• Login
  • Register
Jumat, 11 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Kitab Sittin Al-‘Adliyah: Prinsip Kasih Sayang Itu Timbal Balik

Nabi tidak pernah merendahkan dan menyakiti orang yang berbeda dengannya. Justru Nabi mencontohkan bahwa kasih sayang harus diberikan pada setiap manusia. Laki-laki maupun perempuan. Muslim maupun non-muslim

Muhibbatul Hasanah Muhibbatul Hasanah
28/03/2023
in Publik
0
Sittin al-‘Adliyah

Sittin al-‘Adliyah

666
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Pada Jum’at 24 Maret 2023 merupakan pertemuan pertama ngaji kitab Sittin al-‘Adliyah karya Kiai Faqihuddin Abdul Kodir. Kitab ini merupakan kumpulan hadis shahih tentang hak-hak perempuan dalam Islam.

Sesi ngaji kali ini, kami ditemani oleh Ibu Nurul Bahrul Ulum selaku guru yang membahas kitab Sittin al-‘Adliyah secara mendalam dan menarik. Selain diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, Ibu Nurul juga mengajak kami untuk mendiskusikan teks-teks hadis tersebut dan dikaitkan dengan realitas sosial di lingkungan kita masing-masing.

Meskipun secara general, hadis-hadis dalam kitab ini membahas tentang hak-hak perempuan. Tetapi dalam bab pertama, terdapat lima hadis shahih tentang prinsip Islam dalam berelasi. Baik berelasi antara manusia, maupun berelasi dengan makhluk Allah Swt.

Salah satu hadis yang saya ingat dalam bab pertama adalah hadis tentang relasi kesalingan dalam menebar kasih sayang. Teks hadis tersebut ialah:

Dari Abu Hurairah Ra. Rasulullah Saw. bersabda, “Barang siapa yang tidak menyayangi, tidak akan disayangi.” (Shahih Bukhari)

Baca Juga:

Intoleransi di Sukabumi: Ketika Salib diturunkan, Masih Relevankah Nilai Pancasila?

Pentingnya Relasi Timbal Balik dalam Hubungan Intim Suami Istri

Prinsip Ketauhidan dalam Relasi Suami Istri

Prinsip Penghormatan dan Kasih Sayang Jadi Fondasi untuk Berelasi Antar Manusia

Teks hadis ini tengah menegaskan pada kita tentang sifat timbal balik dalam ajaran kasih sayang. Jadi, ketika kita ingin menerima hal postif, atau kasih sayang dari orang lain, kita juga harus memberikan kasih sayang pada orang tersebut. Inilah yang disebut dengan relasi kesalingan.

Kita tidak bisa hanya menerima kebaikan dari orang lain, tapi kita sendiri tidak melakukan kebaikan pada orang di sekitar kita.

Kasih Sayang

Teks hadis ini juga menegaskan bahwa kasih sayang adalah ajaran pokok dalam relasi sosial dan kemanusiaan. Dalam relasi keseharian, laki-laki maupun perempuan berhak memperoleh kasih sayang.

Hal ini sejalan dengan prinsip Islam yang rahmatan lil ’alamin, yaitu agama yang memberikan rahmat atau kasih sayang pada seluruh alam. Tidak hanya pada laki-laki saja, tetapi juga pada perempuan.

Bahkan salah satu sifat Allah Swt adalah al-Rahman yaitu Maha Pengasih pada setiap hamba-Nya. Dengan begitu, semakin yakinlah bahwa Islam memang menganjurkan umatnya untuk saling menyayangi. Sebab, sebagaimana yang disampaikan Nabi dalam sabdanya “barang siapa tidak menyayangi manusia, maka Allah Swt tidak akan menyayanginya.” (HR. Turmudzi).

Sejalan dengan itu, kasih sayang dalam Islam tidak hanya terbatas pada muslim saja, tetapi juga pada setiap manusia. Hal ini lah yang Nabi Muhammad Saw teladankan semasa hidupnya. Nabi tidak pernah merendahkan dan menyakiti orang yang berbeda dengannya. Justru Nabi mencontohkan bahwa kasih sayang harus diberikan pada setiap manusia. Laki-laki maupun perempuan. Muslim maupun non-muslim.

Hal ini tergambar dalam salah satu hadis Nabi. Rasulullah Saw bersabda “Sekali-kali tidaklah kalian beriman sebelum kalian mengasihi.” Wahai Rasulullah, “Semua kami pengasih,” jawab mereka. Berkata Rasulullah, “Kasih sayang itu tidak terbatas pada kasih sayang salah seorang di antara kalian kepada sahabatnya (mukmin), tetapi bersifat umum (untuk seluruh umat manusia).” (HR. ath-Thabrani).

Melalui teks ini Nabi sedang menegaskan bahwa kasih sayang itu tidak berbatas. Artinya sikap tersebut harus kita lakukan kepada siapapun, sekalipun pada orang yang berbeda dengan kita. Karena dengan sikap tersebutlah, kita juga akan mendapatkan kasih sayang dari Allah Swt dan Nabi Muhammad Saw.

Oleh karena itu, jika ingin mendapatkan kasih sayang, maka kita terlebih dahulu harus menebar cinta kasih pada orang-orang di sekitar kita. Itulah yang kita sebut dengan relasi saling, kita tidak hanya menerima, tapi juga memberi. []

Tags: kasihkitabprinsipsayangSittin al-‘Adliyahtimbal balik
Muhibbatul Hasanah

Muhibbatul Hasanah

Saya adalah mahasantriwa Sarjana Ulama Perempuan Indonesia (SUPI) Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) Cirebon.

Terkait Posts

Negara Inklusi

Negara Inklusi Bukan Cuma Wacana: Kementerian Agama Buktikan Lewat Tindakan Nyata

11 Juli 2025
Kopi yang Terlambat

Jalanan Jogja, Kopi yang Terlambat, dan Kisah Perempuan yang Tersisih

10 Juli 2025
Humor Kepada Difabel

Sudahkah Etis Jokes atau Humor Kepada Difabel? Sebuah Pandangan Islam

10 Juli 2025
Melawan Perundungan

Melawan Perundungan dengan Asik dan Menyenangkan

9 Juli 2025
Nikah Massal

Menimbang Kebijakan Nikah Massal

8 Juli 2025
Intoleransi di Sukabumi

Intoleransi di Sukabumi: Ketika Salib diturunkan, Masih Relevankah Nilai Pancasila?

7 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Berhaji

    Menakar Kualitas Cinta Pasangan Saat Berhaji

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ikrar KUPI, Sejarah Ulama Perempuan dan Kesadaran Kolektif Gerakan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Jalanan Jogja, Kopi yang Terlambat, dan Kisah Perempuan yang Tersisih

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film Horor, Hantu Perempuan dan Mitos-mitos yang Mengikutinya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Life After Graduated: Perempuan dalam Pilihan Berpendidikan, Berkarir, dan Menikah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Islam dan Persoalan Gender
  • Negara Inklusi Bukan Cuma Wacana: Kementerian Agama Buktikan Lewat Tindakan Nyata
  • Tauhid: Kunci Membongkar Ketimpangan Gender dalam Islam
  • Peran Perempuan dan Perjuangannya dalam Film Sultan Agung
  • Tauhid: Fondasi Pembebasan dan Keadilan dalam Islam

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID