• Login
  • Register
Kamis, 7 Juli 2022
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom

Karena Menulis, Kartini Menjadi Populer

Zahra Amin Zahra Amin
22/04/2019
in Kolom
0
14
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Pemilu serentak baru saja baru berlalu dari hadapan kita semua. Masing-masing calon anggota legislatif, termasuk juga perempuan, sibuk menghitung berapa perolehan suaranya, agar bisa menduduki kursi legislatif. Bersamaan dengan itu, hari ini, tepatnya 21 April Bangsa Indonesia memperingati Hari Lahir Raden Ajeng Kartini, yang tersohor disebut sebagai Pahlawan Emansipasi perempuan.

Sejarah telah mencatat, terbukanya kesempatan perempuan untuk hadir dalam ruang-ruang publik, termasuk lembaga kebijakan hari ini tak lepas dari peran Kartini. Melalui gelisahnya, yang mempertanyakan sekian hal tradisi dalam kehidupan serta keluarga, sehingga membuat perempuan didomestikasi sedemikian rupa. Dunianya menyempit hanya berkisar di antara pintu depan dan belakang rumah.

Melalui tulisan ini, selain sebagai pengingat tentang sosok Kartini, yang namanya terus saja dielu-elukan hingga ke pelosok negeri, juga penulis teringat dengan pertanyaan seorang teman, mengapa Kartini dianggap sebagai Pahlawan Perempuan yang paling populer, bahkan hari lahirnya pun diperingati sebagai Hari dengan namanya, yakni Kartini.

Belum ada, atau hampir tidak ada nama pahlawan di Indonesia, yang namanya diabadikan sebagai hari peringatan atau perayaan tersendiri. Apa keistimewaan seorang Kartini, bahkan hingga kini namanya tereus saja dikenang. Saya ingin menjawab dengan singkat dan lugas, karena Kartini menulis.

Meminjam kalimat Pramoedya Ananta Toer, dalam Kata Pengantar Buku “Panggil Aku Kartini Saja”, bahwa sampai sedemikian jauh, Kartini disebut-sebut di berbagai hari peringatan lebih banyak sebagai tokoh mitos, bukan sebagai manusia bisaa, yang sudah tentu mengurangi kebesaran manusia Kartini itu sendiri, serta menempatkannya ke dalam dunia dewa-dewa.

Baca Juga:

Lima Komponen Utama Menciptakan Keadilan Melalui Teks

Benarkah Semakin Feminis Seseorang, Mengalami Kehilangan Jati Diri?

Kesetaraan Gender dalam Perspektif Tokoh Perempuan Nahdlatul Ulama Masa Kini

UU TPKS Melarang Menikahkan Korban Kekerasan dengan Pelaku

Semakin berkurangnya pengetahuan orang tentang Kartini, maka bertambah kuatlah kedudukannya sebagai tokoh mitos. Gambaran orang tentang diri Kartini lantas menjadi palsu. Karena kebesaran tidak dibutuhkan, orang hanya menikmati candu mitos. Padahal Kartini sebenarnya jauh lebih agung daripada sekian hal mitos-mitos tentangnya.

Maka, dalam peringatan Hari Kartini di tahun ini, mari kita mengingatnya. Bukan dari sudut pandang domsetik rumah tangga, seperti Kartini adalah seorang gadis pingitan, lalu dikawinkan secara paksa, kemudian melahiran setelah itu meninggal dunia.

Mari kita singkirkan semua bayangan dan kenangan itu. Bagaimana cara Kartini melawan kesepian karena tradisi pingitan. Bagaimana Kartini melawan arus kekuasaan penjajahan dari dinding tebal kamar pendopo kabupaten, yang telah menyekapnya selama bertahun-tahun.

Yang patut kita ingat, pada saat itu. Kartini tidak punya massa, apalagi uang dan kekuasaan. Kartini hanya mempunyai kepekaan dan keprihatinan dan ia menuliskannya, seluruh perasaan yang sekian lama mencengkram kehidupannya itu.

Bagaimana hasilnya? Selain menulis telah melambungkan nama Kartini, suaranya bisa terdengar sampai jauh, bahkan hingga hari ini. Gemanya masih saja terus dipantulkan zaman, meski telah ratusan tahun jasad Kartini telah bersemayam abadi.

Menulis atau mengarang. Profesi inilah satu-satunya yang menjadi kekuatan minimal yang dimiliki Kartini. Sastra menjadi kekuatan bagi mereka yang sama sekali tidak mempunyai kebebasan dan kekuasaan sebagaimana halnya dengan Kartini. Sehingga Kartini sadar bahwa menulis adalah tugas sosial.

Maka kesadaran ini yang disebut oleh Pramoedya Ananta Toer sebagai manifest kepengarangan Kartini. Manifest ini tak lain dari kesadaran batinnya tentang kewajiban diri terhadap rakyat, bangsa dan negerinya.

Jika Kartini telah memulai di abad 19 itu, dengan merawat kegelisahan hingga mewujud dalam bentuk tulisan. Maka kini, tugas perempuan Indonesia untuk melanjutkan mimpi Kartini, tentang sebuah negeri yang bebas dan merdeka bagi perempuan, dari belenggu atas nama apapun di dunia ini.

Kebebasan dan kemerdekaan yang telah diawali Kartini dengan emansipasi perempuan di ruang pendidikan, telah menjadi kunci terbuka lebarnya banyak kesempatan. Maka tak ada alasan bagi perempuan untuk berhenti bermimpi, lalu memilih pergi dan tak mau peduli.

Sehingga, masing-masing dari perempuan dengan sekian potensi yang dimiliki bersama dengan lelaki, harus mampu menjawab kebutuhan untuk kesetaraan, pemberdayaan, dan perlindungan bagi perempuan serta anak.

Maka melaui momentum Hari Kartini tahun ini, mulailah kita mengganti mitos tentang sosok Kartini, dan merubahnya menjadi semangat untuk terus bergerak, menyuarakan kembali suara Kartini, yang kerap timbul tenggelam dihempas gelombang zaman. Merawat kegelisahan tentang perempuan apapun itu, dan mari kita menuliskannya.[]

Tags: emansipasiGenderhari kartinikartiniKesetaraanPahlawanPramoedyatulisan
Zahra Amin

Zahra Amin

Zahra Amin Perempuan penyuka senja, penikmat kopi, pembaca buku, dan menggemari sastra, isu perempuan serta keluarga. Kini, bekerja di Media Mubadalah dan tinggal di Indramayu.

Terkait Posts

Beban Ganda Perempuan

Beban Ganda Perempuan, Bagaimana Solusinya?

7 Juli 2022
Masjid Ramah Lingkungan

Masjid Ramah Lingkungan: Upaya Konservasi Alam dari Tempat Ibadah

7 Juli 2022
Pernikahan Mewah

Meneladani Pernikahan Mewah Ummu Sulaim binti Milhan Ar-Rumaisha’

6 Juli 2022
Tokoh Toleransi

Putri Pramodhawardhani: Tokoh Toleransi di Masa Mataram Kuno

6 Juli 2022
Media Sosial

Etika Menyampaikan Kritik di Media Sosial

5 Juli 2022
Resiko Stunting

Peran Keluarga untuk Mengurangi Resiko Stunting

5 Juli 2022

Discussion about this post

No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Istri Menggugat Cerai Suami

    Berdosakah Istri Menggugat Cerai Suami?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Beban Ganda Perempuan, Bagaimana Solusinya?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Akhlak Nabi Saw dengan Orang yang Berbeda Agama (Fase Mekkah)

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Masjid Ramah Lingkungan: Upaya Konservasi Alam dari Tempat Ibadah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Peristiwa Sa’i Kisah Sang Ratu Zamzam yang Sarat Hikmah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Bacaan Niat Puasa Tarwiyah dan Arafah
  • Beban Ganda Perempuan, Bagaimana Solusinya?
  • Keutamaan Puasa Tarwiyah dan Arafah di Bulan Dzulhijjah
  • Masjid Ramah Lingkungan: Upaya Konservasi Alam dari Tempat Ibadah
  • Rasulullah Saw Meminta Umatnya Hentikan Kezaliman dan Wujudkan Keadilan

Komentar Terbaru

  • Tradisi Haul Sebagai Sarana Memperkuat Solidaritas Sosial pada Kecerdasan Spiritual Menurut Danah Zohar dan Ian Marshal
  • 7 Prinsip dalam Perkawinan dan Keluarga pada 7 Macam Kondisi Perkawinan yang Wajib Dipahami Suami dan Istri
  • Konsep Tahadduts bin Nikmah yang Baik dalam Postingan di Media Sosial - NUTIZEN pada Bermedia Sosial Secara Mubadalah? Why Not?
  • Tasawuf, dan Praktik Keagamaan yang Ramah Perempuan - NUTIZEN pada Mengenang Sufi Perempuan Rabi’ah Al-Adawiyah
  • Doa agar Dijauhkan dari Perilaku Zalim pada Islam Ajarkan untuk Saling Berbuat Baik Kepada Seluruh Umat Manusia
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2021 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Login
  • Sign Up

© 2021 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist