• Login
  • Register
Selasa, 20 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah

Kapan Ketidakadilan Gender Berakhir?

Penerapan 4 Dimensi Framework Gusdurian dari Alissa Wahid

Hermia Santika Hermia Santika
08/10/2020
in Khazanah, Pernak-pernik
0
213
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Sampai kapan ketidakadilan gender ini berakhir ?
Pertanyaan yang dilayangkan Mbak Nurul Bahrul Ulum kepada Mbak Alissa Wahid pada saat acara talkshow di mubadalah tv dan mungkin ini mewakili pertanyaan semua orang termasuk saya heee…

Setelah sekian lama budaya ketidakadilan gender mendarah daging pada kehidupan ini, yang maskulin dianggap lebih kuat dari feminim. Lebih jelasnya perempuan yang selalu di identikan dengan ketidakadilan itu. Bukan berarti menyalahkan laki laki, tapi ini sebagai autokritik kalo budaya patriarki itu memang melegitimasi sekali di masyarakat ini.

Konsep gender mungkin banyak tahu tapi tidak sedikit pun yang tidak tahu, karena dulu pun saya ketika ditanya apa itu gender ? Ya jawabannya jenis kelamin, iya gak? Kalo nggak perempuan ya laki-laki, yang satu punya vagina dan satunya lagi punya penis. Betul tidak?

Setelah dipelajari ternyata benar ada perbedaan konsep antara gender dan jenis kelamin. Gender lebih menekankan pada peran manusia antara laki laki dan perempuan dalam kehidupan bersosial. Sedangkan jenis kelamin adalah kondisi tubuh secara biologis antara perempuan dan laki-laki.

Kemudian apa yang di maksud peranan sosial itu? Yah laki laki dan perempuan sama-sama punya peran dalam segala aspek kehidupan baik dalam hal pekerjaan, pendidikan, hukum, dan lain-lain. Sudah mengerti?

Baca Juga:

Ketika Sejarah Membuktikan Kepemimpinan Perempuan

Qiyas Sering Dijadikan Dasar Pelarangan Perempuan Menjadi Pemimpin

Membantah Ijma’ yang Melarang Perempuan Jadi Pemimpin

Tafsir Hadits Perempuan Tidak Boleh Jadi Pemimpin Negara

Oke… sekarang apakah kita (laki-laki & perempuan) sudah adil dan saling tentang peranan itu?

Baik kita dulu jawaban dari Mbak Alissa soal pertanyaan Mbak Nurul diatas tadi. Menurut beliau ketidakadilan tidak akan pernah sepenuhnya dihapuskan, akan tetapi kita bisa memperjuangkan keadilan tersebut dengan melakukan transformasi demi kemajuan. Walaupun kita tidak bisa seperti Rasulullah SAW yang menjadi revolusioner peradaban. Setidaknya kita bisa melakukan kontribusi semampu yang kita bisa lakukan. Salah satu caranya dengan menggunakan empat dimensi yang bisa diambil dari framework Gusdurian diantaranya:

1. Perilaku di masyarakat sudah adil gender, dengan contoh adanya kesempatan dan hak yang sama bagi laki laki dan perempuan dalam segala aspek kehidupan baik secara pendidikan, ekonomi, dll. Artinya tidak ada subordinasi, marginalisasi, beban ganda/doubleburden, kekerasan/violence, dan sterotype yang berbasis gender dimasyarakat.

2. Public policy/kebijakan publik yang equity bukan equality, dimana kebijakan atau aturan yang berlaku di masyarakat harus ramah terhadap keadilan gender. Artinya kebijakan publik yang dibuat tidak seharusnya menyamaratakan antara laki-laki dan perempuan.

Lah kan kebijakan buat semua harus rata dong? Apakah ketika sama rata itu adil padahal nggak sesuai dengan kebutuhan? hmm… Ingat ya kebijakan itu harus equity atau sesuai dengan kebutuhan, yang artinya harus ada pertimbangan baik secara pengalaman biologis dan praktik kehidupan dalam pembuatan kebijakan publik karena ini berlaku untuk semua (laki-laki dan perempuan). Misalnya perbedaan biologis perempuan yaitu melahirkan, menyusui, haid, hamil, dll, yang dimana hal itu harus dipenuhi haknya sesuai dengan kebutuhannya.

3. Dimensi Teologis. Artinya jika pemahaman teologis sudah adil gender maka ini akan mempengaruhi pada sistem yang lebih besar lagi terhadap keadilan gender.

4. Dimensi Kekuatan civil society. Artinya setiap kelompok kelompok yang berpengaruh di masyarakat sudah mempraktikan adil gender dalam segala aspek kehidupan.

Setelah apa yang terjadi dan tahu apa yang harus di perbaiki, sebagai generasi muda mari kita rubah situasi menjadi lebih baik lagi salah satunya dengan penerapan dari empat dimensi framework Gusdurian tadi. Tetap semangat untuk kita semua! []

Tags: ketidakadilan genderperempuanThis Is Gender
Hermia Santika

Hermia Santika

Mahasiswa/KOPRI PMII Rayon Psikologi Cabang Kabupaten Bandung

Terkait Posts

KB

KB dalam Pandangan Riffat Hassan

20 Mei 2025
KB

KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman

20 Mei 2025
KB dalam Islam

KB dalam Pandangan Islam

20 Mei 2025
Bersyukur

Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

19 Mei 2025
Pemukulan

Menghindari Pemukulan saat Nusyuz

18 Mei 2025
Gizi Ibu Hamil

Memperhatikan Gizi Ibu Hamil

17 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Bangga Punya Ulama Perempuan

    Saya Bangga Punya Ulama Perempuan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KB dalam Pandangan Islam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengenal Jejak Aeshnina Azzahra Aqila Seorang Aktivis Lingkungan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Peran Aisyiyah dalam Memperjuangkan Kesetaraan dan Kemanusiaan Perempuan
  • KB dalam Pandangan Riffat Hassan
  • Ironi Peluang Kerja bagi Penyandang Disabilitas: Kesenjangan Menjadi Tantangan Bersama
  • KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman
  • Saya Bangga Punya Ulama Perempuan!

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version