• Login
  • Register
Sabtu, 9 Desember 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom

Mengkonkretkan Festival Mubadalah

Mamang Haerudin Mamang Haerudin
30/04/2019
in Kolom
0
Mengkonkretkan Festival Mubadalah

Mengkonkretkan Festival Mubadalah

37
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Saya bersyukur sekali bisa berada di tengah-tengah ratusan orang–banyak di antaranya para ulama perempuan–yang hadir dari penjuru tanah air dalam gelaran Festival Mubadalah. Mengkonkretkan festival Mubadalah? Yang penasaran dengan apa sebetulnya Festival Mubadalah, ia adalah forum pertemuan terbuka yang digagas oleh Dr. KH. Faqihuddin Abdul Kodir yang di dalamnya berisi berbagai acara untuk mendiskusikan berbagai problem sosial kemanusiaan, terutama yang berkaitan dengan isu perempuan, namun dengan perspektif keislaman yang adil, seimbang dan setara yakni perspektif mubadalah (kesalingan). Festival Mubadalah ini menjadi semakin penting, apalagi kita sedang hidup di zaman yang gandrung dengan media sosial.

Tiga hari berjalan, terasa cepat sekali berlalu. Di sini kami saling bertukar pikiran, menyuguhkan realitas yang memprihatinkan sekaligus menggelisahkan. Festival Mubaalah secara seremonial telah selesai. Lalu mau apa setelah Festival Mubaadalah? Apakah Festival Mubadalah memberikan penguatan perspektif keislaman kita? Apakah Mubaadalah bisa kita konkritkan dalam kerja-kerja ekonomi, kesehatan dan pendidikan? Atau apakah Festival Mubaadalah hanya berhenti di sini saja, tanpa ada tindak lanjut dan kerja-kerja kemanusiaan yang lebih konkrit? Melalui catatan harian ini, saya ingin memberikan upaya-upaya agar Festival Mubaadalah dapat kita konkritkan dalam kerja-kerja kemanusiaan yang memberdayakan.

Pertama, selain tim Mubaadalahnya sendiri, masing-masing diri kita pun harus terus mendakwahkan perspektif dan pemahaman Mubaadalah ke tengah-tengah masyarakat. Di zaman media sosial ini kita tidak boleh kehilangan melek teknologi dan literasi. Kita harus memperkaya diri dengan ilmu dan dakwah. Jangan sampai kita hanya berdiam diri. Kita harus mengorbitkan diri dan banyak yang lain untuk bisa menjasi duta Mubaadalah. Entah itu dai-dai, penulis, youtuber, kreator desain grafis dan lain sebagainya. Kemampuan public speaking, menulis, dan lain sebagainya harus terus diasah.

Kedua, Mubaadalah yang kita gagas harus kontekstual dengan kebutuhan masyarakat. Mubaadalah harus kontekstual dengan latar sosial masyarakat Desa maupun kota. Dalam konteks masyarakat Desa misalnya, ada banyak para ibu yang terjerat renternir karena himpitan ekonomi, para pemuda yang menganggur, tokoh agama yang masih patriarkhi dan masih banyak lagi. Sehingga dengan begitu, Mubaadalah yang kita gagas tidak hanya berhenti dalam gagasan, melainkan konkrit dalam perbuatan dalam bentuk pemberdayaan. Tanpa upaya mengkonkritkan Mubaadalah dalam bentuk pemberdayaan, saya khawatir kehadirannya tidak akan efektif membawa kemaslahatan dan kemanfaatan di tengah kehidupan masyarakat.

Isu berkaitan dengan perempuan memang tak akan pernah habis diperbincangkan dan bahkan diperdebatkan. Ia akan selalu memantik kita semua untuk terus berpikir ulang demi tercapainya misi kesetaraan dan keadilan, sampai kehidupan betul-betul merahmati siapapun, tak peduli apakah ia laki-laki maupun perempuan. Dakwah pemikiran dan pemahaman keislaman yang berkaitan dengan isu-isu perempuan memang harus terus digalakkan, harus menyentuh ke jantung persoalan. Karena itu, jangan sampai pemikiran dan pemahaman tersebut hanya berhenti dalam gagasan, melainkan harus konkrit dalam perbuatan dan pemberdayaan.

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • Perspektif Mubadalah: Laki-laki Bisa Menjadi Ladang Kebaikan Bagi Perempuan
  • Dukung Pemilu Damai 2024, GUSDURian Bersama UNESCO Adakan Festival 4 Peace
  • Media Sosial Memiliki Peran Penting dalam Mengkampanyekan Pesan Perdamaian
  • Toleransi Antar Umat Beragama Di Kecamatan Babakan Cirebon

Baca Juga:

Perspektif Mubadalah: Laki-laki Bisa Menjadi Ladang Kebaikan Bagi Perempuan

Dukung Pemilu Damai 2024, GUSDURian Bersama UNESCO Adakan Festival 4 Peace

Media Sosial Memiliki Peran Penting dalam Mengkampanyekan Pesan Perdamaian

Toleransi Antar Umat Beragama Di Kecamatan Babakan Cirebon

Isu-isu tentang perempuan misalnya tentang poligami, kepemimpinan, hak waris, hak aborsi, khitan perempuan, kesehatan reproduksi, dan lain sebagainya, hal-hal tersebut tidak berdiri sendiri. Kesemuanya akan sangat berkait kelindan dengan tingkat intelektualitas, mental, dan spiritualitas perempuan itu sendiri. Maka dari itu, fokus kita dalam mengupayakan kesetaraan dan keadilan bagi perempuan harus berksesuaian dengan kebutuhan. Perempuan-perempuan di Desa misalnya, mereka membutuhkan akses pendidikan, kesehatan dan ekonomi. Para perempuan harus dibekali dengan sejumlah dorongan agar bisa tampil di depan. Mereka harus mempunyai kemampuan public speaking yang mumpuni, selain kemandirian dalam ekonomi dan akses kesehatan yang terjangkau.

Festival Mubaadalah yang diadakan untuk pertama kalinya ini harus serius mencetak kader-kader dai, penulis, youtuber dan kader-kader yang mempunyai keahlian masing-masing yang akan diterjunkan ke daerah-daerah rawan praktik kekerasan dan ketimpangan terhadap hak-hak perempuan. Jadi Festival Mubaadalah ke depan harus di desain agar bisa sampai menjangkau masyarakat di akar rumput. Festival yang bukan hanya meriah dalam seremonial melainkan betul-betul menjangkau berbagai macam kesulitan yang dihadapi banyak perempuan.

Kita membutuhkan kader-kader Mubaadalah yang berani, militan dan jujur. Sebab harus diakui bahwa realitas kehidupan dewasa ini penuh dengan sejumlah ironi. Kehidupan di mana kezaliman seperti sengaja dibiarkan. Alih-alih kita melakukan transformasi sosial, justru kita sendiri yang seolah-olah menjadi asing dan terpojokkan. Kezaliman, bagaimana pun harus ditumpas, kita harus mempunyai strategi dan sistem yang kuat untuk mendobrak segala kezaliman terhadap perempuan. Maka dari itu dakwah Mubaadalah kita harus bersama dan melibatkan banyak pihak agar bisa saling menguatkan.[]

Tags: CirebonFestivalFestival MubaadalahMubaadalahMubadalah
Mamang Haerudin

Mamang Haerudin

Penulis, Pengurus LDNU, Dai Cahaya Hati RCTV, Founder Al-Insaaniyyah Center & literasi

Terkait Posts

Relasi Kuasa

Kenapa Relasi Kuasa Masih Terus Dilekatkan Kepada Laki-laki?

9 Desember 2023
Perempuan Pencari Nafkah

Khadijah binti Khuwailid : Manifestasi Perempuan Pencari Nafkah Utama

9 Desember 2023
Mental Illness

Emang Bener Terserang Mental Illness Adalah Pertanda Imannya Lemah?

9 Desember 2023
Proses Perempuan

Proses Perempuan, dan Titik Berangkat yang Berbeda

8 Desember 2023
Ketertindasan Perempuan

Di Balik Kilau Perhiasan Terdapat Kelam Ketertindasan Perempuan

8 Desember 2023
Peran Ayah

Aku Punya Ayah, Tapi Aku Kehilangan Perannya

8 Desember 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Peran Ayah

    Aku Punya Ayah, Tapi Aku Kehilangan Perannya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Proses Perempuan, dan Titik Berangkat yang Berbeda

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Aktivitas Seksual Suami Istri Menjadi Bagian dari Sedekah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Aktivitas Seksual Suami Istri: Media untuk Menumbuhkan Cinta Kasih

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Di Balik Kilau Perhiasan Terdapat Kelam Ketertindasan Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Kenapa Relasi Kuasa Masih Terus Dilekatkan Kepada Laki-laki?
  • Saat Berkonflik dengan Keluarga, Ini yang Nabi Saw Lakukan
  • Kesuksesan Hamka dan Siti Raham: Bukti Kesalingan dalam Rumah Tangga
  • Kehidupan Rumah Tangga Nabi Muhammad Saw Penuh Perbedaan
  • Khadijah binti Khuwailid : Manifestasi Perempuan Pencari Nafkah Utama

Komentar Terbaru

  • Ainulmuafa422 pada Simple Notes: Tak Se-sederhana Kata-kata
  • Muhammad Nasruddin pada Pesan-Tren Damai: Ajarkan Anak Muda Mencintai Keberagaman
  • Profil Gender: Angka tak Bisa Dibiarkan Begitu Saja pada Pesan untuk Ibu dari Chimamanda
  • Perempuan Boleh Berolahraga, Bukan Cuma Laki-laki Kok! pada Laki-laki dan Perempuan Sama-sama Miliki Potensi Sumber Fitnah
  • Mangkuk Minum Nabi, Tumbler dan Alam pada Perspektif Mubadalah Menjadi Bagian Dari Kerja-kerja Kemaslahatan
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist