• Login
  • Register
Rabu, 9 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Kemeriahan Maulid Nabi Muhammad Saw di Pondok Pesantren

Perayaan Maulid adalah cara manusia mengenang kembali Nabi dalam keseluruhan hidupnya, untuk dijadikan pelajaran dan teladan bagi seluruh umat manusia

Redaksi Redaksi
05/09/2023
in Hikmah, Pernak-pernik
0
Maulid

Maulid

331
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Di seluruh pondok pesantren dan majelis-majelis taklim, perayaan Maulid biasanya, bahkan selalu diselenggarakan dengan acara membaca Sirah Nabawiyah (sejarah hidup Nabi sejak kelahiran sampai wafatnya), dalam bentuk narasi prosais kadang-kadang dengan irama yang khas.

Sebagian lagi sejarah Nabi tersebut dikemas dalam bentuk puisi-puisi yang berisi perjalanan hidup Nabi sejak lahir sampai wafat, dan madah-madah (pujian-pujian) atas Nabi.

Ada sejumlah kitab yang dibaca pada momen itu, antara lain Maulid al-Diba’i, karya Abd al-Rahman al-Diba’i, Qashidah Burdah, karya Muhammad bin Sa’id al-Bushairi.

Dan al-Kawakib al-Durriyyah fi Madh Khair al-Bariyyah, yang lebih kita kenal sebagai Al-Barzanji, karya Syekh Zain al-Abidin bin Hasan al-Syahrzuri al-Barzanji, dan Maulid Syaraf al-Anam, juga karya Syekh al-Barzanji.

Selain itu, tanggal 12 Rabiul Awal sebagai hari Libur Nasional dan memperingatinya dalam acara resmi negara ketika KH. Abdul Wahid Hasyim, ayah Gus Dur, menjabat sebagai Menteri Agama. Upacara peringatan pemerintah ini pada awalnya ia adakan di Istana negara.

Baca Juga:

Islam Melawan Oligarki: Pelajaran dari Dakwah Nabi

Asma’ binti Abu Bakar Ra : Perempuan Tangguh di Balik Kesuksesan Hijrah Nabi Muhammad SAW

Saat Menyelesaikan Masalah dengan Sang Istri, Nabi Muhammad Saw Memilih Negosiasi

Menyemai Kasih Melalui Kitab Hadis Karya Kang Faqih

Pada momen tradisi keagamaan ini, presiden, waki presiden, dan para pejabat tinggi negara. Bahkan para duta besar negara-negara sahabat hadir bersama ribuan umat Islam dan menyiarkannya langsung melalui televisi.

Pandangan Ibnu Taimiyah

Berbeda dengan pandangan mayoritas besar kaum muslimin di dunia, Ibnu Taimiyah. Tokoh “salafi” awal banyak orang menyebutnya sebagai orang yang memandang bahwa perayaan Maulid Nabi adalah bid’ah.

Suatu praktik ritual keagamaan yang tidak pernah Nabi dan para sahabatnya lakukan. Ibnu Taimiyah memang penganut tradisi tekstualis ketat.

Pandangan ini beberapa abad kemudian diteruskan dengan semangat Islam tekstualis yang radikal oleh Muhammad bin Abdul Wahab, ulama terkemuka kelahiran Nejd, Saudi Arabia, 1703-1791.

Para pengikutnya populer kita sebut Wahabis. Saudi Arabia mungkin satu-satunya Negara Islam yang anti peringatan Maulid Nabi dan menyerang dan mengecam kelompok muslim lain yang merayakannya.

Para pengikutnya terus menyebarkan ajaran bahwa “maulid Nabi sebagai praktik keagamaan yang sesat.” Pandangan ini dunia muslim yang berperadaban tolak dan hampir di seluruh dunia muslim lainnya.

Perayaan Maulid adalah cara manusia mengenang kembali Nabi dalam keseluruhan hidupnya, untuk dijadikan pelajaran dan teladan bagi seluruh umat manusia. []

Tags: KemeriahanmaulidNabi Muhammad SAWPondok Pesantren
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Seksualitas

Ketika Perempuan Tak Punya Hak atas Seksualitas

9 Juli 2025
Tubuh Perempuan

Mengebiri Tubuh Perempuan

9 Juli 2025
Pengalaman Biologis Perempuan

Mengapa Pengalaman Biologis Perempuan Membatasi Ruang Geraknya?

9 Juli 2025
Perjanjian Pernikahan

Perjanjian Pernikahan

8 Juli 2025
Kemanusiaan sebagai

Kemanusiaan sebagai Fondasi dalam Relasi Sosial Antar Manusia

8 Juli 2025
Kodrat Perempuan

Meruntuhkan Mitos Kodrat Perempuan

8 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Perempuan Lebih Religius

    Mengapa Perempuan Lebih Religius Daripada Laki-laki?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Relasi Imam-Makmum Keluarga dalam Mubadalah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengapa Pengalaman Biologis Perempuan Membatasi Ruang Geraknya?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengebiri Tubuh Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sadar Gender Tak Menjamin Bebas dari Pernikahan Tradisional

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Melawan Perundungan dengan Asik dan Menyenangkan
  • Ketika Perempuan Tak Punya Hak atas Seksualitas
  • Relasi Imam-Makmum Keluarga dalam Mubadalah
  • Mengebiri Tubuh Perempuan
  • Mengapa Perempuan Lebih Religius Daripada Laki-laki?

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID