• Login
  • Register
Sabtu, 23 September 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom

Kebun Sakinah; Cara Unik Menanamkan Ketahanan Keluarga dengan Kesalingan

Fitri Nurajizah Fitri Nurajizah
04/02/2019
in Kolom
0
Kebun Sakinah
13
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Saya sering diminta untuk sekedar mendengarkan curahan hati teman-teman yang sudah menikah. Baik itu yang berperan sebagai suami ataupun istri. Rata-rata ketika pernikahannya dihadapkan pada satu persoalan, mereka kerap kali memberi pernyataan bahwa yang bertanggung jawab dalam menyelesaikan persoalan tersebut ialah pasangannya, bukan dirinya sendiri.

Saya kira itu tidak salah, namun kembali lagi pada tujuan dasar sebuah pernikahan yang diajarkan Islam. Semua yang terjadi pada hubungan suami dan istri itu menjadi tanggung jawab bersama, apapun persoalannya. Tidak bisa di kotak-kotakkan, seperti urusan domestik manjadi beban perhatian istri, dan segala yang berhubungan dengan urusan publik hanya menjadi tugas suami.

Seperti yang disampaikan KH Faqihuddin Abdul Kodir dalam Qira’ah Mubaadalah bahwa setiap pernikahan harus memiliki tujuan yang jelas. Tujuan yang dapat dipahami bersama. Tujuan itulah yang menjadi pemandu pasangan dalam membangun ketahanan keluarga dan mewujudkan kehidupan yang sakinah, mawaddah, wa rahmah.

Jelas bahwa suami maupun istri mempunyai tugas yang sama yaitu merawat, membangun dan mempertahankan pernikahan tersebut. Tantangannya, masih sedikit pasangan yang mengetahui bahwa ketahanan keluarga harus dibangun bersama.

Waktu main ke Yogyakarta, saya menemukan inisiatif yang baik dari Kantor Urusan Agama (KUA) Kec. Galur, Kab. Kulon Progo. Ketua KUA, Zamroni Sandi mengatakan pihaknya mendorong para pasangan pengantin untuk membangun ketahanan keluarga bersama-sama. Caranya sungguh menarik, dengan menanam pohon dan menabur benih ikan.

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • Dukungan Kiai Sahal terhadap Kiprah Nyai Nafisah
  • Makna Mubadalah dalam Hadis Jihad Perempuan di Dalam Rumah Tangga 
  • Jihad Perempuan dalam Rumah Tangga
  • Jihad di Dalam Rumah Tangga Bersifat Resiprokal
    • Kebun Sakinah

Baca Juga:

Dukungan Kiai Sahal terhadap Kiprah Nyai Nafisah

Makna Mubadalah dalam Hadis Jihad Perempuan di Dalam Rumah Tangga 

Jihad Perempuan dalam Rumah Tangga

Jihad di Dalam Rumah Tangga Bersifat Resiprokal

Kebun Sakinah

Setiap pasangan yang telah menikah di Galur diwajibkan untuk menanam satu pohon jenis apapun, tapi yang diusulkan pohon yang dapat berbuah. Tujuannya supaya ketika pohon tersebut berbuah, manfaatnya dapat diambil penanam dan masyarakat lain.

Pihak KUA telah menyediakan tempat untuk menanam pohon tersebut yang diberi nama “Kebun Sakinah”. Setiap pohon diberi nama sesuai nama pasangan yang menanamnya. Bagi mereka yang tidak sempat untuk menanam di Kebun Sakinah, pihak KUA memberi pilihan lain yaitu bisa menanam di pekarangannya masing-masing.

Filosofinya, ketika seseorang menanam pohon di suatu tempat, maka itu menjadi tenger (tanda). Zamroni menjelaskan bahwa di kalangan Jawa kuno, ketika ada orang yang menikah, maka kemudian mereka ditengeri, yaitu nama yang digunakan sebelum menikah diganti dengan nama yang lain.

Karena hal itu dapat berpengaruh pada data kependudukan kemudian mereka menggantinya dengan memberikan nama pada sebuah pohon yang ditanam.

Selain tradisi Jawa kuno, tanam pohon tersebut juga bertujuan untuk memberi pemahaman bahwa merawat, membesarkan serta memupuk keluarga itu ialah tugas bersama. Sama halnya dengan merawat pohon yang ditanam.

Pengertian sederhananya pohon tersebut diibaratkan pada kehidupan sebuah keluarga yang harus dipertahankan secara bersama-sama. Hal ini bertujuan supaya mereka dapat membina keluarga dan membangun keluarga sakinah, mawaddah dan wa  rahmah.

Selain itu, KUA setempat juga melakukan program tebar benih, atau lebih tepatnya tabur ikan sebagai media pengetahuan tentang prinsip pernikahan.

Jadi teknisnya, ketika pasangan selesai melaksanakan akad pernikahan, sebelum melakukan hal lain, penghulu akan mengarahkan mereka untuk menanam pohon dan tebar ikan di sungai lepas.

Tujuan kedua kegiatan di atas, menurut Zamroni ialah supaya calon pengantin bisa menambah amal jariyah dengan menanam pohon dan tabur ikan. Kemudian, harapan lainnya ialah agar masing-masing manten mempunyai kesadaran dalam mewujudkan sikap ketersalingan antara suami istri.[]

Tags: bahagiaharmoniskebun sakinahkeluargaKesalinganKUAMubadalahperkawinanpernikahanrumah tanggasakinahtabur bibit
Fitri Nurajizah

Fitri Nurajizah

Perempuan yang banyak belajar dari tumbuhan, karena sama-sama sedang berproses bertumbuh.

Terkait Posts

Penghijauan

4 Cara Kreatif Penghijauan di Ruang-ruang Terbuka

22 September 2023
Idgitaf

Lagu Satu-Satu: Pentingnya Berdamai dengan Diri Sendiri

22 September 2023
Kesejahteraan Ibu dan Anak

Membaca Arah RUU Kesejahteraan Ibu dan Anak (KIA) Part I

22 September 2023
Bidadari Surga

Perempuan Bukan Bidadari Surga

21 September 2023
artificial intellegence

Artificial Intellegence dalam Perspektif Gender

21 September 2023
Anak Perempuan Jawa

Anak Perempuan Jawa: Beban Orang Tua?

20 September 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Mahnaz Afkhami

    Perjalanan Mahnaz Afkhami dalam Advokasi Hak-Hak Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ronggeng Gunung: Hakikat Penari Perempuan Sunda

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Buku Perempuan bukan Sumber Fitnah: Akikah bagi Anak Laki-laki dan Perempuan Cukup Satu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 4 Cara Kreatif Penghijauan di Ruang-ruang Terbuka

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lagu Satu-Satu: Pentingnya Berdamai dengan Diri Sendiri

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • 4 Cara Kreatif Penghijauan di Ruang-ruang Terbuka
  • Dukungan Kiai Sahal terhadap Kiprah Nyai Nafisah
  • Buku Perempuan bukan Sumber Fitnah: Akikah bagi Anak Laki-laki dan Perempuan Cukup Satu
  • Ronggeng Gunung: Hakikat Penari Perempuan Sunda
  • Buku Bapak Tionghoa Nusantara: Ini Alasan Gus Dur Membela Orang Tionghoa

Komentar Terbaru

  • Ainulmuafa422 pada Simple Notes: Tak Se-sederhana Kata-kata
  • Muhammad Nasruddin pada Pesan-Tren Damai: Ajarkan Anak Muda Mencintai Keberagaman
  • Profil Gender: Angka tak Bisa Dibiarkan Begitu Saja pada Pesan untuk Ibu dari Chimamanda
  • Perempuan Boleh Berolahraga, Bukan Cuma Laki-laki Kok! pada Laki-laki dan Perempuan Sama-sama Miliki Potensi Sumber Fitnah
  • Mangkuk Minum Nabi, Tumbler dan Alam pada Perspektif Mubadalah Menjadi Bagian Dari Kerja-kerja Kemaslahatan
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist