Mubadalah.id- Ekonomi sirkular adalah hal yang cukup baru bagi saya sendiri. Konsep ini mungkin sudah saya ketahui sebelumnya. Tetapi, sebutan secara khusus yaitu ekonomi sirkular jadi hal asing dan mungkin saja sama seperti konsep ekonomi pada umumnya.
Nyatanya, ekonomi sirkular sendiri merupakan sistem ekonomi yang punya tujuan untuk mengembangkan produk, sumber daya hingga bahan yang mereka gunakan selama mungkin.
Konsep Ekonomi Sirkular
Sederhananya konsep ekonomi ini berfokus pada daur ulang bahan yang pernah mereka produksi sebelumnya. Daur ulang ini mereka lakukan dengan tahapan yang baik, sehingga produk bekas tadi dapat terus digunakan selanjutnya. Misal, salah satu pabrik penghasil plastik, akan melakukan tahapan supaya plastik yang sudah sampai ke masyarakat dapat mereka daur ulang lagi.
Membayangkan hal ini pastinya akan sulit untuk melakukannya. Mana bisa pabrik dengan skala produksi besar dapat kembali mengumpulkan sampah dan mendaur ulangnya bukan? Tetapi, saat ini ekonomi sirkular benar-benar harus dilakukan karena dampaknya yang sangat masif pada masyarakat maupun lingkungan itu sendiri.
Tidak hanya keuntungan dalam pengelolaannya, bidang ekonomi ini juga berpedoman pada keadilan sosial dan juga kepedulian terhadap lingkungan. Jika satu perusahaan saja dapat melakukan optimalisasi terhadap bahan baku yang pernah diproduksi sebelumnya, bayangkan sampah yang dapat mereka daur ulang. Apalagi jika pabrik tersebut mengelola plastik yang punya usia ratusan tahun untuk di daur ulang secara alami.
Sampah Bermanfaat
Keuntungan dari sistem ekonomi ini sebenarnya juga bersifat linear dari hulu ke hilir. Kembali lagi pada kasus pabrik plastik ya. Jika pabrik dapat melakukan ekonomi sirkular mereka akan membutuhkan banyak sumber daya dalam pengelolaannya.
Hal ini dimulai dari pengumpulan barang dari masyarakat ke pengepul atau Tempat Pembuangan Sampah (TPS). Siapa yang akan melakukan pengumpulan sampah ini? Jika kalian berpikir para pemulung atau tukang sampah yang datang ke rumah kalian setiap minggu, kalian benar.
Hari ini kita mungkin melihat profesi pemulung sebelah mata, padahal jasanya dalam mewujudkan ekonomi sirkular ini para pemulung ini adalah ujung tombaknya. Setelah proses pengumpulan, pemisahan sampah juga harus banyak orang lakukan.
Melalui TPS atau TPS 3R (Reduce, Reuse, Recycle) sampah tadi dapat terpisah antar organik dan non organik. Setelah melalui proses pemisahan, selanjutnya proses produksi sampah plastik tadi menjadi bahan baru yang dapat digunakan kembali.
Tahapan ini dapat membuat peningkatan ekonomi mulai dari hilir ke hulu. Selain peningkatan SDM dalam tahap pengumpulan, pemisahan dan pengelolaan memberikan sosialisasi khusus pada masyarakat lain terkait sampah yang mereka produksi. Masyarakat harusnya dapat tahu bahwa melakukan pemilahan pada sampah mereka adalah hal kecil tapi berdampak besar untuk bumi.
Menerapkan Ekonomi Sirkular di Rumah
Bisa saya bilang bahwa hal ini bukan sesuatu yang mudah. Di rumah sendiri saya masih kesulitan dengan pemilahan sampah. Sampah rumah tangga di rumah saya terkadang keluar dengan tercampur pada satu plastik saja. Walau terkadang saya memisahkan sampah plastik tapi lama kelamaan hanya menumpuk di rumah.
Pemberlakuan ekonomi sirkular sendiri harus dilakukan dengan masif dan linear tadi. Jika masyarakat saja yang melakukannya maka tindakan kecil ini akan berdampak kecil juga. Dan jika pemerintah saja yang melakukannya, maka usaha ini akan jadi sia-sia belaka. Perlu adanya kerjasama antar pemerintah, masyarakat bahkan pihak perusahaan sendiri dalam mengatasi permasalahan sampah dan mewujudkan ekonomi sirkular ini.
Sebagai salah satu Gen-Z yang sangat berdekatan dengan sampah, saya harap melalui tulisan ini dapat mencari tahu program pengelolaan sampah di sekitar kita. Mulai pilah sampah di rumah kalian dan cari komunitas atau TPS 3R yang dapat menangani sampah dengan lebih baik. Dari sampah ekonomi bisa tumbuh, itu adalah janji dari adanya sistem ekonomi sirkular.[]