• Login
  • Register
Rabu, 8 Februari 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Kuliner, Kebangsaan dan Keberagaman

Kuliner menjelaskan tentang terbentuknya suatu tradisi yang seolah-olah terkait dengan keyakinan atau agama. Kita tahu ada ketupat yang banyak kita sajikan di hari raya Idul Fitri

Lies Marcoes Natsir Lies Marcoes Natsir
06/12/2022
in Publik
0
kuliner

kuliner

477
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Sejarah sebuah bangsa dapat dikenali dari kulinernya. Kuliner masakan Indonesia menandai ragamnya warga dunia yang masuk ke negeri ini yaitu Melayu, Cina, Arab, India, Eropa.

Bahkan belakangan makanan yang berasal dari Jepang, Korea, Turki atau Asia Tengah lainnya. Hal yang sangat mengagumkan, masakan yang tersaji di rumah-rumah bangsa ini telah berubah menjadi kuliner nusantara.

Secara antropologis, kuliner jelas terkait erat dengan pembentukan sebuah bangsa. Kita mengenal masakan dari berbagai belahan dunia di dapur kita.

Indonesia juga memiliki ribuan jenis kuliner asli seperti rendang atau gudeg. Masakan yang dibawa dari luar itu telah berakulturasi dengan sumber daya alam setempat. Sehingga jika dicari di negeri asalnya mungkin tak selalu dapat ditemui.

Kuliner juga menjelaskan tentang terbentuknya suatu tradisi yang seolah-olah terkait dengan keyakinan atau agama. Kita tahu ada ketupat yang banyak kita sajikan di hari raya Idul Fitri.

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • “Oh Indonesiaku” Lagu Nasida Ria yang Membincang Kerukunan di Negara yang Plural
  • Tahun Baru Imlek dan Keharmonisan antar Umat Beragama
  • Peran Pondok Pesantren dalam Membangun Kerukunan Umat Beragama
  • Apa Manfaat Toleransi Jika Diajarkan Sejak Dini?
    • Kuliner di Bogor

Baca Juga:

“Oh Indonesiaku” Lagu Nasida Ria yang Membincang Kerukunan di Negara yang Plural

Tahun Baru Imlek dan Keharmonisan antar Umat Beragama

Peran Pondok Pesantren dalam Membangun Kerukunan Umat Beragama

Apa Manfaat Toleransi Jika Diajarkan Sejak Dini?

Di Aceh ada kebiasaan meugang, suami membawakan daging sapi menjelang bulan Ramadan untuk sahur pertama. Akarnya, menurut Antropolog dari UIN Ar-Raniry, Reza Idria, hal ini terkait dengan budaya pesisir di Aceh yang seminggu menjelang puasa telah mendarat, bersiap diri untuk menyambut datangnya bulan suci.

Kelangkaan ikan mereka ganti oleh daging sapi yang para lelaki beli dari pasar untuk anak istri mereka.

Capcai, lontong cap gomeh, kuaci, jewadah korang/dodol Cina, bandeng, telah kami kenali sejak kecil karena ayah saya bersahabat dengan penguasa kopra di kampung saya, Babah Yo Yan Wie dan Yo Yan Oei.

Tiap lebaran Tionghoa, demikian kami menyebut perayaan Imlek, kami mendapat kiriman rupa-rupa kuliner Tionghoa Peranakan.

Kuliner juga menandai beragam musim perayaan keagamaan. Sepanjang bulan Ramadan dan kelak lebaran, kita akan bertemu macam-macam makanan yang khas dari Timur Tengah seperti kurma. Tapi juga tersaji makanan lokal yang muncul hanya pada bulan Ramadan.

Kuliner di Bogor

Di Bogor misalnya, ada mie glosor berbahan dasar sagu yang anehnya banyak yang menjual di bulan puasa sebagai sajian takjil selain gorengan dan lontong oncom.

Kuliner juga menggambarkan terjadinya kawin mawin berbagai suku bangsa yang kemudian muncul menjadi olahan makanan yang tersaji di meja makan.

Di rumah kami, yang berasal dari Jawa/Sunda, masakan rendang baru kita kenali sebagai sajian lebaran setelah dua di antara menantu ayah saya berasal dari Minang.

Jadi jika ada upaya pemurnian total agama berikut budayanya, seperti melalui cara berpakaian yang harus diganti dengan jubah karena dianggap lebih kaffah. Lalu bagaimana melakukan pemurnian dalam kuliner nusantara.

Kita tentu akan menggunakan kaidah paling sederhana yang penting halal dan wajar untuk dimakan. Nah demikian juga mustinya dengan pakaian. []

Tags: KebangsaankeberagamanKuliner
Lies Marcoes Natsir

Lies Marcoes Natsir

Direktur Rumah Kitab Jakarta

Terkait Posts

Kampung Adat Kranggan

Kampung Adat Kranggan, Masih Eksis di Pinggiran Ibu Kota

8 Februari 2023
Sunat Perempuan

Hari Nol Toleransi terhadap Sunat Perempuan : Memahami Bahaya P2GP

8 Februari 2023
Pencemaran Udara

Pencemaran Udara dan Perubahan Iklim Menurut Pandangan Islam

7 Februari 2023
NU Merangkul Feminisme

Feminis-NU-isme: Ketika “NU Merangkul Feminisme”

7 Februari 2023
Hari Anti Sunat Perempuan Internasional

Hari Anti Sunat Perempuan Internasional: Bukti Praktik P2GP Membahayakan Perempuan

6 Februari 2023
Industri Halal

Pengembangan Industri Halal yang Ramah Lingkungan

4 Februari 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Childfree

    Childfree: Hukum, Dalil, dan Penjelasannya dalam Perspektif Mubadalah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengenal Party Pooper, Melihat Perilaku Para YouTuber

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lagu We Will Rock You dalam Satu Abad NU

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Saat Nabi Muhammad Saw Memuji Orang Kafir Karena Karyanya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Umm Hisyam Ra Menghafal Al-Qur’an Langsung dari Lisan Nabi Saw

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Bagaimana Hukum Suami Mengasuh Anak?
  • Kampung Adat Kranggan, Masih Eksis di Pinggiran Ibu Kota
  • Umm Hisyam Ra Menghafal Al-Qur’an Langsung dari Lisan Nabi Saw
  • Mengenal Party Pooper, Melihat Perilaku Para YouTuber
  • Kisah Saat Nabi Muhammad Saw Memuji Orang Kafir Karena Karyanya

Komentar Terbaru

  • Pemikiran Keislaman di Malaysia dan Indonesia pada 6 Tips Berdakwah Ala Nyai Awanilah Amva
  • Menghidupkan Kembali Sikap Saling Melindungi pada Impak Islamisasi di Malaysia: Tudung sebagai Identiti Muslimah Sejati dan Isu Pengawalan Moraliti Perempuan
  • Harapan Lama kepada Menteri PPPA Baru - Mubadalah pada Budaya Patriarki Picu Perempuan Jadi Mayoritas Korban Kekerasan Seksual
  • Menjadi Perempuan Pembaru, Teguhkan Tauhid dalam Kehidupan pada Bagaimana Hukum Menggunakan Pakaian Hingga di Bawah Mata Kaki?
  • Wafatnya Mbah Moen Juga Dirasakan Semua Umat Beragama - Mubadalah pada Fahmina Institute Terapkan Prinsip Mubadalah dalam Organisasi
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist