia maupun di hadapan Allah SWT.

Jadi, yakinlah bahwa skenario Tuhan adalah ketentuan terindah bagi perjalanan hidup kita.[]

Tags: JodohJodoh itu ceriminan dirijombloPasangan hidup
Sofi Fauziah

Sofi Fauziah

Terkait Posts

Stigma Duda

Stigma Duda, Laki-laki yang Menjadi Korban Patriarki

2 Juli 2022
Ruang Aman bagi Perempuan

Bisakah Kampus Menjadi Ruang Aman bagi Perempuan?

2 Juli 2022
Perbuatan Baik

Bagaimana Menyikapi Perbuatan Baik yang Bertepuk Sebelah Tangan?

1 Juli 2022
Korban Kekerasan

UU TPKS Melarang Menikahkan Korban Kekerasan dengan Pelaku

1 Juli 2022
Era Digital 4.0

Teknologi dan Tantangan Manusia Memasuki Era Digital 4.0

1 Juli 2022
Korban Kekerasan Seksual

5 Hal Penting yang Perlu Diperhatikan saat Menghadapi Korban Kekerasan Seksual

30 Juni 2022

Discussion about this post

No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Stigma Duda

    Stigma Duda, Laki-laki yang Menjadi Korban Patriarki

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Berdosakah Istri Meminta Cerai: Perspektif Mubadalah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 5 Sikap Lagertha, Pemimpin Perempuan dalam Serial Vikings yang Patut Dicontoh

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bisakah Kampus Menjadi Ruang Aman bagi Perempuan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kesetaraan Gender dalam Perspektif Tokoh Perempuan Nahdlatul Ulama Masa Kini

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Berdosakah Istri Meminta Cerai: Perspektif Mubadalah
  • Puasa Dzulhijjah Hanya 3 Hari, Bolehkah?
  • Stigma Duda, Laki-laki yang Menjadi Korban Patriarki
  • Puasa Dzulhijjah Tapi Tidak Berurutan, Bolehkah?
  • 5 Sikap Lagertha, Pemimpin Perempuan dalam Serial Vikings yang Patut Dicontoh

Komentar Terbaru

  • Tradisi Haul Sebagai Sarana Memperkuat Solidaritas Sosial pada Kecerdasan Spiritual Menurut Danah Zohar dan Ian Marshal
  • 7 Prinsip dalam Perkawinan dan Keluarga pada 7 Macam Kondisi Perkawinan yang Wajib Dipahami Suami dan Istri
  • Konsep Tahadduts bin Nikmah yang Baik dalam Postingan di Media Sosial - NUTIZEN pada Bermedia Sosial Secara Mubadalah? Why Not?
  • Tasawuf, dan Praktik Keagamaan yang Ramah Perempuan - NUTIZEN pada Mengenang Sufi Perempuan Rabi’ah Al-Adawiyah
  • Doa agar Dijauhkan dari Perilaku Zalim pada Islam Ajarkan untuk Saling Berbuat Baik Kepada Seluruh Umat Manusia
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2021 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Login
  • Sign Up

© 2021 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist