• Login
  • Register
Rabu, 9 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Maulid Nabi Muhammad Saw: Kelahiran Sang Pembaharu

Di Indonesia, perayaan maulid Nabi Saw, banyak menyelenggarakannya di surau-surau, masjid-masjid, majelis taklim, dan pondok pesantren.

Redaksi Redaksi
24/08/2024
in Hikmah, Pernak-pernik
0
Kelahiran Muhammad

Kelahiran Muhammad

699
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Hari Senin tahun 571 M adalah hari kelahiran Nabi Muhammad Saw yang telah lama ditunggu-tunggu bangsa Arab. Hampir seluruh dunia muslim memperingatinya dengan upacara yang berbeda-beda.

Di sebagian negara berpenduduk besar muslim, hari kelahiran Muhammad itu mereka peringati dengan menyalakan lampu-lampu yang berwarna-warni.

Namun, hampir semua kaum muslimin tidak pernah meninggalkan tradisi pembacaan sejarah kehidupan Nabi Saw., baik dalam bentuk prosa maupun puisi.

Di Indonesia, perayaan maulid Nabi Saw, banyak menyelenggarakannya di surau-surau, masjid-masjid, majelis taklim, dan pondok pesantren.

Salah satu puisi maulid Nabi Saw adalah puisinya Syekh al-Barzanji. Syekh al-Barzanji bermazhab Maliki sengaja menulis puisi-puisi yang sederhana tetapi mempesona untuk menyambut kelahiran Nabi Muhammad Saw.

Baca Juga:

Islam Melawan Oligarki: Pelajaran dari Dakwah Nabi

Asma’ binti Abu Bakar Ra : Perempuan Tangguh di Balik Kesuksesan Hijrah Nabi Muhammad SAW

Saat Menyelesaikan Masalah dengan Sang Istri, Nabi Muhammad Saw Memilih Negosiasi

Nabi Saw Janjikan Pahala Bagi Orang Tua yang Mengasuh Anak Perempuan

Puisi-puisi ini banyak orang hampir di seluruh dunia, termasuk di Indonesia ikut menyanyikannya.

Bisanya, puisi-puisi ini mereka bacakan sambil berdiri sebagai penghormatan kepada Nabi Muhammad Saw:

Aduhai Nabi, damailah engkau
Aduhai Rasul, damailah engkau
Aduhai kekasih, damailah engkau
Sejahteralah engkau

Telah terbit purnama di tengah kita
Maka tenggelam semua purnama
Seperti cantikmu tak pernah kupandang
Aduhai wajah ceria

Engkau matahari, engkau purnama
Engkau cahaya di atas cahaya
Engkau permata tak terkira
Engkau lampu di setiap hati

Aduhai kekasih, duhai Muhammad
Aduhai pengantin rupawan
Aduhai yang kokoh, yang terpuji
Aduhai imam dua kiblat

Selain Al-Barzanji, mereka juga biasa menyanyikan puisi Al-Bushairi: Qasidah Burdah. (Baca juga: Menekuk Konstruk “Semua Lelaki Sama Saja” dalam Sajian Film Redeeming Love)

Ibnu al-Jauzi seorang ulama bermazhab Hambali dengan sangat indah menggambarkan peristiwa kelahiran nabi yang agung itu.

Katanya, “Ketika Muhammad lahir, malaikat menyiarkan beritanya dengan suara riuh rendah. Jibril datang dengan suara gembira. ‘Arsy bergetar.”

“Kemudian, para bidadari surga keluar menyebarkan wewangian. Ketika Muhammad lahir, Aminah, ibunya, melihat cahaya menyinari Istana Bosra. Malaikat mengelilinginya dan membentangkan sayapnya.” []

Tags: KelahirangmaulidNabi Muhammad SAWSang Pembaharu
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Seksualitas

Ketika Perempuan Tak Punya Hak atas Seksualitas

9 Juli 2025
Tubuh Perempuan

Mengebiri Tubuh Perempuan

9 Juli 2025
Pengalaman Biologis Perempuan

Mengapa Pengalaman Biologis Perempuan Membatasi Ruang Geraknya?

9 Juli 2025
Perjanjian Pernikahan

Perjanjian Pernikahan

8 Juli 2025
Kemanusiaan sebagai

Kemanusiaan sebagai Fondasi dalam Relasi Sosial Antar Manusia

8 Juli 2025
Kodrat Perempuan

Meruntuhkan Mitos Kodrat Perempuan

8 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Pernikahan Tradisional

    Sadar Gender Tak Menjamin Bebas dari Pernikahan Tradisional

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kemanusiaan sebagai Fondasi dalam Relasi Sosial Antar Manusia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengapa Perempuan Lebih Religius Daripada Laki-laki?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengapa Pengalaman Biologis Perempuan Membatasi Ruang Geraknya?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Relasi Imam-Makmum Keluarga dalam Mubadalah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Melawan Perundungan dengan Asik dan Menyenangkan
  • Ketika Perempuan Tak Punya Hak atas Seksualitas
  • Relasi Imam-Makmum Keluarga dalam Mubadalah
  • Mengebiri Tubuh Perempuan
  • Mengapa Perempuan Lebih Religius Daripada Laki-laki?

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID