• Login
  • Register
Jumat, 3 Februari 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Keluarga

Ketika Suami Tergoda Perempuan Lain

Een Suryani Een Suryani
06/10/2020
in Keluarga, Rekomendasi
0
616
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Alquran ternyata juga memuat kisah tentang keluarga yang diuji dengan pasangannya. Ada suami yang beriman, sementara istrinya sendiri berpaling. Nabi Luth misalnya. Sebaliknya, ada istri yang taat sementara suaminya durjana. Asiyah dan Firaun. Ada pula yang diuji dengan kesendiriannya, sebagai single parent, tanpa pasangan di sisinya. Maryam Ibunda Nabi Isa.

Lalu, apa ada rumah tangga yang dikisahkan pasangannya tergoda selingkuh? Dalam Alquran, tidak akan ditemukan kisah para Nabi atau tokoh besar yang diuji dengan itu. Kalau pun ada adalah kisah digodanya Nabi Yusuf oleh Zulaikha dan fitnah yang sempat menimpa Aisyah, istri Rasulullah. Tuduhan terhadap Aisyah langsung diklarifikasi oleh Allah sendiri melalui Alquran. Itu artinya selingkuh bukan permasalahan yang menimpa orang-orang besar. Namun, sepertinya Allah tahu bahwa masalah ini akan menjadi godaan yang menimpa rumah tangga umat manusia.

Menjawab permasalahan tersebut, Alquran dalam Surat An-Nisa ayat 128-130 bisa menjadi salah satu rujukannya.

“Dan jika seorang wanita khawatir akan nusyuz atau sikap tidak acuh dari suaminya, maka tidak mengapa bagi keduanya mengadakan perdamaian yang sebenar-benarnya, dan perdamaian itu lebih baik (bagi mereka) walaupun manusia itu menurut tabiatnya kikir. Dan jika kamu bergaul dengan isterimu secara baik dan memelihara dirimu (dari nusyuz dan sikap tak acuh), maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. An-Nisa : 128)

Menurut ayat di atas, dalam terjemahan bebas, adalah bercerita tentang seorang istri yang khawatir suaminya berpaling dan bersikap cuek (nusyuz dalam bahasa Alquran). Berpalingnya seorang suami sampai tidak menghiraukan istrinya, bisa saja bukan hanya karena perempuan lain. Pada masa sekarang ini, bisa juga dimaknai pasangan yang terlalu sibuk dengan pekerjaan, pergaulan sosial, atau bahkan gadgetnya.

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • Pada Masa Nabi Saw, Sahabat Perempuan Pun Pernah Mengajukan Cerai
  • Fenomena Fatherless dan Peran Ayah bagi Anak Perempuannya
  • 7 Prinsip Dalam Berkeluarga Ala Islam
  • Relasi Keluarga Berencana dalam Perspektif Mubadalah

Baca Juga:

Pada Masa Nabi Saw, Sahabat Perempuan Pun Pernah Mengajukan Cerai

Fenomena Fatherless dan Peran Ayah bagi Anak Perempuannya

7 Prinsip Dalam Berkeluarga Ala Islam

Relasi Keluarga Berencana dalam Perspektif Mubadalah

Apa yang harus dilakukan jika itu terjadi? Allah langsung mengajarkan untuk mengadakan perdamaian. Berdamai ini diikuti kata selanjutnya yaitu mengadakan perbaikan dan memelihara diri. Artinya perdamaian bukan hanya masalah kompromi dengan keadaan dan meninggalkan perselisihan, tetapi juga kedua belah pihak harus melakukan koreksi untuk sama-sama memperbaiki dan memelihara diri.

“Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil di antara isteri-isteri(mu), walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian, karena itu janganlah kamu terlalu cenderung (kepada yang kamu cintai), sehingga kamu biarkan yang lain terkatung-katung. Dan jika kamu mengadakan perbaikan dan memelihara diri (dari kecurangan), maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An-Nisa : 129)

Pada ayat selanjutnya, Alquran kemudian menyinggung masalah poligami. Ketika seorang lelaki tergoda perempuan lain dan menginginkan poligami, Allah mengingatkan bahwa kamu tidak akan bisa berlaku adil walaupun sangat menginginkan poligami. Padahal adil menjadi syarat bagi poligami.

Ayat ini juga melarang untuk terlalu cenderung kepada (perempuan lain) yang dicintai, sampai membiarkan istrinya sendiri terkatung-katung. Artinya poligami bukan solusi yang ditawarkan ketika lelaki tergoda perempuan lain. Mengadakan perbaikan dan memelihara diri adalah solusi lain yang ditawarkan.

“Jika keduanya bercerai, maka Allah akan memberi kecukupan kepada masing-masing dari limpahan karunia-Nya. Dan adalah Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Bijaksana.” (QS. An-Nisa : 130)

Bagaimana kalau akhirnya perselisihan tidak bisa dihindari? Sang suami tetap dengan sikapnya untuk berpaling dan tidak menghiraukan istrinya, bahkan tetap bersikeras dengan keinginan poligami? Ayat 130 menjadi solusi alternatif. Bercerai.

Ayat tentang cerai ini ada setelah menyinggung sikap nusyuz suami dan keinginannya untuk poligami. Ketika jalan ishlah dan memperbaiki diri  tidak bisa dipenuhi, maka cerai menjadi pilihan. Bukan lagi bersabar dan mengalah seperti yang banyak dianjurkan sebagian orang. Bahkan Allah memperkuat dengan kalimat “…maka Allah akan memberi kecukupan kepada masing-masing dari limpahan karunia-Nya.”

Banyak perempuan yang memilih bertahan selain karena alasan anak-anak adalah ketakutan akan kehilangan sokongan finansial. Terutama bagi perempuan yang tidak bekerja. Dalam ayat 130 di atas, Allah menjanjikan hal yang sama seperti kepada pemuda yang takut menikah karena masalah finansial. Ketika cerai menjadi pilihan, Allah memberikan jaminan akan memberikan kecukupan.

Perceraian adalah sesuatu yang halal tapi dibenci Allah. Tentu saja ada step by step yang harus ditempuh. Kembali dengan memperbaiki komitmen pernikahan sebagai pasangan adalah anjuran, tetapi ketika hanya akan menyakiti salah satu pihak, bahkan lebih banyak mendatangkan mudharat daripada manfaat, maka cerai bisa menjadi alternatif.

Rezeki dan karunia Allah itu bisa jadi bukan hanya berbentuk uang. Bisa berupa kebahagiaan terbebas dari tekanan psikolologis, mendapat ruang baru untuk lebih mandiri, mendapat pekerjaan dan lingkungan lain yang membahagiakan, juga sampai kepada dipertemukannya cinta dan jodoh lain yang lebih baik.

Kita tidak pernah tahu di mana cinta kita akan berlabuh atau pun berakhir. Tugas kita adalah mencintai orang yang berhak dicintai sebaik-baiknya. Ketika cinta pada akhirnya harus membebaskan dan memasrahkan, maka biarkan tangan Allah bekerja. Dia akan selalu mengirimkan orang terbaik untuk menjaga hambanya yang layak dicintai. []

Tags: ceraiisterikeluargaNusyuzpoligamisuami
Een Suryani

Een Suryani

Bekerja di Kementerian Agama Kabupaten Kuningan

Terkait Posts

Satu Abad NU

Satu Abad NU:  NU dan Kebangkitan Kaum Perempuan 

3 Februari 2023
Peran Ayah bagi Anak Perempuan

Fenomena Fatherless dan Peran Ayah bagi Anak Perempuannya

2 Februari 2023
Nikah di KUA

Salingers, Yuk Normalisasi Nikah di KUA

2 Februari 2023
Akhlak Manusia

Akhlak Manusia Sebagai Ruh Fikih

1 Februari 2023
Kesehatan Calon Pasangan

Pentingnya Mengetahui Kesehatan Calon Pasangan Sebelum Menikah

31 Januari 2023
Aborsi Korban Perkosaan

Ulama Bolehkan Aborsi Korban Perkosaan

31 Januari 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Satu Abad NU

    Satu Abad NU:  NU dan Kebangkitan Kaum Perempuan 

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Anak Perempuan yang Nabi Muhammad Saw Hormati

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kritik Ibn Hazm aẓ-Ẓahiri Terhadap Ulama yang Membolehkan Pernikahan Tanpa Wali

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 5 Penyebab Su’ul Khatimah yang Dilalaikan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gaya Hidup Minimalis Dimulai dari Meminimalisir Pakaian

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Makna Hijab Menurut Para Ahli
  • 5 Penyebab Su’ul Khatimah yang Dilalaikan
  • Kisah Saat Perempuan Berbicara dan Berpendapat di Depan Nabi Saw
  • Gaya Hidup Minimalis Dimulai dari Meminimalisir Pakaian
  • Kisah Anak Perempuan yang Nabi Muhammad Saw Hormati

Komentar Terbaru

  • Refleksi Menulis: Upaya Pembebasan Diri Menciptakan Keadilan pada Cara Paling Sederhana Meneladani Gus Dur: Menulis dan Menyukai Sepakbola
  • 5 Konsep Pemakaman Muslim Indonesia pada Cerita Singkat Kartini Kendeng dan Pelestarian Lingkungan
  • Ulama Perempuan dan Gerak Kesetaraan Antar-umat Beragama pada Relasi Mubadalah: Muslim dengan Umat Berbeda Agama Part I
  • Urgensi Pencegahan Ekstrimisme Budaya Momshaming - Mubadalah pada RAN PE dan Penanggulangan Ekstrimisme di Masa Pandemi
  • Antara Ungkapan Perancis La Femme Fatale dan Mubadalah - Mubadalah pada Dialog Filsafat: Al-Makmun dan Aristoteles
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist