Mubadalah.id – Sabtu malam Minggu (11/9) rangkaian acara Festival Mubadalah 2 resmi dimulai, dengan diawali dengan Kelas Intensif 7 Nalar Muslim Moderat Buya Husein Muhammad. Acara tersebut dimoderatori oleh Penggerak Ibuku Sekolah Lagi Mbak Nor Ismah, dan narasumber Buya Husein sendiri, serta Marsha Chikita Fawzi, atau lebih dikenal dengan panggilan Chiki Fawzi.
Sebagai seorang seniman, musisi, animator, dan aktivis perempuan, putri dari pasangan artis gaek Ikang Fawzi dan Marissa Haque ini menuturkan perjalanan spiritualnya menemukan jati diri, dan ruang untuk lebih menyelami potensi sebagai manusia yang mampu memberi manfaat pada sekitarnya. Setelah banyak mendengarkan penyampaian tentang makna 7 Nalar moderat Buya Husein Muhammad, Chiki mengaku senang berada dalam lingkungan yang selama ini selalu mendukungnya.
Terlebih pengalamannya menjadi bagian dari tim kreator film animasi Upin dan Ipin, yang banyak disukai oleh anak-anak Indonesia. Chiki menjadi orang dibalik layar yang menciptakan karakter Santi, sahabat dari Upin dan Ipin, yang berasal dari Jakarta. Nilai-nilai dalam film tersebut yang menggugah kesadaran Chiki, bahwa mengenalkan toleransi itu penting sekali bagi anak-anak, dan memang harus dilakukan sejak dini.
“Salah satu value 7 Nalar Muslim Moderat, pas banget dengan jalan cerita dalam Upin Ipin, yang menjembatani perbedaan etnis di Malaysia. Jarjit dari India yang beragama Singh, Mei Mei yang China dan non muslim, serta Upin Ipin sendiri, serta teman-temannya yang lain, yang berasal dari etnis Melayu dan Muslim taat. Tapi mereka semua bisa bersahabat baik.” Ungkap Chiki.
Adapun 7 Nalar Muslim Moderat Buya Husein Muhammad, yang pertama, nalar yang memberikan ruang bagi yang berbeda pandangan. Kedua, menghargai pilihan dan pandangan hidup seseorang. Ketiga, tidak mengabsolutkan kebenaran sendiri lalu menyalahkan pendapat yang lain. Keempat, tidak membenarkan tindak kekerasan atas nama apa pun, apalagi agama. Kelima, menolak pemaknaan tunggal atas teks. Keenam, nalar moderat terbuka atas kritik konstruktif. Terakhir, ketujuh berpikir moderat pasti mencari pandangan yang adil untuk kemaslahatan bersama.
Meski demikian, sebagai perempuan dan muslim, Chiki juga kerap menghadapi tantangan bagaimana merespon tudingan orang lain tentang kiprahnya di dunia seni dan musik, yang masih dianggap tidak sesuai dengan ajaran Islam. Bahwa menggambar sesuatu yang hidup, manusia atau hewan itu tidak dianjurkan dalam Islam. Hal yang mulanya sempat membuat Chiki ragu, namun akhirnya mampu ia tepis dengan keyakinan Islam adalah agama yang ramah, dan Tuhan menyukai keindahan.
Cerita lain yang menarik, ketika sesi tanya jawab dengan para peserta, ada permintaan untuk narasumber agar membacakan puisi dan bernyanyi. Buya Husein membacakan puisi tentang “perempuan”, dan Chiki Fawzi menyanyikan lagu “Belukar Dunia”.
“Perempuan itu Manusia dan Separoh Jiwa Bangsa”
Perempuan adalah manusia dan separoh jiwa bangsa
Ia memiliki seluruh potensi kemanusiaan
Kecerdasan nalar, kepekaan nurani
Dan keperkasaan yang sanggup menyelesaikan seluruh aspek kehidupan
إن النساء شقائق الذكران
فى عالم الارواح والابدان
والحكم متحد الوجود عليهما
وهو المعبر عنه بالانسان
Perempuan adalah saudara kandung laki-laki
Dalam alam ruh dan dalam tubuh kasar
Keduanya satu dalam eksistensinya
Ialah manusia
Dan ia ciptaan terhormat Tuhan
Perlindungan terhadap perempuan tidak boleh dimaknai sebagai suatu tindakan yang dapat menimbulkan pengekangan, pengucilan (domestikasi) dan pengurangan atas hak-haknya sebagai manusia untuk berpartisipasi penuh,
beraktifitas dan berprestasi
dalam ruang domestic maupun public,
serta untuk memeroleh semua akses
bagi kesejahteraannya
dalam keadaan aman dan nyaman.
Janganlah kita merendahkan dan melukainya
Bila kita merendahkan, melukai
dan membiarkannya menjadi terhina
maka itu adalah bentuk perendahan
dan penghinaan kita atas diri kita sendiri
Tetapi bila kita menghormati, memuliakan dan mencintainya seluruh dan penuh
Serta bekerja untuk menyempurnakan eksistensinya
Maka sejatinya itu adalah bentuk penghormatan, cinta dan usaha kita menyempurnakan eksistensi kita sendiri
Dia adalah aku
Dan aku adalah dia
Sementara itu, Chiki Fawzi menyanyikan single lagunya yang berjudul “Belukar Dunia” dengan lirik sebagai berikut;
Temui angin
Yang menggetarkan sayapmu
Terbangkanlah
Hingga waktunya mendarat dimimpimu
Warna pelangi
Membentang bisik nurani
Dengarkanlah
Bisikan mimpi yang mengitari hati
Huu-uu
Dengarkanlah
Kisah terbaik (aa-ah)
Adalah kisah (aa-ah)
Yang berliku-liku dan penuh warna
Hati yang baik (aa-ah)
Bersinar terang (aa-ah)
Di antara belukar dunia
Kisah terbaik
Adalah kisah
Yang berliku-liku
Dan penuh warna
Hati yang baik (aa-ah)
Bersinar terang (aa-ah)
Di antara belukar dunia
Memberi senyuman
Temui angin (aa-ah)
Ada pelangi (aa-ah)
Ta-da-da-da
Ta-da-da-da
Ta-da
Ta-da-da-da
Ta-da-da-da
Ta-da-da-da
Ta-da-da-da
Menurut Chiki, lagu Belukar Dunia tersebut berawal dari ketertarikannya akan surat Yusuf. Surat tersebut menceritakan kisah Nabi Yusuf yang penuh dengan lika-liku, bagai semak belukar. “Di sana aku lihat bahwa beliau itu nabi, tapi kan manusia juga ya, bahwa hidupnya bagai belukar banget. Seperti dari kecil dibuang ke sumur sama kakak-kakaknya, difitnah, dipenjara.” Ujarnya.
Namun kata Chiki, dari kehidupannya yang berliku itu, Nabi Yusuf justru bisa menjaga hatinya untuk tetap menjadi orang baik. Spirit seperti ini yang ingin dia tularkan lewat lagu tersebut. Salah satu aspek paling penting dalam menjalani kehidupan ketika ia mendalami surat Yusuf adalah, terus menjaga hati, buat dalam kondisi baik, dan menjadi orang baik.
Suara khas Chiki Fawzi, yang mungkin juga diwarisi oleh sang Ayah, dengan warna vokal yang khas, menjadi penutup malam minggu yang berkesan bagi para salingers. Hingga acara ditutup oleh Host Bang Dul, peserta Kelas Intensif 7 Nalar Moderat Buya Husein Muhammad tetap bertahan sampai lebih dari pukul 22.00 wib. Terimakasih atas kehadirannya pada seluruh salingers! []