• Login
  • Register
Senin, 19 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

Mengapa Kita Perlu Kesetaraan Gender?

Perempuan yang tidak mandiri secara ekonomi, minim pengetahuan dan tidak memiliki kesadaran utuh atas diri, tubuh dan kehidupannya, maka akan menggantungkan diri kepada orang lain

Muallifah Muallifah
17/12/2022
in Personal
0
Kesetaraan Gender

Kesetaraan Gender

594
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Judul di atas adalah sebuah pertanyaan yang peserta ajukan dalam diskusi Cangkruan Gus Dur (sebelumnya bernama Ngaji Gusdur), diskusi rutin yang GUSDURian Yogyakarta laksanakan setiap hari. Tepatnya Jumat sore untuk mengkaji pemikiran Gus Dur. Tema kali ini, adalah soal kesetaraan gender.

Kegiatan ini Gusdurian gelar, juga dalam rangka memperingati Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (HAKTP)  sejak 26 November silam. Pembahasan yang mereka angkat dalam Cangkruan Gus Dur selama 4 pertemuan. Yakni diskusi buku yang Ashilly Achidsti tulis dengan judul, “Gender Gus Dur.”

Pertanyaan pada judul tulisan di atas, adalah sebuah diskusi panjang yang selalu kita pertanyakan dalam kegiatan diskusi gender. Masih banyak orang yang bilang bahwa, perjuangan kesetaraan gender adalah sebuah ilusi. Perjuangan menciptakan kesetaraan gender hanyalah dilakukan oleh perempuan egois yang tidak mengerti kodrat dan tanggung jawabnya sebagai perempuan.

Kritik terhadap Perjuangan Kesetaraan

Biasanya, aktivis khilafah juga mengkritik perjuangan kesetaraan gender karena dianggap berasal dari Barat. Kalau begitu, kita kutip saja konsep Gus Dur yang mengubah istilah kesetaraan gender dengan “mitra sejajar.” Lain daripada itu, ada banyak sekali stigma-stigma negatif yang melekat pada diri perempuan yang selalu membahas tentang kesetaraan gender.  Saya menjawab pertanyaan ini dengan beberapa argumen, di antaranya:

Pertama, perempuan napiter yang terlibat dalam deradikalisasi memiliki beban berlipat dalam kehidupannya. Ketika para perempuan napiter ingin menerima Pancasila dan mengakuinya sebagai dasar negara. Pada saat yang sama, ketika sang suami mengancam untuk menceraikan, mereka kemudian mengurungkan niatnya untuk berkhidmat kepada Pancasila.

Baca Juga:

Kontekstualisasi Ajaran Islam terhadap Hari Raya Waisak

Persoalan Gender dalam Fikih Kesaksian

Wajah Perempuan Bukan Aurat, Tapi Keadilan yang Tak Disuarakan

Humor Kritis di Layar Televisi: Menjaga Ruang Demokrasi

Hal ini Mukhtar Khairi sampaikan. Ia adalah mantan napiter. Di mana Mukhtar menyampaikannya dalam sebuah kegiatan Narasi yang Indika Foundation laksanakan beberapa waktu lalu. Mengapa hal ini bisa terjadi? Perempuan yang tidak mandiri secara ekonomi, minim pengetahuan dan tidak memiliki kesadaran utuh atas diri, tubuh dan kehidupannya, maka akan menggantungkan diri kepada orang lain. Bukankah pada poin ini kita sudah disadarkan oleh ajaran Islam bahwa, hanyalah Allah tempat kita bergantung dan berharap.

Pentingnya Belajar Nilai Kesetaraan

Pada titik ini, terlihat secara jelas betapa pentingnya belajar kesetaraan gender. Pengetahuan tentang kesetaraan gender tidak hanya persoalan menuntut untuk kita perlakukan setara di depan publik. Ataupun ingin dianggap eksistensinya sebagai manusia.

Lebih dari itu, belajar tentang kesetaraan gender adalah belajar tentang kemanusiaan seorang perempuan dan laki-laki. Bahwasanya, laki-laki dan perempuan adalah subjek utuh dalam kehidupan, sehingga keduanya harus mampu melakukan misi ketuhanan sebagai khalifah di bumi dan tercipta relasi kesalingan untuk menggapainya.

Seandainya para perempuan napiter memiliki pengetahuan tentang kesetaraan gender, ia tentu menyadari bahwa hidupnya sudah tereksploitasi oleh sang suami atas nama agama. Sudah tahu kalau jadi teroris itu menyimpang dari agama. Tapi masih saja mau mereka perbudak.

Sudah tahu kalau yang wajib kita sembah hanyalah Tuhan, bukan suami. Tapi masih saja menuruti mau menggantungkan kepada suami yang tidak bertuhan. Bukankah itu sama saja dengan terjun dalam kebodohan yang hakiki? Wallahu a’lam

Kedua, jika ada perempuan yang memiliki mindset untuk menikah dengan laki-laki kaya agar tidak perlu bekerja dan mencari nafkah, Betty Friedan justru mengkritik mindset demikian. Menurutnya, perempuan tidak boleh terpaku untuk menggantungkan diri kepada orang lain, termasuk urusan ekonomi.

Laki-laki dan Perempuan Tercipta Sama serta Setara

Hal ini karena, laki-laki dan perempuan diciptakan oleh Tuhan dengan kemampuan yang sama. Sehingga kecenderungan untuk menggantungkan diri kepada orang lain, sangat tidak perlu untuk dilakukan. Mengapa sih perempuan tidak berusaha agar diri dia saja yang kaya? Bukankah lebih baik itu kita lakukan, jika dibandingkan dengan mencari laki-laki kaya untuk hidup? Kira-kira begitu menurut Betty Friedan.

Saya memiliki pandangan bahwa, belajar tentang kesetaraan gender adalah memberikan kesadaran bagi setiap orang untuk menghargai kemampuan yang masing-masing individu miliki. Termasuk persoalan relasi dalam sebuah pasangan. Pengetahuan semacam ini sangat penting kita miliki oleh setiap individu. Baik laki-laki ataupun perempuan. Sehingga kesadaran saling menghargai dalam sebuah hubungan selalu kita junjung tinggi.

Tidak perlu lagi merasa rendah karena pendidikan perempuan lebih tinggi daripada laki-laki. Ataupun pemasukan perempuan lebih tinggi daripada laki-laki. Sebab yang paling penting bukanlah tingkat pendidikan, ataupun kuantitas finansial. Akan tetapi kemampuan untuk menciptakan relasi yang sehat dan setara. Hal itu kita mulai dari membangun keluarga kecil bersama pasangan. []

Tags: bulan gus durGendergus durkeadilanKesetaraan
Muallifah

Muallifah

Penulis asal Sampang, sedang menyelesaikan studi di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Tinggal di Yogyakarta

Terkait Posts

Inspirational Porn

Stop Inspirational Porn kepada Disabilitas!

19 Mei 2025
Kehamilan Tak Diinginkan

Perempuan, Kehamilan Tak Diinginkan, dan Kekejaman Sosial

18 Mei 2025
Noble Silence

Menilik Relasi Al-Qur’an dengan Noble Silence pada Ayat-Ayat Shirah Nabawiyah (Part 1)

17 Mei 2025
Suami Pengangguran

Suami Pengangguran, Istri dan 11 Anak Jadi Korban

16 Mei 2025
Keadilan Semu

Membuka Tabir Keadilan Semu: Seruan Islam untuk Menegakkan Keadilan

15 Mei 2025
Memahami Disabilitas

Memahami Disabilitas: Lebih Dari Sekadar Tubuh

14 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan

    KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menghindari Pemukulan saat Nusyuz

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perempuan, Kehamilan Tak Diinginkan, dan Kekejaman Sosial

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai A’izzah Amin Sholeh dan Tafsir Perempuan dalam Gerakan Sosial Islami

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai Ratu Junti, Sufi Perempuan dari Indramayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Stop Inspirational Porn kepada Disabilitas!
  • KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia
  • Menghindari Pemukulan saat Nusyuz
  • Nyai A’izzah Amin Sholeh dan Tafsir Perempuan dalam Gerakan Sosial Islami
  • Perempuan, Kehamilan Tak Diinginkan, dan Kekejaman Sosial

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version