• Login
  • Register
Jumat, 3 Februari 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Pernak-pernik

Memaknai Pesan di Hari Natal

Pesan Hari Natal yang disampaikan oleh Samuel bisa menjadi dasar bagi kita bahwa perintah semua agama adalah sama, yaitu berbuat kasih kepada seluruh makhluk hidup.

Fachrul Misbahudin Fachrul Misbahudin
26/12/2020
in Pernak-pernik, Publik
0
Hari Natal

Hari Natal

210
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Hari Natal bagi Samuel (bukan nama asli),  merupakan momen yang ia tunggu-tunggu kehadirannya. Karena, tepat pada tanggal 25 Desember nanti menjadi momen suka cita bagi dirinya dan keluarganya untuk merayakan kelahiran Yesus Kristus.

Samuel adalah salah satu teman saya yang beragama Kristen dan turut merayakan Hari Natal. Saya mengenal dia cukup lama. Dulu kami dipertemukan dengan sama-sama aktif di organisasi Lintas Agama yaitu Pelita Perdamaian Cirebon.

Pada awal sebelum mengenal Samuel, saya sebagai muslim jujur merasa takut. Terlebih ketika Hari Natal tiba. Karena dulu saya pernah di doktrin oleh orang tua saya, bahwa kamu jangan berteman dengan orang selain muslim. Nanti kamu bisa menjadi golongannya. Setelah mendengar perkataan tersebut awalnya saya meng-iyakan saja. Tapi hal tersebut justru luntur. Ketika saya bisa kenal dengan Samuel.

Samuel adalah teman yang baik. Dia gemar bercerita dan berbagi pengalaman tentang kehidupan dirinya, dan sharing-sharing pengetahuan tentang agamanya.

Berkat kegemarannya tersebut saya mendapatkan begitu banyak pengetahuan tentang kehidupan dia, dan tentang agamanya terutama makna perayaan Hari Natal. Saya yang tadinya anti terhadap mereka, kini berkat sharing yang Samuel berikan membuat pikiran saya lebih terbuka dan menyadari bahwa agama yang saya dan dia anut ternyata sama. Yaitu sama-sama dalam memerintahkan kebaikan, menjaga perdamaian, menebar kasih sayang, dilarang berbuat kekerasan, penindasan, diskriminasi dan intimidasi kepada siapapun.

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • Pernikahan Nabi SAW dengan Shafiyyah Adalah Cerminan Toleransi Selain Piagam Madinah
  • “Oh Indonesiaku” Lagu Nasida Ria yang Membincang Kerukunan di Negara yang Plural
  • Tahun Baru Imlek dan Keharmonisan antar Umat Beragama
  • RIP Paus Emeritus Benedictus XVI dan Dialog Mubadalah antar Agama-agama

Baca Juga:

Pernikahan Nabi SAW dengan Shafiyyah Adalah Cerminan Toleransi Selain Piagam Madinah

“Oh Indonesiaku” Lagu Nasida Ria yang Membincang Kerukunan di Negara yang Plural

Tahun Baru Imlek dan Keharmonisan antar Umat Beragama

RIP Paus Emeritus Benedictus XVI dan Dialog Mubadalah antar Agama-agama

Terkait dalam perayaan Hari Natal, Samuel juga tidak segan-segan mengajak saya dan teman-teman pemuda lintas agama untuk ikut terlibat dan berpartisipasi langsung dalam mendekorasi tempat ibadahnya. Saat itu kita ikut membantu memasang bunga-bunga di setiap tiang, memasang lampu-lampu natal, sampai ikut membersihkan rumah ibadah mereka.

Oya bagi teman-teman yang membaca tulisan ini, saya ingin mengingatkan, saya dan teman-teman muslim lainnya yang ikut mempersiapkan perayaan Hari Natal di rumah ibadah mereka, sama sekali tidak menganggu akidah dan keyakinan iman saya dan teman-teman. Karena saya dan teman-teman sudah menyadari dengan pluralitas yang dimiliki oleh Indonesia.

Setelah selesai mendekorasi dan membersihkan rumah ibadah, akhirnya kita bisa santai dan ngobrol dengan Samuel serta rekan-rekannya. Dalam obrolan tersebut, Samuel kembali sharing-sharing tentang makna Hari Natal. Menurut Samuel, Hari Natal itu sebetulnya momen bagi teman-teman kristiani untuk mengubah kehidupannya dengan cara hidup baru, yakni hidup yang memberikan kasih sayang dan menebarkan perdamaian bagi semua umat manusia.

Dalam memberikan kasih sayang tersebut, kata Samuel, bisa diaplikasikan dengan mengasihi mereka yang terpinggirkan, yang dilemahkan, mereka yang menjadi korban penindasan, ketidakadilan, diskriminasi, intimidasi dan terlebih dalam mengasihi kepada seluruh manusia. Bahkan lebih luas lagi, menurut dia, Hari Natal itu merupakan momen untuk mengenang sejarah pembebasan manusia dari segala belenggu penindasan dan ketidakadilan.

Dari cerita-cerita tersebutlah membuat saya semakin sadar bahwa ya memang betul setiap agama itu pasti selalu mengajarkan kepada umatnya untuk menebarkan kasih sayang, perdamaian, dan menolak segala bentuk kejahatan.

Apa yang disampaikan oleh Samuel, membuat saya, kembali teringat dengan perkataan yang sering diucapkan oleh KH. Husein Muhammad. Menurut Buya Husein sapaan akrabnya, beliau menyatakan bahwa sesungguhnya agama itu hadir untuk memberikan kedamaian, menebarkan cinta kasih dan agama itu hadir untuk pembebasan dari segala bentuk penindasan, ketidakadilan, dan segala bentuk diskriminasi.

Perintah untuk memberikan kedamaian, menebarkan cinta kasih dan untuk pembebasan itu sesuai dengan firman Allah SWT, dalam al-Qur’an surat al-Hujarat ayat 13 yang berbunyi:

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ

Artinya: “Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Teliti.”

Dengan perintah untuk saling kenal mengenal, seharusnya membuat kita sebagai umat manusia dapat mengerti bahwa tugas kita di muka bumi itu ya untuk saling menyayangi, mengasihi, dan memberikan kedamaian kepada siapapun, baik kepada teman-teman yang beragama Kristen, Hindu, Budha maupun lainya.

Sehingga kembali lagi ke atas, dengan pesan Hari Natal yang disampaikan oleh Samuel bisa menjadi dasar bagi kita bahwa perintah semua agama adalah sama, yaitu berbuat kasih kepada seluruh makhluk hidup.  Oleh karena itu, kepada Samuel dan teman-teman yang lain saya ucapakan Selamat Hari Natal, dan semoga terus menebarkan perdamaian bagi umat manusia di seluruh dunia. []

Tags: Hari NatalkeberagamanPerdamaiantoleransi
Fachrul Misbahudin

Fachrul Misbahudin

Biasa disapa akrab dengan panggilan Arul, lulusan S1 Ekonomi Syariah di Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) Cirebon, tukang masak di gunung, tapi lebih banyak diam, mendengarkan dan menulis.

Terkait Posts

Hijab

Makna Hijab Menurut Para Ahli

3 Februari 2023
Perempuan Berbicara dan Berpendapat

Kisah Saat Perempuan Berbicara dan Berpendapat di Depan Nabi Saw

3 Februari 2023
Nabi Saw Menghormati Anak Perempuan

Kisah Anak Perempuan yang Nabi Muhammad Saw Hormati

3 Februari 2023
Nabi Khidr as

Kisah Saat Nabi Khidr As Menemui Pelayan Perempuan

3 Februari 2023
Satu Abad NU

Satu Abad NU:  NU dan Kebangkitan Kaum Perempuan 

3 Februari 2023
ceria

Nabi Saw Menyambut Ceria Kehadiran Anak Perempuan

2 Februari 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Satu Abad NU

    Satu Abad NU:  NU dan Kebangkitan Kaum Perempuan 

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Anak Perempuan yang Nabi Muhammad Saw Hormati

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kritik Ibn Hazm aẓ-Ẓahiri Terhadap Ulama yang Membolehkan Pernikahan Tanpa Wali

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 5 Penyebab Su’ul Khatimah yang Dilalaikan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gaya Hidup Minimalis Dimulai dari Meminimalisir Pakaian

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Makna Hijab Menurut Para Ahli
  • 5 Penyebab Su’ul Khatimah yang Dilalaikan
  • Kisah Saat Perempuan Berbicara dan Berpendapat di Depan Nabi Saw
  • Gaya Hidup Minimalis Dimulai dari Meminimalisir Pakaian
  • Kisah Anak Perempuan yang Nabi Muhammad Saw Hormati

Komentar Terbaru

  • Refleksi Menulis: Upaya Pembebasan Diri Menciptakan Keadilan pada Cara Paling Sederhana Meneladani Gus Dur: Menulis dan Menyukai Sepakbola
  • 5 Konsep Pemakaman Muslim Indonesia pada Cerita Singkat Kartini Kendeng dan Pelestarian Lingkungan
  • Ulama Perempuan dan Gerak Kesetaraan Antar-umat Beragama pada Relasi Mubadalah: Muslim dengan Umat Berbeda Agama Part I
  • Urgensi Pencegahan Ekstrimisme Budaya Momshaming - Mubadalah pada RAN PE dan Penanggulangan Ekstrimisme di Masa Pandemi
  • Antara Ungkapan Perancis La Femme Fatale dan Mubadalah - Mubadalah pada Dialog Filsafat: Al-Makmun dan Aristoteles
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist