• Login
  • Register
Rabu, 21 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Mengenang Sayyidah Aisyah, Kisah Menjelang Berbuka Puasa

Sayyidah Aisyah binti Abu Bakar, ia mewarisi kemuliaan dari ayahnya dalam hal kedermawanan. Ia juga meneladani suaminya Rasulullah saw

Rasyida Rifa'ati Husna Rasyida Rifa'ati Husna
06/04/2024
in Hikmah, Rekomendasi
0
Mengenang Sayyidah Aisyah

Mengenang Sayyidah Aisyah

1.1k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Mengenang Sayyidah Aisyah, ummul mukminin yang telah berpulang 17 Ramadan 58 Hijriah lalu. Siti Aisyah merupakan perempuan yang luar biasa. Ia melampaui semua perempuan pada masa itu dalam pengetahuan dan kebijaksanaan.

Tidak hanya itu, Sayyidah Aisyah juga terkenal ringan hati dalam berbagi. Ada kisah penuh hikmah darinya saat menjelang berbuka puasa. Ia menjadi teladan bagi muslimah sebab sifat sederhana dan kedermawanannya.

Dirawikan oleh Hisyam bin ‘Urwah, suatu hari putri Abu bakar itu menerima hadiah dua karung penuh yang berisi lebih dari 100 ribu dirham dari Mu’awiyah. Kemudian Siti Aisyah meminta beberapa nampan kepada pelayannya dan mengisinya dengan dirham tersebut.

Dia membagi-bagikan lebih dari 100 ribu dirham sampai sore hari menjelang berbuka puasa dan tidak terpikirkan olehnya menyisakan sedikitpun uang untuk diri dia sendiri. Pada hari itu, Sayyidah Aisyah yang sedang berpuasa, saat menjelang maghrib, ia berkata kepada pembantunya, “Hidangkanlah makanan untuk berbuka.”

Sembari menghidangkan sekerat roti dan minyak zaitun, karena hanya makanan itu yang tersisa di dapur. Pelayannya menyarankan kepada Siti Aisyah,

Baca Juga:

Kisah Rumi, Aktivis, dan Suara Keledai

Hari Kemenangan dan 11 Bulan Kemudian

Doa Rasulullah dan Ulama Salih di Akhir Ramadan

Lailatul Qadar, sebagai Momentum Muhasabah Diri

“Alangkah baik, seandainya kita menyisakan satu dirham untuk membeli daging, sehingga hari ini kita berbuka puasa dengan daging.”

“Mengapa baru kamu katakan sekarang? Jika waktu itu kamu mengingatkanku, tentu aku dapat memberimu.” Jawabnya.

Kemuliaan Sayyidah Aisyah

Begitulah Sayyidah Aisyah binti Abu Bakar, ia mewarisi kemuliaan dari ayahnya dalam hal kedermawanan. Ia juga meneladani suaminya Rasulullah saw. Meskipun mudah saja bagi keduanya untuk hidup dengan harta berlimpah, namun lebih memilih hidup sederhana dan menafkahkan hartanya untuk umat.

Ada kisah lain riwayat dari Imam Malik dan al-Baihaqi. Hari itu Siti Aisyah juga sedang berpuasa dan di rumahnya hanya ada sekerat roti. Tiba-tiba datanglah seorang fakir untuk meminta-minta. Aisyah berkata kepada pembantunya, “Berikanlah roti itu.”

“Tidak ada sedikitpun makanan di rumah ini untuk berbuka nanti.” Jawab pelayan perempuan tersebut.

Sayyidah Aisyah dengan sifat kelembutannya berkata, “Tidak mengapa, berikanlah roti itu.”

Roti itu pun ia berikan kepada si fakir tersebut. Kemudian pada sore harinya salah satu keluarga menghadiahkan kepada ummul mukminin tersebut sebagaimana biasanya daging kambing beserta pahanya. Lalu Siti Aisyah memanggi pelayannya dan berkata, “Makanlah daging ini, ini lebih baik dibandingkan roti keringmu.”

Guru perempuan bagi para sahabat Nabi tersebut selalu senang jika dapat berbagi. Apa yang ia miliki ketika itu, meski hanya sebutir kurma pun, tetap ia bagikan kepada yang membutuhkan. Seperti saya kutip dari buku the Wonderful Ummahatul Mukminin oleh Erlan Iskandar, Urwah bin Zubair mengatakan, “Aisyah tidak pernah menyimpan sedikit pun rezeki dari Allah yang diterimanya. Semuanya ia sedekahkan.”

Urwah juga pernah bercerita, bahwa Siti Aisyah pernah membagi-bagikan uang 70 ribu dirham (senilai dengan harga membeli lebih dari 24 ribu kambing atau 12 miliar rupiah). Padahal saat itu dia  memakai baju panjang yang ia sendiri menambalnya.

Gemar Bersedekah

Demikianlah beberapa kemuliaan akhlak Sayyidah Aisyah yang dapat kita jadikan sebagai teladan. Walaupun tidak sesempurna sebagaimana yang beliau lakukan, namun setidaknya kita bisa meniru kegemarannya dalam bersedekah.

Terutama di bulan suci Ramadan, di mana kita bukan hanya diperintahkan untuk melakukan amal saleh personal, tetapi juga sosial. Dan meski hanya sedikit yang dapat kita bagikan untuk orang lain. Namun alangkah baiknya jika konsisten, sebab sebagaimana diriwayatkan oleh Siti Aisyah sendiri tentang keistiqamahan:

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا اَنَّ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: سَدِّدُوْا وَقَارِبُوْا وَاعْلَمُوْا اَنْ لَنْ يَدْخِلَ اَحَدَكُمْ عَمَلَهُ الْجَنَّةَ وَاَنَّ اَحَبَّ الْاَعْمَالِ اَدْوَمُهَا اِلَى اللهِ وَاِنْ قَلَّ.

Dari Aisyah ra., sesungguhnya Rasulullah saw., bersabda: “Tetaplah pada jalan kebenaran dan bersahajalah. Dan ketahuilah bahwa pekerjaan seseorang di antara kamu tidak dapat menjadikan masuk surga. Sesungguhnya amal-amal yang paling disukai Allah adalah yang tetap terus berlangsung meskipun hanya sedikit.”

Mengenang Sayyidah Aisyah, sebagaimana dalam kisah kedermawanannya menjelang berbuka puasa. Meskipun ia memiliki banyak uang yang dapat ia belikan makanan mewah untuk diri dia berbuka, namun ia malah membagi-bagikan untuk umat yang menurutnya lebih membutuhkan. Menjadi pemantik semangat khususnya untuk kaum muslimah dalam meneladani sifat pengasih dan gemar berbagi yang dimiliki Sayyidah Aisyah. []

Tags: Ahlul BaytHikmahramadanSayyidah AisyahUmmul Mukminin
Rasyida Rifa'ati Husna

Rasyida Rifa'ati Husna

Terkait Posts

KB

KB dalam Pandangan Riffat Hassan

20 Mei 2025
KB

KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman

20 Mei 2025
Bangga Punya Ulama Perempuan

Saya Bangga Punya Ulama Perempuan!

20 Mei 2025
KB dalam Islam

KB dalam Pandangan Islam

20 Mei 2025
Nyai Nur Channah

Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah

19 Mei 2025
Bersyukur

Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

19 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Bangga Punya Ulama Perempuan

    Saya Bangga Punya Ulama Perempuan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KB dalam Pandangan Islam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengenal Jejak Aeshnina Azzahra Aqila Seorang Aktivis Lingkungan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Peran Aisyiyah dalam Memperjuangkan Kesetaraan dan Kemanusiaan Perempuan
  • KB dalam Pandangan Riffat Hassan
  • Ironi Peluang Kerja bagi Penyandang Disabilitas: Kesenjangan Menjadi Tantangan Bersama
  • KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman
  • Saya Bangga Punya Ulama Perempuan!

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version