• Login
  • Register
Minggu, 5 Februari 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Pernak-pernik

Mengenal Sekolah Perempuan di Sunda

Pendidikan khusus perempuan kembali lahir. Gubernur Jawa Barat beserta Ketua Umum PKK Jawa Barat merancang program Sekoper Cinta atau Sekolah Perempuan Capai Impian dan Cita-Cita atau bisa juga disebut dengan Sekoci yang diluncurkan pada 16 Oktober 2019 di Sabuga Bandung.

Neng Eri Sofiana Neng Eri Sofiana
18/11/2020
in Pernak-pernik, Publik
0
Jolly Mohan

Jolly Mohan

176
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Sosok-sosok perempuan Sunda sejak dahulu sudah memiliki semangat dalam memperjuangkan pendidikan bagi perempuan, seperti Raden Dewi Sartika yang lahir pada tahun 1884 ini telah mendirikan Sakola Istri atau Sekolah Perempuan pada tahun 1904 yang masih berdiri kokoh hingga sekarang. Sekolah perempuan ini dulunya didirikan di Paseban Kulon Pendopo Kabupaten Bandung yang kini berada di Jalan Keutamaan Istri No. 12 Balong Gede-Regol-Bandung.

Kini berubah nama menjadi Sekolah Dasar Dewi Sartika. Lembaga pendidikan Ini menjadi sekolah pertama bagi gadis-gadis Indonesia dengan menerapkan kurikulum Sekolah Kelas Dua atau Tweede Klasse Inlandshe School dengan dilengkapi materi keterampilan seperti cara membuat batik, cara jahit, menisik, cara membuat renda, dan cara membuat sulaman juga kegitan area domestik seperti cara membuat masakan, mencuci, menyetrika, dan lain sebagainya.

Kemudian Raden Ayu Lasminingrat sebagai tokoh emansipasi wanita, pelopor pendidikan dan aktivis perempuan Sunda yang telah memiliki banyak jasa dalam kepenulisan sehingga dihormati sebagai peletak dasar sastra Sunda modern. Raden Ayu Lasminingrat yang lahir pada tahun 1843 ini dapat dikatakan sebagai tokoh intelektual perempuan pertama di Indonesia karena telah lahir sebelum R.A Kartini, Dewi Sartika dan Cut Nyak Dien.

Sebelum ketiganya lahir, Raden Ayu Lasminingrat telah menerjemahkan dan menerbitkan buku-buku yang dijadikan buku bacaan wajjib di HIS, Schakelschool dan sekolah lainnya hingga akhir masa penjajahan Belanda. Ia telah banyak menulis buku berbahasa Sunda yang ditujukan untuk anak-anak sekolah seperti Carita Erma terjemahan dari buku Christoph von Schmid dalam aksara Jawa yang telah dicetak 1.500-3.000 eksemplar pada masa itu.

Ia juga mendirikan Sekolah Keutamaan Istri pada tahun 1907 di Pendopo Kabupaten Garut yang pada masa Jepang berubah menjadi SR (Sekolah Rakyat) yang menerima murid laki-laki dan kini menjadi SDN Ranggalawe I dan IV. Sekolah ini mengajarkan baca tulis dan pemberdayaan perempuan atau hampir sama seperti Sekolah Dewi Sartika. Tujuan didirikannya sekolah ini ialah agar setelah menikah dapat membahagiakan suami dan anak, serta dapat mengerjakan sendiri segala hal dalam urusan rumah tangga.

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • Merawat Optimisme Gerakan untuk Menghadapi Mitos Sisyphus
  • Prinsip Mubadalah Adalah Prinsip Untuk Kesetaraan dan Kemanusiaan
  • Di Ruang Publik, Perspektif Mubadalah Meniscayakan Kesetaraan Lelaki dan Perempuan
  • Feminisme Islam dan Setelahnya

Baca Juga:

Merawat Optimisme Gerakan untuk Menghadapi Mitos Sisyphus

Prinsip Mubadalah Adalah Prinsip Untuk Kesetaraan dan Kemanusiaan

Di Ruang Publik, Perspektif Mubadalah Meniscayakan Kesetaraan Lelaki dan Perempuan

Feminisme Islam dan Setelahnya

Selain itu juga terdapat Raden Siti Jenab yang lahir pada tahun 1890 ini merupakan murid Dewi Sartika yang berperan penting dalam memberikan kesempatan menadapat pendidikan bagi para perempuan di Kabupaten Cianjur. Cara yang ditempuh dalam memberikan pendidikan bahasa Sunda, bahasa Melayu, bahasa Belanda, berhitung, pendidikan budi pekerti hingga pendidikan praktis bagi perempuan seperti membatik dan merenda adalah dengan berkelliling dari satu rumah ke rumah yang lain antar desa antar kampung hingga mendapat dukungan dari Juag Cicih (istri Bupati Raden Muharam Wiratanukusumah) dengan membangun sekolah berbahan kayu dan bilik pada tahun 1906.

Sekolah yang didirikan merupakan perpaduan antara Sakola Istri Dewi Sartika dan Sekolah Keutamaan Istri Ayu Lasminingrat, sehingga materi yang diberikan pun sama, ditambah dengan budi pekerti dan agama. Kini berubah menjadi SDN Siti Jenab 1 yang terletak di Jalan Siti Jenab Cianjur, yang pada akhir-akhir ini sedang diperebutkan oleh Pemkab Cianjur untuk dibongkar dan dijadikan kantung parkir. Ketiga Perempuan Sunda ini sudah menyadari pentingnya pendidikan bagi perempuan. Semangat itu masih ada dan  dengan kompleksitas problem perempuan di era ini, sekolah perempuan tentu sangat diperlukan.

Berpindah pada era sekarang, pendidikan khusus perempuan kembali lahir. Gubernur Jawa Barat beserta Ketua Umum PKK Jawa Barat merancang program Sekoper Cinta atau Sekolah Perempuan Capai Impian dan Cita-Cita atau bisa juga disebut dengan Sekoci yang diluncurkan pada 16 Oktober 2019 di Sabuga Bandung. Tujuannya untuk menjadi program pemberdayaan perempuan yang dilakukan sebagai upaya untuk mewujudkan kesetaraan partisipasi, akses, peran, manfaat, dan kontrol antara perempuan dan laki-laki di semua bidang.

Target usia Sekoper Cinta ini ialah perempuan dengan usia 18 tahun ke atas yang berasal dari seluruh kabupaten dan kota di Jawa Barat. Perempuan-perempuan  ini akan mendapat pengajaran dari Leader Champion terpilih. Sekoci ini sudah tersebar di berbagai kabupaten dan kota di Jawa Barat seperti di Tasikmalaya, Bogor, Bekasi, Ciamis, Majalengka, Purwakarta, Sukabumi, Cianjur, Cirebon, Banjar, Karawang, Depok, Pangandaran, dan Bandung. Sekolah ini mempunyai jargon berdaya, bahagia, juara dan memiliki modul yang telah dirancang secara intensif pada ToT. Materi yang diberikan juga beragam, seperti materi tentang diri, rumah tangga, lingkungan, serta pengembangan usaha.

Tahun lalu, model pengajarannya luring dan tatap muka langsung serta sudah melaksanakan wisuda pertama pada Selasa 22 Oktober 2019, dengan total 2700 wisudawati yang berasal dari 100 desa, 27 kabupaten dan kota di Jawa Barat, yang diwisuda di Gymasium UPI Kota Bandung. Pada tahun 2020 ini, saat pandemi melanda negeri, Sekoci tetap berjalan dengan metodeblended learning (daring dan luring) dengan didukung penayangannya setiap pukul 16.30 WIB pada setiap hari Senin, Rabu dan Jum’at mulai 12 Oktober hingga 27 November 2020 melalui stasiun televisi TVRI Jabar dan kanal youtube Sekoper Cinta Jabar.

Dengan durasi kurang lebih 30 menit, model terbaru luring ini, tidak hanya berupa teori yang dipaparkan oleh MoT, melainkan dibuat berkesinambungan dengan menggagas simulasi drama dengan karakter dan peran yang lekat dalam kehidupan rumah tangga. Hingga 18 November 2020 ini, sudah ada 16 episode Sekoper Cinta yang semuanya dimulai dengan senam Sekoper Cinta, pengantar dari pembawa acara yang dilakukan oleh Ketua Umum Sekoper Cinta, kemudian drama keluarga damai dan teori dari Master of Trainer Sekoper Cinta.

Hal ini tentu membuat penyampaian materi lebih menarik dan jangkauannya semakin luas, serta tidak hanya dapat dinikmati oleh anggota Sekoper Cinta saja, tetapi juga oleh masyarakat Jawa Barat dan masyarakat luar Jawa Barat lainnya. Selain itu, Sekoper Cinta telah bekerja sama dengan Kementerian Kesetaraan Gender dan Keluarga Korea Selatan untuk mensukseskan program ini di Jawa Barat.

Materi yang disampaikan berupa pengenalan diri, rumah tangga, lingkungan dan pengembangan usaha. Penasaran apa saja materi yang disampaikan? Yuk ikuti kelasnya dan rasakan manfaatnya dari akun Youtube Sekoper Cinta Jabar! Selamat belajar! Selamat mendapat kebaikan dan menebar kebaikan! []

Tags: Jawa BaratKesetaraanPendidikan PerempuanSekolah PerempuanSunda
Neng Eri Sofiana

Neng Eri Sofiana

Ibu rumah tangga yang senang mengkaji hukum Islam dan budaya, lahir di Cianjur, kini berdomisili di Ponorogo dan sedang menempuh Pascasarjana Hukum Keluarga IAIN Ponorogo.

Terkait Posts

Mendidik anak

5 Cara Mendidik Anak Ala Nabi Muhammad

5 Februari 2023
Perempuan Miskin

Teladan Umar bin Khattab Ra Saat Bertemu Perempuan Miskin

4 Februari 2023
Mendidik Anak

5 Prinsip Mendidik Anak Ala Islam

4 Februari 2023
Industri Halal

Pengembangan Industri Halal yang Ramah Lingkungan

4 Februari 2023
Perempuan Masa Nabi Saw

Pada Masa Nabi Saw, Para Perempuan Ikut Aktif Terlibat Dalam Politik

4 Februari 2023
Hari Kanker Sedunia

Hari Kanker Sedunia: Pentingnya Deteksi Dini untuk Cegah Kanker

4 Februari 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Industri Halal

    Pengembangan Industri Halal yang Ramah Lingkungan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Teladan Umar bin Khattab Ra Saat Bertemu Perempuan Miskin

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Merawat Optimisme Gerakan untuk Menghadapi Mitos Sisyphus

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 5 Prinsip Mendidik Anak Ala Islam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pada Masa Nabi Saw, Para Perempuan Ikut Aktif Terlibat Dalam Politik

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • 5 Cara Mendidik Anak Ala Nabi Muhammad
  • Nizar Qabbani Sastrawan Arab yang Mengenalkan Feminisme Lewat Puisi
  • Teladan Umar bin Khattab Ra Saat Bertemu Perempuan Miskin
  • Merawat Optimisme Gerakan untuk Menghadapi Mitos Sisyphus
  • 5 Prinsip Mendidik Anak Ala Islam

Komentar Terbaru

  • Indonesia Meloloskan Resolusi PBB tentang Perlindungan Pekerja Migran Perempuan - Mubadalah pada Dinamika RUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga, yang Tak Kunjung Disahkan
  • Lemahnya Gender Mainstreaming dalam Ekstremisme Kekerasan - Mubadalah pada Lebih Dekat Mengenal Ruby Kholifah
  • Jihad Santri di Era Revolusi Industri 4.0 - Mubadalah pada Kepedulian KH. Hasyim Asy’ari terhadap Pendidikan Perempuan
  • Refleksi Menulis: Upaya Pembebasan Diri Menciptakan Keadilan pada Cara Paling Sederhana Meneladani Gus Dur: Menulis dan Menyukai Sepakbola
  • 5 Konsep Pemakaman Muslim Indonesia pada Cerita Singkat Kartini Kendeng dan Pelestarian Lingkungan
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist