• Login
  • Register
Sabtu, 1 April 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Keluarga

Mendidik Anak dengan Kebenaran bukan Pembenaran

Setiap anak, pada dasarnya memiliki karakter masing-masing, tidak ada anak nakal, anak tidak tahu diri serta anak bodoh.

Shofi Puji Astiti Shofi Puji Astiti
23/03/2021
in Keluarga
0
Mendidik Anak

Mendidik Anak

203
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Sering kali terjadi pemakluman pada saat mendidik anak dengan dalil anak masih kecil, anak belum tahu, dan anak tidak paham. Seperti contoh “Namanya anak ya wajar jika tidak sopan, ketika bermain kemudian bertengkar juga wajar, dan lain-lain. Orang tua mendiamkan seolah tidak ada hal yang perlu diingatkan, ditegur dan diberi pengertian.

Memaklumi hal yang tidak tepat pada waktu dan tempatnya di masa kanak-kanak, bisa menjadi kekeliruan di masa depan anak. Semakin dibiarkan ketika mendidik anak melakukan kesalahan, maka anak merasa dibela, merasa apa yang dilakukan benar dan anak cenderung akan mengulangi lagi kesalahan-kesalahan tersebut.

Mendidik anak sejak usia 2 tahun, sudah bisa diajarkan kebenaran, pengertian, ketegasan, kedisiplinan, dan sudah bisa diberikan pemahaman baik dan tidak baik untuk dilakukan dan tidak dilakukan. Semakin dini usianya, semakin mudah menerapkan nilai-nilai positif dengan contoh, bimbingan, pengertian, ketegasan bukan kekerasan, dengan tindakan nyata bukan sekedar perkataan.

Adapun peribahasa yang menyebutkan, “Belajar di waktu kecil seperti melukis di atas batu , belajar di waktu besar seperti melukis di atas air. Kita bisa belajar dari peribahasa di atas untuk tidak kompromi dalam perbuatan anak yang memang salah. Jika anak salah, maka sebaiknya orang tua mengingatkan dengan baik dan memberikan pengertian saat mendidik anak.

Seperti contoh mengucapkan maaf jika bersalah, mengakui kesalahan dan tidak akan mengulanginya lagi. Mengajarkan selalu berbagi jika memiliki makanan, atau main secara bersama-sama dengan teman dengan mainan yang kita miliki atau bisa dengan bergantian.

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • Kasus KDRT: Praktik Mikul Dhuwur Mendem Jero yang Salah Tempat
  • Kerja Sama dengan Suami Bisa Menjadi Resep Awet Muda Istri
  • Nafkah Keluarga Bisa dari Harta Istri dan Suami
  • Mengasuh Anak Tugas Siapa?

Baca Juga:

Kasus KDRT: Praktik Mikul Dhuwur Mendem Jero yang Salah Tempat

Kerja Sama dengan Suami Bisa Menjadi Resep Awet Muda Istri

Nafkah Keluarga Bisa dari Harta Istri dan Suami

Mengasuh Anak Tugas Siapa?

Sang bijak bestari dalam hal kebenaran menyebutkan:

قُلِ الْحَقَّ وَإِنْ كَانَ مُرًّا

“Katakan kebenaran, sekalipun itu pahit”.

Kita bisa belajar dari sini bahwasannya, pendidikan di masa kecil sangat berpengaruh pada tumbuh kembang anak di masa dewasanya. Akan menjadi apa anak kita kelak, bergantung pada bagaimana kita mendidik anak di masa kecil.

Setiap anak, pada dasarnya memiliki karakter masing-masing, tidak ada anak nakal, anak tidak tahu diri serta anak bodoh. Karena menurut teori kepribadian yang dicetuskan oleh Carl Jung, manusia itu, memiliki 2 tipe kepribadian, yaitu introvert dan ekstrovert.

Tipe kepribadian introvert, mendapatkan gairah dengan menyendiri, biasanya cenderung pendiam, suka merenung, dan lebih peduli tentang pemikirannya sendiri, memiliki pengamat yang baik, lebih senang mendengarkan dibandingkan berbicara, pengamat yang baik, dan teman yang baik.

Tipe kepribadian ekstrovert, mendapatkan semangat, energi, atau inspirasi dari interaksi sosial, memiliki kepribadian terbuka, senang bergaul, serta memiliki kepedulian yang tinggi terhadap apa yang terjadi di sekitar mereka dan memiliki kemampuan komunikasi yang baik

Tapi bukan berarti anak yang memiliki kepribadian di atas tidak memiliki kekurangan,  yang tidak dapat dikendalikan orang tua. Tetap ada rule yang harus diajarkan orang tua ketika mendidik anak, seperti sopan santun, tanggung jawab, dan kemandirian. Serta orang tua tetap harus mengingatkan anak jika berbuat kesalahan, anak tetap harus diberi pengertian dan selalu diberikan bimbingan dalam proses tumbuh kembangnya.

Sehingga apa yang menjadi harapan orang tua terhadap anaknya bisa terwujud. Sebagaimana anak bisa mendapatkan pendidikan yang terbaik dari orang tuanya. Sedangkan untuk tugas orang tua dan anak sama-sama sudah tertunaikan dengan baik. Anak dan orang tua bisa bertumbuh dan berkembang secara bersama-sama, untuk menjadi orang tua yang shaleh dan anak yang sholeh juga.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah, bahwa sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: tidak ada seorang manusia yang terlahir kecuali dia terlahir atas fitrah (kesucian seperti tabula rasa, kertas yang belum ditulis apapun, masih putih). Maka kedua orang tuanyalah yang membuatnya menjadi Yahudi, Nasrani, ataupun Majusi.

Hadis ini menegaskan bahwa, sesungguhnya semua manusia baik karena lahir dalam keadaan suci dan orang tua memiliki peran besar terhadap warna keagaman anaknya. Orang tua dapat memengaruhi keagamaan anaknya menjadi Yahudi, Nasrani ataupun Majusi. Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Masdar Farid Masudi menyatakan, bahwa kedua orang tua sangat dominan memberikan corak warna anaknya.

Tidak hanya secara fisiknya saja, tetapi juga corak batinnya. Serta orang tua memiliki peran besar terhadap masa depan anaknya. Bahkan, berpengaruh juga terhadap jalan hidup yang bakal diarungi oleh sang anak. Semoga dengan cara mendidik anak yang baik, dan  bekal tepat yang diberikan orang tua kepada anak, bisa menjadikan tumbuh kembang anak menjadi lebih baik. Dan masa depan anak sesuai dengan ikhtiar yang dilakukan oleh orang tuanya. Amin. []

 

 

 

 

 

Tags: keluargaKeluarga MaslahahKesalinganmendidik anakparentingRelasi Orang Tua dan Anak
Shofi Puji Astiti

Shofi Puji Astiti

Dosen IAIN Salatiga

Terkait Posts

Kasus KDRT

Kasus KDRT: Praktik Mikul Dhuwur Mendem Jero yang Salah Tempat

1 April 2023
Resep Awet Muda Istri

Kerja Sama dengan Suami Bisa Menjadi Resep Awet Muda Istri

31 Maret 2023
Mengasuh Anak Tugas Siapa

Mengasuh Anak Tugas Siapa?

29 Maret 2023
Kewajiban Orang Tua

Kewajiban Orang Tua Menjadi Teladan Ibadah bagi Anak

29 Maret 2023
Bapak Rumah Tangga

Mengapa Menjadi Bapak Rumah Tangga Dianggap Rendah?

28 Maret 2023
Sahabat bagi Anak

Wahai Ayah dan Ibu, Jadilah Sahabat Bagi Anakmu!

25 Maret 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Melestarikan Tradisi Nyadran

    Gerakan Perempuan Melestarikan Tradisi Nyadran

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hadis Relasi Rumah Tangga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pekerjaan Rumah Tangga Bisa Dikerjakan Bersama, Suami dan Istri

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kiprah Nyai Khairiyah Hasyim Asy’ari: Ulama Perempuan yang terlupakan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Memaknai Kembali Hadis-hadis Pernikahan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Kasus KDRT: Praktik Mikul Dhuwur Mendem Jero yang Salah Tempat
  • Nabi Muhammad Saw Biasa Melakukan Kerja-kerja Rumah Tangga
  • Kiprah Nyai Khairiyah Hasyim Asy’ari: Ulama Perempuan yang terlupakan
  • Pekerjaan Rumah Tangga Bisa Dikerjakan Bersama, Suami dan Istri
  • Antara Israel, Gus Dur, dan Sepak Bola Indonesia

Komentar Terbaru

  • Profil Gender: Angka tak Bisa Dibiarkan Begitu Saja pada Pesan untuk Ibu dari Chimamanda
  • Perempuan Boleh Berolahraga, Bukan Cuma Laki-laki Kok! pada Laki-laki dan Perempuan Sama-sama Miliki Potensi Sumber Fitnah
  • Mangkuk Minum Nabi, Tumbler dan Alam pada Perspektif Mubadalah Menjadi Bagian Dari Kerja-kerja Kemaslahatan
  • Petasan, Kebahagiaan Semu yang Sering Membawa Petaka pada Maqashid Syari’ah Jadi Prinsip Ciptakan Kemaslahatan Manusia
  • Berbagi Pengalaman Ustazah Pondok: Pentingnya Komunikasi pada Belajar dari Peran Kiai dan Pondok Pesantren Yang Adil Gender
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist