• Login
  • Register
Rabu, 22 Maret 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Mengupayakan Kemajuan Indonesia Melalui Tiga Senjata

Bangga menjadi warga negara Indonesia dengan mencintai produk-produk Indonesia. Dan terus berjuang untuk menggapai setiap harapan

Aminatus Sakdiyah Aminatus Sakdiyah
28/08/2021
in Publik
0
Indonesia

Indonesia

89
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Indonesia memiliki iklim tropis yang membuat tanahnya menjadi subur. Hal tersebut membuat berbagai macam tumbuhan dapat dengan mudah untuk tumbuh di sana. Selain itu, negara ini juga memiliki lahan yang luas. Dengan demikian, harusnya negara Indonesia dapat menjadi negara terkaya di dunia. Akan tetapi, kenyataannya Indonesia masih saja menyandang status sebagai negara berkembang. Akankah negara yang mempunyai tanah yang luas dan subur ini dapat berubah status menjadi negara maju?

Tidak ada yang tidak mungkin, begitu kata pepatah. Hingga bisa saja kita menjadi negara maju. Namun sebelumnya, mari kita buktikan terlebih dahulu apa iya negara dengan berbagai macam kekayaan alam ini masih termasuk negara berkembang? Menurut  David M. Heer terdapat tiga permasalahan di negara berkembang. Pertama, tingkat pertumbuhan penduduk tinggi. Kedua, angka kematian tinggi. Ketiga, perekonomian rendah. Lalu bagaimana keadaan Indonesia saat ini?

Pada tahun 2013 lalu, Menurut Lembaga Demografi UPI, setiap 7,36 detik satu kelahiran terjadi di Indonesia. Artinya, dalam satu jam terdapat 489 bayi yang lahir. Sehingga, setiap tahun penduduk Indonesia bertambah 4,3 juta jiwa yang setara dengan penduduk Singapura kala itu. Kesimpulannya, Singapura akan lahir setiap tahun di Indonesia.

Sedangkan saat ini, pada musim pandemi ini masyarakat menjadi lebih bereproduksi. Banyak sekali perempuan yang hamil. Tidak perlu jauh-jauh, teman, tetangga, saudara banyak yang hamil. Di Bidan Risa yang beralamat Peterongan, Jombang saja dalam waktu 2 bulan menerima pasien melahirkan lebih dari 10 orang, belum yang di rumah sakit dan tempat-tempat yang lain.

Terkait tingginya angka kematian, di Indonesia memiliki angka kematian yang tinggi, baik kematian yang direncanakan maupun tidak. Bahali mengatakan bahwa kasus bunuh diri di Indonesia melebihi di Jepang yakni lebih dari tiga puluh ribu per tahun. Sehingga terdapat 82 kasus bunuh diri setiap harinya di Indonesia.  Faktor yang menyebabkan bunuh diri yakni karena masalah pribadi dan sosial.

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • Membincang Perempuan Pemimpin, dan Pemimpin Perempuan
  • Ketika Mahasantriwa SUPI ISIF Belajar Keberagaman
  • Intervensi Langsung Perkara Dispensasi Perkawinan
  • Mari Dukung Pengesahan RUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga (PPRT) demi Kemanusiaan

Baca Juga:

Membincang Perempuan Pemimpin, dan Pemimpin Perempuan

Ketika Mahasantriwa SUPI ISIF Belajar Keberagaman

Intervensi Langsung Perkara Dispensasi Perkawinan

Mari Dukung Pengesahan RUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga (PPRT) demi Kemanusiaan

Masalah pribadi seperti moody (orang yang bersikap berdasarkan suasana hatinya) yang tidak terkendali. Sedangkan masalah sosial seperti dikucilkan masyarakat sehingga membuatnya stress. Hal tersebut merupakan gambaran mental masyarakat di Indonesia. Akhir-akhir ini banyak sekali orang meninggal, di antaranya karena tekena virus covid. Bahkan dalam satu hari terdapat lebih dari 1 berita duka di sosial media maupun di sekitar, baik karena terinfeksi covid maupun tidak.

Selain pertumbuhan penduduk yang mengalami lonjakan, juga tingginya angka kematian, perekonomian yang rendah telah menjadi bukti ketiga bahwa negara kita masih temasuk negara bekembang. Keadaan ini sangat berkaitan antara satu sama lain di masa sekarang (musim covid). PPKM yang terus berlanjut membuat batasan di masyarakat berlaku lebih lama lagi. Pedagang yang gulung tikar, banyak karyawan diberhentikan, jalan ditutup sehingga banyak jasa angkut yang libur, dan lainnya. Semua terkena dampaknya, baik dari kalangan menengah ke atas apalagi ke bawah. Perekonomian telah benar-benar menurun.

Pada kondisi seperti ini, apakah masih ada kesempatan untuk berubah? Tentu. Tidak ada kata terlambat bagi siapapun yang mau. Teringat ucapan guru Bapak Lasi, Dosen Pendidikan Luar Sekolah, Universitas Negeri Malang, 2 tahun yang lalu.  Dia mengatakan Indonesia bisa maju melalui tiga senjata yakni kebanggaan, kreatif, dan harapan.

Alangkah indahnya jika semua masyarakat Indonesia bangga menjadi warga negara Indonesia. Warga yang bangga menggunakan produk dalam negeri. Warga yang membuktikan rasa cintanya melalui hobi membeli barang buatan lokal, kaos buatan pemuda Indonesia, makanan khas Indonesia, dan barang-barang dalam negeri lainnya.

Senjata kedua yakni kreatif. Orang yang kreatif mempu menyelesaikan masalahnya dengan berbagai macam cara. Jalannya orang kreatif satu langkah di depan orang yang berjalan di posisi paling depan. Artinya orang kreatif tidak akan kalah. Menyikapi kondisi di masa pandemi ini kita harus memutar otak menjadi lebih kreatif. Banyak hal yang bisa dilakukan agar dapat bertahan hidup. Berjualan online misalnya. Kreatif bukanlah bakat yang dibawa sejak lahir, tetapi kreatif bisa diasah. Jadi, siapapun bisa berusaha.

Terakhir adalah harapan. Harapan sama halnya dengan impian. Seseorang yang mempunyai harapan tidak akan putus asa menghadapi masalahnya. Ia tentu mempunyai semangat yang tinggi untuk menggapai keinginannya ataupun menyelesaikan masalahnya sehingga tidak mungkin menyerah apalagi sampai berfikir untuk bunuh diri. Jika dikaitkan antara senjata dengan permasalahan tadi, maka dapat disimpulkan bahwa; masalah pertumbuhan penduduk bisa diatasi dengan sifat kreatif seseorang. Orang kreatif tentu berpikir panjang mereka akan bereproduksi sesuai kemampuan.

Sedangkan tingginya angka kematian dapat diatasi dengan harapan. Akan tetapi, kematian yang dimaksud adalah kematian yang disengaja (bunuh diri) karena orang yang punya harapan tidak mungkin patah semangat menjalani hidupnya. Untuk kematian yang sudah menjadi kehendak Tuhan, maka kita hanya bisa berusaha semaksimal mungkin untuk berhati-hati dan semangat untuk menjaga kesehatan.

Selanjutnya soal perekonomian, hubungannya dengan kebanggaan. Bangga mengkonsumsi produk dalam negeri. Selain itu, kreatif menjalani kehidupan untuk terus melanjutkan hidup, baik di kondisi terburuk sekalipun. Jadi, mari tanamkan jiwa kreatif pada diri kita. Bangga menjadi warga negara Indonesia dengan mencintai produk-produk Indonesia. Dan terus semangat berjuang untuk menggapai setiap harapan. []

Tags: IndonesiakemerdekaanNegara MajuNusantaraProduksi Lokal
Aminatus Sakdiyah

Aminatus Sakdiyah

Anggota Komunitas Perempuan Menulis

Terkait Posts

Travel Haji dan Umroh

Bagaimana Menghindari Penipuan Biro Travel Umroh dan Haji?

20 Maret 2023
Perempuan Harus Berpolitik

Ini Alasan, Mengapa Perempuan Harus Berpolitik

19 Maret 2023
Pembahasan Childfree

Polemik Pembahasan Childfree Hingga Hari Ini

18 Maret 2023
Bimbingan Skripsi, Kekerasan Seksual

Panduan Bimbingan Skripsi Aman dari Kekerasan Seksual

17 Maret 2023
Kekerasan Simbolik

Bibit Kekerasan Simbolik di Lembaga Pendidikan

16 Maret 2023
Berbuat Baik pada Non Muslim

Meneladani Akhlak Nabi dengan Berbuat Baik pada Non Muslim

16 Maret 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kerja Istri

    Pentingnya Pembagian Kerja Istri dan Suami

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Prinsip Perkawinan Menjadi Norma Dasar Bagi Pasangan Suami Istri

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Siti Walidah: Ulama Perempuan Progresif Menolak Peminggiran Peran Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Refleksi: Sulitnya Menjadi Kaum Minoritas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perempuan Juga Wajib Bekerja

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Pentingnya Pembagian Kerja Istri dan Suami
  • Refleksi: Sulitnya Menjadi Kaum Minoritas
  • Dalam Catatan Sejarah, Perempuan Kerap Dilemahkan
  • Tips Aman Berpuasa untuk Ibu Hamil dan Menyusui
  • Perempuan Juga Wajib Bekerja

Komentar Terbaru

  • Perempuan Boleh Berolahraga, Bukan Cuma Laki-laki Kok! pada Laki-laki dan Perempuan Sama-sama Miliki Potensi Sumber Fitnah
  • Mangkuk Minum Nabi, Tumbler dan Alam pada Perspektif Mubadalah Menjadi Bagian Dari Kerja-kerja Kemaslahatan
  • Petasan, Kebahagiaan Semu yang Sering Membawa Petaka pada Maqashid Syari’ah Jadi Prinsip Ciptakan Kemaslahatan Manusia
  • Berbagi Pengalaman Ustazah Pondok: Pentingnya Komunikasi pada Belajar dari Peran Kiai dan Pondok Pesantren Yang Adil Gender
  • Kemandirian Perempuan Banten di Makkah pada Abad ke-20 M - kabarwarga.com pada Kemandirian Ekonomi Istri Bukan Melemahkan Peran Suami
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist