• Login
  • Register
Selasa, 20 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

Mari Rayakan Perbedaan dengan Penuh Kasih Sayang

Dengan kasih sayang ini, seharusnya menjadi pondasi bagi kita untuk bisa menyebarkan kasih sayang kepada semua umat manusia, termasuk kepada mereka yang berbeda agama sekalipun

Siti Ulfah Siti Ulfah
29/12/2023
in Personal
0
Rayakan Perbedaan

Rayakan Perbedaan

833
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mari rayakan perbedaan ini bukan dengan ketakutan ataupun kebencian, melainkan dengan penuh suka cita dan kasih sayang.

Mubadalah.id – Sejak kecil aku dilahirkan dari keluarga yang sangat kental dengan agama Islam. Aku dididik oleh ayah dan ibuku untuk menjadi anak yang patuh terhadap semua ajaran Islam. Bahkan kedua orang tuaku sangat melarang jika aku berinteraksi dengan mereka yang berbeda agama denganku.

Sehingga pelarangan yang orang tuaku berikan ini membuat aku hanya bisa berteman dengan teman-teman sesama muslim yang ada di lingkungan sekitar rumah.

Karena dididikan orang tuaku tersebut, membuat aku selalu merasa takut, jika aku bertemu dengan orang Kristen, Katolik, Hindu dan umat berbeda lainnya.

Hingga pada sebuah kesempatan, saat aku menjadi Mahasantriwa Sarjana Ulama Perempuan (SUPI) Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) adalah waktu pertama kali, aku bertemu dengan mereka yang berbeda agama.

Baca Juga:

Konstruksi Kemandirian Anak dalam Bayang-bayang Ekspektasi Figur Ayah

Memahami Difabel dalam Islam: Antara Rahmat dan Keadilan

Perbedaan Laki-laki dan Perempuan harus Diapresiasi

Pernah Dengar Kalau Ramadan itu Dibagi Tiga?

Pada saat itu, tepatnya saat perayaan Hari Natal di Bunda Maria di Kota Cirebon. Aku dan teman-teman dari SUPI diajak oleh kawan-kawan dari Gusdurian Cirebon untuk menghadiri perayaan natal tersebut.

Masih Takut

Pada awalnya aku sempat menolak untuk tidak ikut, karena aku ingat betul pesan kedua orang tuaku jangan pernah berteman dengan mereka yang berbeda agama. Nanti akan membuat kamu menjadi kafir. Begitu kira-kira perkataan dari orang tuaku.

Namun karena dorongan pengasuh dan Rektor ISIF, Abi Marzuki Wahid dan Bunda Nurul Bahrul Ulum, akhirnya aku memberanikan diri untuk ikut dalam perayaan natal tersebut.

Saat sebelum berangkat ke Gereja Bunda Maria, hatiku dag-dig-dug, “ini gimana ya, gimana kalau nanti aku jadi murtad, jadi kafir, aku melanggar perintah orang tuaku,” gumamku.

Dan setiba di gereja, aku benar-benar tidak mau ketemu dengan orang Kristen, aku sempat berdiam diri di dalam mobil rombonganku. Hingga akhirnya aku ditarik oleh teman SUPI, “udah ngga papa, mereka ngga jahat, ngga menakutkan,” kata temanku.

Dan akhirnya aku keluar dan bertemu dengan orang Kristen, saat itu aku kaget dengan sikap dan perilaku lembut dan baik yang mereka berikan kepadaku. “Hallo, saya Maria, apa kabar, salam kenal ya,” ucap salah satu teman dari Kristen.  

Sejak perjumpaan awal tersebutlah membuat aku merasa, ko mereka yang beragama Kristen tidak sejahat dan semenakutkan, seperti yang saya bayangkan. Mereka justru baik, dan lembut sekali kepadaku.

Bahkan mulai dari perjumpaan tersebut membuat semua stigma negatif kepada mereka yang berbeda agama langsung runtuh. Aku justru merasa sangat senang dan bahagia akhirnya aku bisa memiliki teman dari agama Kristen.

Bertemu Pendeta

Hingga dalam semua kegiatan dalam perayaan natal di Gereja Bunda Maria aku ikuti dengan penuh suka cita. Termasuk saat menemui pendeta juga, aku merasakan senang sekali. Bahkan pendeta juga sangat baik dan ramah banget.

Dengan semua perjumpaan ini, aku menjadi sadar bahwa mereka yang berbeda secara agama adalah sama sebagai manusia.

Dan dengan semua perbedaan ini, adalah bentuk wujud wajah Indonesia dengan Bhineka Tunggal Ika, kita berbeda-beda tetap satu jua. Bahkan dalam Islam yang lupa disampaikan oleh kedua orang tuaku bahwa Islam adalah agama rahmatan lil ‘alamin, agama yang menjadi rahmat (kasih sayang) bagi seluruh umat manusia.

Dengan kasih sayang ini, seharusnya menjadi pondasi bagi kita untuk bisa menyebarkan kasih sayang kepada semua umat manusia. Termasuk kepada mereka yang berbeda agama sekalipun. Karena hal ini, seperti yang sudah Islam tegaskan.

Dengan begitu, kita hidup beragama di Indonesia bisa sama-sama saling merasakan kedamaian, keamanan dan kenyamanan. Mari rayakan perbedaan ini bukan dengan ketakutan ataupun kebencian, melainkan dengan penuh suka cita dan kasih sayang. []

Tags: kasih sayangPenuhperbedaanRayakan
Siti Ulfah

Siti Ulfah

Saya adalah mahasantriwa Sarjana Ulama Perempuan Indonesia (SUPI) Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) Cirebon.

Terkait Posts

Bangga Punya Ulama Perempuan

Saya Bangga Punya Ulama Perempuan!

20 Mei 2025
Aeshnina Azzahra Aqila

Mengenal Jejak Aeshnina Azzahra Aqila Seorang Aktivis Lingkungan

20 Mei 2025
Inspirational Porn

Stop Inspirational Porn kepada Disabilitas!

19 Mei 2025
Kehamilan Tak Diinginkan

Perempuan, Kehamilan Tak Diinginkan, dan Kekejaman Sosial

18 Mei 2025
Noble Silence

Menilik Relasi Al-Qur’an dengan Noble Silence pada Ayat-Ayat Shirah Nabawiyah (Part 1)

17 Mei 2025
Suami Pengangguran

Suami Pengangguran, Istri dan 11 Anak Jadi Korban

16 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kekerasan Seksual Sedarah

    Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengenal Jejak Aeshnina Azzahra Aqila Seorang Aktivis Lingkungan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman
  • Saya Bangga Punya Ulama Perempuan!
  • KB dalam Pandangan Islam
  • Mengenal Jejak Aeshnina Azzahra Aqila Seorang Aktivis Lingkungan
  • Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version