• Login
  • Register
Selasa, 21 Maret 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Keluarga

Menjalani Masa Kehamilan dengan Rasa Bahagia

Kekhawatiran yang berlebih, emosi negatif pada masa kehamilan, melahirkan, dan menyusui dapat menimbulkan rasa stress atau depresi yang berdampak buruk bagi kesehatan mental ibu dan janin

Shofi Puji Astiti Shofi Puji Astiti
11/11/2021
in Keluarga
0
Kehamilan

Kehamilan

120
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Kehamilan memiliki efek samping selain membahagiakan juga dapat menjadikan Ibu hamil mengalami morning sickness, sakit punggung, varises, dan lainnya. Sehingga dapat menimbulkan rasa khawatir yang memicu emosi, emosi baik mapun buruk. Gejolak emosi yang timbul saat hamil sebenarnya hal yang wajar dialami oleh setiap ibu hamil, dan terlalu larut dalam emosi tentu tidak baik untuk ibu dan janin, apalagi jika emosi tersebut adalah emosi negatif.

Kekhawatiran yang berlebih, emosi negatif pada masa kehamilan, melahirkan, dan menyusui dapat menimbulkan rasa stress atau depresi yang berdampak buruk bagi kesehatan mental ibu dan janin. Maka menjaga kesehatan mental sama pentingnya dengan menjaga kesehatan fisik. Sebab, kesehatan mental yang terganggu, bisa menimbulkan berbagai gejala fisik yang pada akhirnya mampu memengaruhi perkembangan janin.

Oleh karenanya, ibu hamil harus peka terhadap tanda-tanda stress atau depresi selama kehamilan yang bisa membahayakan kesehatan mental ibu. Depresi umumnya ditandai dengan kesedihan atau perasaan sedih atau mudah tersinggung selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan. Selain depresi, ibu hamil juga rentan mengalami kecemasan. Kecemasan adalah perasaan khawatir atau takut akan hal-hal yang mungkin saja terjadi.

Dalam hal ini pada buku “Menyelami Telaga Kebahagiaan Bersama 20 Ulama Perempuan” menyebutkan bahwa agar ibu dan anak selamat selama proses reproduksinya harus mendapatkan perlindungan khusus baik oleh dirinya sendiri, suami, keluarga, dan orang sekitarnya, bahkan negara.

Adapun pihak pertama yang harus melindungi adalah orang terdekat seperti suami dan orang sekitarnya. Mereka harus memahami kondisi ibu hamil yang labil dan tidak stabil secara fisik dan psikis maka harus memberikan ekstra perhatian, pengertian dan kepedulian untuk menjaga hati serta perasaan dan tidak memaksakannya untuk mengerjakan pekerjaan berat.

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • Tips Aman Berpuasa untuk Ibu Hamil dan Menyusui
  • Melindungi Jiwa Perempuan dari Bahaya Kehamilan Akibat Perkosaan Adalah Wajib
  • Hak Menolak Kehamilan
  • Depresi Pasca Melahirkan, Pembunuh dalam Senyap

Baca Juga:

Tips Aman Berpuasa untuk Ibu Hamil dan Menyusui

Melindungi Jiwa Perempuan dari Bahaya Kehamilan Akibat Perkosaan Adalah Wajib

Hak Menolak Kehamilan

Depresi Pasca Melahirkan, Pembunuh dalam Senyap

Pihak kedua adalah negara. Negara harus memperhatikan keadaan ibu hamil dengan memberikan pendidikan proses reproduksi perempuan, menjaga kesehatan, menjaga kebersihan, juga kebijakan lain yang baik untuk ibu hamil.

Dalam Al-Qur’an pada surat Lukman ayat 14, surat al-Ahqaf ayat 15, dan surat ath-Talaq ayat 6-7 dijelaskan tentang perintah Allah kepada seluruh manusia agar berbuat baik kepada orang tua, terutama Ibu. Ibu selama hamil mengalami kesulitan, perjuangan untuk bisa melahirkan dan harus menyusui kurang lebih 33 bulan, bahkan taruhannya adalah nyawa.

Maka sebagai orang yang beriman mari melakukan perintah Allah untuk berbuat baik, termasuk kepada ibu hamil. Berbuat baik bisa berupa memberikan dukungan, doa, asupan gizi yang cukup dan berbagai hal yang memberikan rasa aman, nyaman, bahagia, semangat dalam kebaikan serta berbagai hal yang dapat memudahkan menjalani proses reproduksinya.

Dalam kitab Manba’us-Sa’adah juga menjelaskan pentingan ibu hamil untuk memperhatikan hal-hal penting pada saat menjalani reproduksinya. Pertama, beristirahat dari aktifitas normal yang melelahkan diri dan janinnya. Karena kelelahan dapat menimbulkan kemadhorotan bagi ibu dan anak seperti keguguran dan kesakitan.

Kedua, melakukan relaksasi untuk menstabilkan emosi , tekanan, kekhawatiran, gejolak hati, dan rasa gelisah yang muncul. Ibu hamil harus sering-sering melakukan hal tersebut untuk menjaga kesehatan diri dan janin agar sehat jasmani dan rohaninya dan tumbuh kembangnya sesuai dengan harapan.

Ketiga, orang yang tinggal bersama ibu hamil harus mampu menghidupkan suasana tempat tinggal yang bahagia dan saling membahagiakan. Berusaha untuk senantiasa memberikan rasa aman, nyaman dan penuh perhatian serta pengertian.

Keempat, Ibu hamil harus melakukan aktivitas seperti olahraga ringan dengan berjalan kaki di pagi atau sore hari, ikut kelas senam ibu hamil, ikut edukasi tentang kehamilan. Hal ini dapat memberikan stimulasi yang baik bagi perkembangan janin. Dalam hal ini suami harus memberikan pendampian, dukungan dan perhatiaannya selama proses berlangsung untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Suami tidak boleh cuek membiarkannya sendiri yang seakan-akan menilai bahwa kehamilan adalah tugas serta tanggung jawab ibu atau perempuan saja.

Kelima, memperhatikan kesehatan ibu hamil dan menyusui adalah tujuan yang sangat penting. Dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut menjaga kesehatan mentalnya dengan tidak bertanya atau menyinggung yang dapat mengganggu kesehatan mentalnya. Menjaga asupan gizi dengan memperhatikan pola makannya. Dan menjaga kesehatan secara medis dengan memperhatikan aturan periksa atau kontrol rutin ke dokter, minum obat, dan menjaga kesehatan luka setelah melahirkan.

Semoga semakin banyak orang yang berilmu, semakin banyak yang mengamalkan ilmunya. Dengan mengupayakan menjaga kesehatan diri antar sesama makhluknya mengutamakan saling bahagia dan membahagiakan, saling mendukung dan mendoakan, saling berbagi pengetahuan serta pengalaman dan tidak merasa paling benar. []

 

 

 

Tags: Hak Kesehatan Reproduksiibu hamilKehamilankesehatan reproduksi
Shofi Puji Astiti

Shofi Puji Astiti

Dosen IAIN Salatiga

Terkait Posts

Marital Rape

Marital Rape itu Haram, Kok Bisa?

21 Maret 2023
Dinafkahi Istri

Pengalaman Dinafkahi Istri, Perlukah Merasa Malu?

20 Maret 2023
Generasi Strawberry

Self Diagnose, Parenting, dan Labelling: Penyebab Munculnya Generasi Strawberry

16 Maret 2023
Positive Vibes Keluarga

Pentingnya Kesalingan Membentuk Positive Vibes Keluarga

15 Maret 2023
Akhlak Mulia dalam Rumah Tangga

Tiket Masuk Majlis Rasulullah Saw adalah Akhlak Mulia dalam Rumah Tangga

14 Maret 2023
Terburu-buru Segera Menikah

Bestie, Jangan Terburu-buru untuk Segera Menikah

11 Maret 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Prinsip Perkawinan

    Prinsip Perkawinan Menjadi Norma Dasar Bagi Pasangan Suami Istri

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Siti Walidah: Ulama Perempuan Progresif Menolak Peminggiran Peran Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Webinar Zakat Peduli Perempuan Korban Kekerasan akan Digelar Nanti Malam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Marital Rape itu Haram, Kok Bisa?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pengalaman Dinafkahi Istri, Perlukah Merasa Malu?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Pentingnya Pembagian Kerja Istri dan Suami
  • Refleksi: Sulitnya Menjadi Kaum Minoritas
  • Dalam Catatan Sejarah, Perempuan Kerap Dilemahkan
  • Tips Aman Berpuasa untuk Ibu Hamil dan Menyusui
  • Perempuan Juga Wajib Bekerja

Komentar Terbaru

  • Perempuan Boleh Berolahraga, Bukan Cuma Laki-laki Kok! pada Laki-laki dan Perempuan Sama-sama Miliki Potensi Sumber Fitnah
  • Mangkuk Minum Nabi, Tumbler dan Alam pada Perspektif Mubadalah Menjadi Bagian Dari Kerja-kerja Kemaslahatan
  • Petasan, Kebahagiaan Semu yang Sering Membawa Petaka pada Maqashid Syari’ah Jadi Prinsip Ciptakan Kemaslahatan Manusia
  • Berbagi Pengalaman Ustazah Pondok: Pentingnya Komunikasi pada Belajar dari Peran Kiai dan Pondok Pesantren Yang Adil Gender
  • Kemandirian Perempuan Banten di Makkah pada Abad ke-20 M - kabarwarga.com pada Kemandirian Ekonomi Istri Bukan Melemahkan Peran Suami
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist