• Login
  • Register
Sabtu, 24 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Buku

Kisah 3 Sahabat Beda Keyakinan dalam Buku Membangun Kebersamaan dalam Keberagaman

Seperti kata Aman di akhir hidupnya, “Persahabatan sejati adalah tentang menerima, bukan menghakimi. Ketika kita saling menerima, perbedaan hanyalah bagian kecil dari cerita yang lebih besar cerita tentang kedamaian dan keindahan hidup.”

Aldi Anugrah Saputra Aldi Anugrah Saputra
20/01/2025
in Buku
0
Beda Keyakinan

Beda Keyakinan

960
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Belum lama ini, saya sedang membaca buku Membangun Kebersamaan dalam Keberagaman: Potret dari Cirebon, karya Marzuki Rais dkk. Buku ini menghadirkan beragam kisah yang menggambarkan pentingnya toleransi antarumat beragama. Salah satu tema yang menarik perhatian saya adalah “Persahabatan dalam Beda Keyakinan”.

Tema ini mengisahkan hubungan persahabatan tiga orang dengan latar belakang keyakinan yang berbeda yaitu Asmara, Aman, dan Wadi.

Asmara adalah seorang tentara yang gagah berani. Dia dikenal sebagai orang yang disiplin dan selalu taat menjalankan ajaran agamanya sebagai seorang Muslim. Setelah pensiun, Asmara menjadi sosok yang dihormati di desanya. Tidak jarang ia juga sering dimintai nasihat oleh masyarakat.

Dalam buku ini, Asmara terkenal dengan pribadi yang penuh perhatian, terutama kepada sahabat-sahabatnya.

Di sisi lain, ada Aman, seorang mantri kesehatan. Meskipun sudah pensiun dari rumah sakit tempatnya bekerja, ia membuka klinik kecil di rumah untuk membantu masyarakat yang membutuhkan.

Baca Juga:

Melampaui Batasan Tafsir: Membebaskan Narasi Gender dalam Islam Menurut Mernissi dan Wadud

Herland: Membayangkan Dunia Tanpa Laki-laki

Falsafah Hidup Penyandang Disabilitas dalam “Seporsi Mie Ayam Sebelum Mati”

Luka di Balik Panggung: Kisah Tragis Para Pemain Sirkus OCI Jadi Korban Eksploitasi

Aman adalah seorang Kristen yang taat. Ia sering memimpin doa di gereja dan dihormati sebagai sesepuh di kalangan umatnya. Namun, dalam kesehariannya, Aman tidak pernah memandang perbedaan agama sebagai penghalang untuk berbuat baik.

Kisah Wadi

Berbeda dengan kedua sahabatnya, Wadi adalah seorang pria sederhana yang hidup seorang diri. Ia menghabiskan harinya sebagai penjahit, bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Ketika tidak ada pesanan menjahit, Wadi menjadi buruh serabutan, melakukan pekerjaan apa saja yang bisa menghasilkan uang.

Wadi jarang berbicara tentang keyakinannya. Ketika ditanya oleh tetangga, ia hanya tersenyum, membuat banyak orang menduga bahwa ia seorang Penghayat Kejawen.

Ketiganya sering menghabiskan waktu bersama di sore hari. Mereka biasanya berkumpul di rumah Asmara atau Aman, bermain catur, mendengarkan siaran wayang di radio, atau sekadar berbincang tentang kehidupan.

Tawa mereka sering terdengar dari kejauhan, menciptakan suasana hangat. Bahkan dengan berbeda keyakinan, ketiganya hidup dalam harmoni, saling mendukung, dan memperlihatkan nilai-nilai kesalingan.

Namun, dari kisah tiga orang ini ada hal yang sangat menarik terutama saya Hari Raya Idulfitri atau Natal tiba. Wadi penganut Kejawen itu selalu memberikan baju hasil jahitannya kepada Asmara dan Aman. Hal ini dilakukan oleh Wadi sebagai sebagai bentuk penghormatan kepada kedua sahabatnya.

Memastikan Kesehatan Sahabat

Selain itu, Aman, sang mantri selalu memastikan Wadi dan Asmara selalu dalam kondisi sehat. Jika salah satu dari mereka sakit, Aman merawatnya dengan penuh perhatian, memberikan obat, dan memastikan kebutuhan mereka terpenuhi.

Hingga suatu hari, Wadi meninggal dunia, Asmara dan Aman setia berada di sisinya hingga nafas terakhir. Mereka mengantar sahabat mereka dengan penuh rasa hormat dan doa.

Beberapa tahun kemudian, Asmara juga meninggal dunia akibat penyakit diabetes yang dideritanya.

Aman, satu-satunya yang tersisa dari persahabatan itu, hidup lebih dari seratus tahun. Di usianya yang senja, Aman sering bercerita kepada anak-anak dan cucunya tentang betapa berartinya persahabatan mereka.

“Asmara dan Wadi mereka adalah sahabat terbaikku,” kata Aman dengan mata berbinar. “Kami berbeda dalam banyak hal, tapi itu tak pernah menjadi masalah. Justru perbedaan itu yang membuat kami saling melengkapi.”

Kisah mereka menjadi legenda di desa itu. Banyak yang belajar bahwa perbedaan bukanlah halangan untuk saling mengenal dan menghargai. Asmara, Aman dan Wadi telah meninggalkan warisan berupa pelajaran tentang toleransi, kesalingan, dan kasih sayang.

Seperti kata Aman di akhir hidupnya, “Persahabatan sejati adalah tentang menerima, bukan menghakimi. Ketika kita saling menerima, perbedaan hanyalah bagian kecil dari cerita yang lebih besar cerita tentang kedamaian dan keindahan hidup.”

Sungguh, pesan yang Aman sampaikan begitu dalam. Sehingga nilai pentinya dari buku ini adalah bahwa perbedaan agama atau keyakinan bukanlah penghalang untuk menjalin persahabatan. Justru, persahabatan lintas agama dapat menjadi sarana untuk mempererat hubungan antarindividu, memperluas wawasan, dan menciptakan perdamaian.

Bahkan pesan pentingnya adalah bahwa perbedaan seharusnya tidak menjadi alasan untuk perpecahan, melainkan dasar untuk saling melengkapi dan memperkaya kehidupan. []

Tags: bedabukukeyakinankisahMembangun Kebersamaan dalam KeberagamanSahabar
Aldi Anugrah Saputra

Aldi Anugrah Saputra

Saya adalah Mahasantriwa Sarjana Ulama Perempuan Indonesia (SUPI) ISIF Cirebon.

Terkait Posts

Umat Bertanya Ulama Menjawab

Perempuan Bisa Menjadi Pemimpin: Telaah Buku Umat Bertanya, Ulama Menjawab

23 Mei 2025
Ummu Haram binti Milhan

Yuk Belajar Keberanian dari Ummu Haram binti Milhan…!!!

23 Mei 2025
Buku Disabilitas

“Normal” Itu Mitos: Refleksi atas Buku Disabilitas dan Narasi Ketidaksetaraan

22 Mei 2025
Herland

Herland: Membayangkan Dunia Tanpa Laki-laki

16 Mei 2025
Neng Dara Affiah

Islam Memuliakan Perempuan Belajar dari Pemikiran Neng Dara Affiah

10 Mei 2025
Seporsi Mie Ayam Sebelum Mati

Falsafah Hidup Penyandang Disabilitas dalam “Seporsi Mie Ayam Sebelum Mati”

25 April 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Hj. Biyati Ahwarumi

    Hj. Biyati Ahwarumi, Perempuan di Balik Bisnis Pesantren Sunan Drajat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Belajar Memahami Disabilitas dan Inklusivitas “Hanya” Dengan Naik Transjatim

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Benarkah KB Hanya untuk Perempuan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perempuan Bisa Menjadi Pemimpin: Telaah Buku Umat Bertanya, Ulama Menjawab

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Yuk Belajar Keberanian dari Ummu Haram binti Milhan…!!!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Filosofi Santri sebagai Pewaris Ulama: Implementasi Nilai Islam dalam Kehidupan Sosial
  • Perempuan Bisa Menjadi Pemimpin: Telaah Buku Umat Bertanya, Ulama Menjawab
  • Membaca Bersama Obituari Zen RS: Karpet Terakhir Baim
  • Yuk Belajar Keberanian dari Ummu Haram binti Milhan…!!!
  • Belajar Memahami Disabilitas dan Inklusivitas “Hanya” Dengan Naik Transjatim

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version