Mubadalah.id – Perhatian publik kini terpusatkan dengan kemunculan wakil menteri perempuan yang memiliki gaya khas dalam berbicara dan penampilannya. Ia bernama Stella Christie.
Beliau mendapat kepercayaan dari Presiden Prabowo Subianto bergabung dalam Kabinet Merah Putih. Jabatannya sebagai Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Indonesia.
Perempuan berkacamata ini lahir di Medan pada 11 Januari 1979 lalu besar di Jakarta. Ia menamatkan pendidikan dari sekolah dasar hingga sekolah menengah atas di lembaga Santa Ursula, Jakarta Selama mengenyam bangku pendidikan, ia menerima beberapa beasiswa bonafit, termasuk beasiswa ASEAN dari Pemerintah Singapura. Lalu beasiswa dari United World College untuk melanjutkan pendidikan di Red Cross Nordic United World College, Norwegia.
Pada tahun 1999, ia juga menerima beasiswa penuh dari Harvard University dan lulus dengan predikat Magna Cumlaude with Highest Honors pada tahun 2004. Ia kemudian melanjutkan pendidikan S3 di Northwestern University dan meraih gelar Ph.D Di tahun 2010.
Perempuan cerdas ini juga menguasai beberapa bahasa di antaranya bahasa Indonesia, bahasa Inggris, bahasa Mandarin, bahasa Polandia, dan bahasa Spanyol.
Stella menikah dengan seorang ilmuwan berkebangsaan Polandia bernama Bartlomiej Czech. Bartlomiej pernah menempuh pendidikan di Universitas Harvard dan Universitas Pennsylvania hingga meraih gelar doktor. Dari hasil pernikahannya terkaruniai seorang anak laki-laki bernama Bayu Czech.
Penelitian dan Karier
Pada tahun 2012 Stella berhasil menyelesaikan penelitian postdoktoral di University of British Columbia, Kanada. Usai memperoleh gelar profesor ia memulai karier akademiknya sebagai Tenure Track Assistant Professor di Swarthmore College, Amerika Serikat.
Karena dedikasi, kecerdasan serta kiprahnya, pada tahun 2018 Stella terdapuk sebagai Tenured Associate Professor di kampus tempat ia berkarir.
Di tahun yang sama pula, ia mendapatkan tawaran untuk mengajar dari berbagai universitas di Amerika Serikat, Singapura, dan Tiongkok. Kemudian Stella memilih berpindah melanjutkan karir akademiknya di Tsinghua University.
Di mana pada tahun 2022, ia mendapat capaian Guru Besar (Full Professor). Sebagai ilmuwan pakar dalam Cognitive Science dan Learning Science, penelitian-penlitiannya berfokus pada bagaimana manusia belajar dan berpikir.
Ia menggunakan pendekatan interdisipliner yang menggabungkan studi manusia, hewan, dan kecerdasan buatan (AI). Karya-karyanya terpublikasikan di berbagai jurnal ilmiah terkemuka seperti Current Biology, Cognitive Science, dan Scientific Reports.
Berkaitan dengan kecerdasan buatan yang kini makin marak kita gunakan di manapun khususnya dalam lingkup pendidikan. Ia selalu mengingatkan bahwa harus bijak dalam menggunakan Large Language Model (LLM) seperti gemini AI, Chat GPT, Poe.com dan lain sebagainya.
Sebab LLM itu sangat tergantung dari datanya. Jadi semakin banyak input, semakin banyak data yang di-training ke LLM itu semakin bagus kualitas dari LLM. Dengan begitu, LLM sebaiknya digunakan sebagai alat untuk mendorong manusia terus berkarya, bukan sebagai pengganti kreativitas.
Karena tanggung jawab dalam berkarya masih tetap dalam diri manusia untuk tetap berpikir dan tetap memproduksi gagasan dan ide-idenya.
Kubangan Prestasi
Salah satu prestasi unggulan yang diperoleh Prof. Stella yaitu penghargaan untuk publikasi paling berpengaruh di bidang Cognitive Development (perkembangan kognisi) pada 2010. Kemudian 2016, Prof. Stella juga masuk nominasi untuk James McDonnell Understanding Human Cognition Award. Salah satu penghargaan paling bergengsi dalam bidang Cognitive Science.
Temuan penelitiannya telah diimplementasikan dalam sistem pendidikan di beberapa negara seperti di Indonesia, Amerika Serikat, dan Tiongkok. Selain itu juga kontribusinya dalam membangun beberapa program salah satunya program Child Friendly City yang bertujuan membangun kota yang mendukung perkembangan otak anak.
Dari beberapa konten media sosial yang ia kelola, terlihat Prof. Stella juga aktif dalam menyebarluaskan sains dan ilmu pengetahuan di kehidupan sehari-hari.
Dalam seminar-seminar bertajuk sains yang ditujukan untuk masyarakat luas, Prof. Stella mengulas pertanyaan sehari-hari mengenai kehidupan keluarga dan pendidikan.
Tak lupa memberikan bukti-bukti ilmiah yang relevan untuk awam. Prof. Stella juga aktif berperan dalam menerapkan ilmu kognitif, termasuk kecerdasan buatan di bidang pendidikan dan pemerintahan di Indonesia.
Ia telah melalang buana menjadi pembicara untuk berbagai institusi, seperti Himpunan Pendidikan Anak Usia Dini Indonesia (2023), Dinas Pendidikan Jakarta (Pendidikan di Era AI), Kementerian Kesehatan (medical AI), hingga Bank Indonesia (revolusi digital). []