• Login
  • Register
Jumat, 4 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Aktual

Melalui Hadis, Diharapkan Dapat Merubah Stigma Kurang Baik Terhadap Perempuan

Zahra Amin Zahra Amin
28/05/2019
in Aktual
0
kajian, perempuan

FOTO BERSAMA: Para peserta Kajian Perempuan, yang mengkaji buku 60 hadits hak-hak perempuan karya Dr. Faqihuddin Abdul Kodir.

27
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Fatayat NU, Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) dan Koalisi Perempuan Indonesia (KPI), serta Lembaga Kemaslahatan Keluarga NU (LKKNU) Cabang Kabupaten Indramayu telah sukses menggelar Kajian Perempuan di Gedung Pusat Dakwah (GPD) NU Indramayu, Jumat, 24 Mei 2019. Kajian ini diharapkan dapat mengubah stigma kurang baik terhadap perempuan.

Kajian Perempuan dengan mengangkat tema 60 hadis hak-hak perempuan yang merupakan buku karya Dr. Faqihuddin Abdul Kodir. Selain mengenalkan tentang perspektif mubadalah kepada para pegiat gerakan perempuan dan kepemudaan di Indramayu.

Wakil Ketua PCNU Indramayu, Heryanto Alfudholi dalam sambutannya mengatakan, kegiatan ini diharapkan dapat merubah stigma perempuan yang selama ini melekat kurang baik pada nama Indramayu.

“Meski Kabupaten Indramayu pernah dipimpin oleh seorang perempuan. Jika kajian tentang perempuan masih sangat kering, sehingga orang hanya mengenal sosok Ibu Anna Sophanah, Mantan Bupati tersebut, dan tidak mengenal tokoh perempuan lainnya,” kata pria yang akrab disapa Kang Atho.

Maka dari itu, ujar Kang Atho, tepat kiranya jika hal ini diawali dengan hadis. Sebab, mengetahui hadis-hadis Nabi SAW adalah pintu masuk yang mesti dilalui setiap muslim, yang ingin menjadikan Rasulullah SAW sebagai uswatun hasanah (suri tauladan) dalam kehidupan, termasuk soal relasi laki-laki dan perempuan.

Baca Juga:

Islam Melawan Oligarki: Pelajaran dari Dakwah Nabi

Pak Bahlil, Kritik Tambang Bukan Tanda Anti-Pembangunan

Mengapa Islam Harus Membela Kaum Lemah?

Komitmen Disabilitas untuk Isu Iklim

“Termasuk hadis yang saya bacakan ini, Marhaban Ya Ummi Hani. Ini tidak hanya sekadar kalimat, tetapi juga bentuk penghormatan dan penghargaan yang luar biasa dari Nabi SAW kepada perempuan,” ungkap Kang Atho.

Selain itu, Kang Atho mengaku sangat senang sekali dengan kajian perempuan seperti ini. Dan berharap kegiatan serupa bisa terus berjalan secara konsisten serta istiqomah. PCNU Indramayu, menurutnya, pasti sangat mendukung sekali.

“Tidak perlu diminta lagi, tapi kami wajib mendukung peran perempuan. Apalagi sekarang jika keterlibatan perempuan dianggap kurang dari afirmasi 30 persen. Maka akan dianggap inkonstitusional, karena melanggar undang-undang. Sehingga acara seperti ini harus diperbanyak agar perempuan juga semakin menyadari peran dan potensinya dalam kehidupan ini,” terang Kang Atho.

Senada, Ketua PC Fatayat NU Kabupaten Indramayu, Nur Faizah juga menyambut baik dengan kegiatan kajian buku 60 hadits hak-hak perempuan dalam Islam. Karena selama ini, konstruksi berpikir masyarakat sudah terlanjur melekat jika perempuan itu merupakan makhluk yang lemah, harus patuh pada suami, dibatasi perannya dan lain sebagainya.

“Membangun kesadaran dan merubah cara pandang masyarakat itu tidak mudah. Terutama juga bagaimana agar perempuan lebih percaya diri untuk bisa menunjukkan eksistensinya kepada masyarakat umum. Tidak hanya perempuan mampu menyelesaikan pekerjaan domestik, tapi juga cakap di ruang publik,” tuturnya.

Nur Faizah pun berharap perspektif kesalingan yang ditawarkan melalui 60 hadits ini juga bisa menyentuh seluruh lapisan masyarakat. Tidak hanya dikenali oleh para pegiat organisasi, praktisi akademis, atau sekelompok agamawan serta cendekiawan.

“Karena yang lebih penting adalah sistem di masyarakat, yang selama ini mengontrol aturan tentang relasi lelaki perempuan,” tutupnya. (ZAHRA)

Zahra Amin

Zahra Amin

Zahra Amin Perempuan penyuka senja, penikmat kopi, pembaca buku, dan menggemari sastra, isu perempuan serta keluarga. Kini, bekerja di Media Mubadalah dan tinggal di Indramayu.

Terkait Posts

kekerasan seksual terhadap anak

Dr. Nur Rofiah Tegaskan Pentingnya Mengubah Cara Pandang untuk Hentikan Kekerasan Seksual pada Anak

18 Juni 2025
Kekerasan Seksual Anak di Lingkup Keluarga

Ketika Rumah Tak Lagi Aman, Rumah KitaB Gelar Webinar Serukan Stop Kekerasan Seksual Anak di Lingkup Keluarga

14 Juni 2025
Financial Literacy

Melek Financial Literacy di Era Konsumtif, Tanggung Jawab atau Pilihan?

11 Juni 2025
Kebangkitan Ulama Perempuan

Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon

19 Mei 2025
Rieke Kebangkitan Ulama Perempuan

Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

19 Mei 2025
Mendokumentasikan Peran Ulama Perempuan

KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput

19 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Konten Kesedihan

    Fokus Potensi, Difabel Bukan Objek Konten Kesedihan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ketika Istilah Marital Rape Masih Dianggap Tabu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Meninjau Ulang Cara Pandang terhadap Orang yang Berbeda Keyakinan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bisnis Mentoring Poligami: Menjual Narasi Patriarkis atas Nama Agama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengapa Perceraian Begitu Mudah untuk Suami?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Islam Melawan Oligarki: Pelajaran dari Dakwah Nabi
  • Pak Bahlil, Kritik Tambang Bukan Tanda Anti-Pembangunan
  • Mengapa Islam Harus Membela Kaum Lemah?
  • Komitmen Disabilitas untuk Isu Iklim
  • Merencanakan Anak, Merawat Kemanusiaan: KB sebagai Tanggung Jawab Bersama

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID