Mubadalah.id – Pernahkah kita sesekali berpikir dan merenung tentang, mengapa Islam melarang kita bersikap hasad (dengki)? Ya, pada dasarnya segala sesuatu yang telah ditetapkan hukum keharamannya oleh syariat Islam pasti mengandung hikmah di dalamnya. Termasuk di antara perkara yang diharamkan sekaligus terlarang oleh Islam untuk kita lakukan ialah bersikap dengki.
Kata dengki dalam bahasa Arab, penyebutannya dengan istilah hasad. Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), kata dengki artinya sebagai perasaan marah, benci, dan tidak suka karena iri yang amat sangat kepada keberuntungan orang lain.
Dalam kitab Fath al-Bari (10/482), al-Imam Ibnu Hajar al-Asqalaniy juga menyebutkan definisi dengki atau hasad sebagai berikut:
الْحَسَدُ تَمَنِّي الشَّخْصِ زَوَالَ النِّعْمَةِ عَنْ مُسْتَحِقٍّ لَهَا
Artinya: “Hasad (dengki) adalah harapan seseorang akan hilangnya nikmat dari seseorang yang berhak memilikinya (seseorang yang diberikan nikmat oleh Allah SWT).”
Sejarah Manusia
Dalam sejarah peradaban manusia, kita tahu bahwa kasus kejahatan pertama kali yang terjadi di muka bumi ialah kasus pembunuhan terhadap saudara sendiri. Yakni, kisah Qabil dan Habil. Dalam kasus pembunuhan tersebut, kalau kita telisik lebih dalam, faktor penyebab terjadinya tak lain ialah karena adanya sikap dengki yang menyala di dalam hati Qabil.
Qabil panas hatinya karena Habil menikahi perempuan yang lebih cantik. Nabi Adam coba meredakan bara di hati Qabil dengan memerintahkan untuk membuat persembahan kepada Allah. Kemudian, dalam menyerahkan persembahan, Habil yang baik pekertinya memberikan hewan ternaknya yang terbaik.
Sebaliknya, Qabil justru mempersembahkan hasil pertaniannya yang kualitasnya paling rendah. Allah SWT yang Maha baik dan menyukai kebaikan tentu saja hanya menerima persembahan yang terbaik. Walhasil, diterimalah persembahan Habil dan tertolaklah persembahan Qabil.
Merasa tertolak, Qabil menjadi murka. Hingga singkat cerita, dia tak segan membunuh saudaranya sendiri, Habil. Inilah kejahatan pertama di muka bumi, yakni pembunuhan saudara sendiri. Dan motif terjadinya kasus ini pada dasarnya karena adanya kedengkian di dalam hati.
Hasad bagian dari Sifat Tercela
Dari kisah di atas kita tahu bahwasannya hasad (dengki) merupakan sikap tercela yang harus kita jauhi. Demikian ini agar kita terhindar dari berbagai kemadharatan yang berpotensi terjadi akibat sikap hasad.
Al-Imam Ibnu Hajar al-Asqalaniy dalam kitab Bulugh al-Maram (hlm. 543) menuturkan hadits Nabi SAW tentang bahaya hasad sebagai berikut:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: «إِيَّاكُمْ وَالْحَسَدَ، فَإِنَّ الْحَسَدَ يَأْكُلُ الْحَسَنَاتِ، كَمَا تَأْكُلُ النَّارُ الْحَطَبَ» أَخْرَجَهُ أَبُو دَاوُدَ
Artinya: “Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra. beliau berkata bahwasannya Rasulullah SAW bersabda: ‘Takutlah kalian semua pada sikap hasad (dengki). Karena sesungguhnya hasad (dengki) itu dapat melenyapkan kebaikan-kebaikan sebagaimana api dapat melahap kayu bakar’.” (HR. Abu Daud).
Hasad sangat Berbahaya
Lebih lanjut, Syaikh Abdul Qodir Syaibatul Hamd dalam kitab Fiqh al-Islam Syarh Bulugh al-Maram (10/225) menjelaskan maksud hadits di atas sebagai berikut:
إياكم والحسد: أى احذروا الحسد واجتنبوه ولا تتخلقوا به، والحسد هو تمنى زوال النعمة عن الغير.
فإن الحسد يأكل الحسنات: أى فإن الحسد لا يبقى لصاحبه حسنة من الحسنات.
كما تأكل النار الحطب: أى كما أن النار تقضى على الحطب إذا اشتعلت فيه فكذلك الحسد يقضى على حسنات الحاسد ويذهب بها.
Artinya: Takutlah kalian semua pada sikap hasad (dengki). Maksudnya: berhati-hatilah, jauhilah dan janganlah kalian semua berperilaku hasad. Hasad sendiri ialah harapan akan hilangnya nikmat yang Allah berikan kepada orang lain;
Karena sesungguhnya hasad (dengki) itu dapat melenyapkan kebaikan-kebaikan. Maksudnya: sesungguhnya sikap hasas itu membuat tidak satupun kebaikan dari kebaikan-kebaikan yang telah dilakukan seseorang menjadi kekal (dalam arti semua amal kebaikannya lenyap);
Sebagaimana api dapat melahap kayu. Maksudnya: (lenyapnya amal kebaikan akibat hasad itu) sebagaimana kayu yang melahap habis kayu bakar ketika api dinyalakan pada kayu bakar tersebut. Maka demikian pula hasad, ia dapat melahap habis semua kebaikan-kebaikan bagi hasid (orang yang dengki) dan menghilangkan semua kebaikan-kebaikan tersebut (darinya).
Dampak Hasad
Dari keterangan di atas, telah dijelaskan bahwasannya sikap hasad (dengki) ini sangat berbahaya karena dapat memberikan dampak buruk bagi kita. Di samping melenyapkan amal kebaikan yang pernah kita lakukan di masa lalu, sikap hasad juga berpotensi membuka pintu-pintu kejahatan. Hal ini tentu saja membuat pelakunya berdosa besar bila memasuki pintu-pintu tersebut.
Oleh karena itu, Islam sebagai agama yang rahmatan lil alamin hadir memberikan petunjuk sekaligus menegaskan kepada kita bahwa kita tidak boleh sedikitpun berdekatan dengan sikap hasad.
Bila kita mampu menjauhi sikap tercela ini, kita akan mendapatkan berbagai hikmah dan kebahagiaan hidup dari Allah SWT. Di antaranya ialah kita tidak terjerumus dalam pintu-pintu kejahatan dan amal kebaikan kita senantiasa terjaga, kekal, dan tidak lenyap.
Dan agar kita mampu untuk menjauhi sikap hasad, yakni tidak menjadi pelaku hasad kepada orang lain sekaligus tidak menjadi korban hasad dari orang lain, tentu saja kita butuh pertolongan dan perlindungan dari Allah SWT. Maka dari itu, sejak dahulu Allah SWT melalui firman-Nya dalam QS. Al-Falaq [113]:1-5, sejatinya telah mengingatkan kita untuk senantiasa memohon perlindungan kepada-Nya dari sikap tercela ini. Wallahu a’lam. []