• Login
  • Register
Jumat, 11 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Menolak Poligami adalah Sunah Nabi Muhammad Saw

Siapa pun berhak untuk terbebas dari pernikahan yang menyakitkan, terutama perempuan. Artinya, menolak poligami karena menyakitkan adalah juga Sunah Nabi Saw

Redaksi Redaksi
07/10/2023
in Hikmah, Pernak-pernik
0
Menolak Poligami

Menolak Poligami

718
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Nabi Saw. mendukung Fathimah r.a. menolak poligami dari suaminya, Ali bin Abi Thalib r.a. Nabi Saw. bahkan mengulang kalimat: “Aku tidak mengizinkan” sebanyak tiga kali.

Mubadalah.id – Perempuan, sebagaimana laki-laki, memiliki hak untuk berada pada pernikahan yang sehat, baik, dan membahagiakan. Jika pernikahan membuat seorang perempuan mengalami keburukan, apalagi kekerasan, ia punya hak untuk mengajukan cerai (khuluk).

Konsep khuluk dalam Hadis (Shahih al-Bukhari, no. 5328) dan fikih adalah solusi untuk persoalan ini. Fikih membolehkan seorang perempuan membuat syarat sebelum akad nikah kepada suami untuk tidak dipoligami.

Jika terjadi poligami, pernikahan langsung bisa dibatalkan, tanpa perlu menunggu persetujuan suami. Artinya, perempuan boleh menolak poligami dan memilih monogami, menikah atau memilih melajang daripada berada dalam pernikahan yang tidak sehat.

Dalam Shahih al-Bukhari menyebutkan, seorang ayah boleh membela putrinya agar ia perlakukan secara baik, tanpa poligami (Bab Dzabb al-Rajul an Ibnatihi fi al-Ghirah wa al-Insaf).

Baca Juga:

Islam Melawan Oligarki: Pelajaran dari Dakwah Nabi

Bisnis Mentoring Poligami: Menjual Narasi Patriarkis atas Nama Agama

Asma’ binti Abu Bakar Ra : Perempuan Tangguh di Balik Kesuksesan Hijrah Nabi Muhammad SAW

Islam Menolak Kekerasan, Mengajarkan Kasih Sayang

Nabi Saw. mendukung Fathimah r.a. menolak poligami dari suaminya, Ali bin Abi Thalib r.a. Nabi Saw. bahkan mengulang kalimat: “Aku tidak mengizinkan” sebanyak tiga kali.

Karena bagi Nabi Saw, poligami menyakiti putri beliau, dan yang menyakiti putri beliau berarti juga menyakiti Nabi Saw.

Dari al-Miswar bin Makhramah r.a., berkata: Aku mendengar Rasulullah Saw. berkata di atas mimbar: “Keluarga Bani Hisyam bin Mughirah meminta izin untuk menikahkan putri mereka dengan

Ali bin Thalib r.a. (suami putri Nabi Saw.: Fathimah r.a.). Aku tidak mengizinkan. Aku tidak mengizinkan. Aku tidak mengizinkan. Jika mereka mau, silakan Ali bin Thalib r.a. menceraikan putriku terlebih dahulu, lalu menikahi putri mereka. Karena putriku adalah darah dagingku. Sesuatu yang mengganggunya berarti menggangguku. Sesuatu yang menyakitinya berarti menyakitiku.” (Shahih al-Bukhari, Kitab al-Nikah, no. 5285).

Hadis ini menegaskan bahwa laki-laki (Nabi Saw.) boleh menolak poligami, perempuan juga (putri Nabi Saw.) boleh menolak poligami.

Siapa pun berhak untuk terbebas dari pernikahan yang menyakitkan, terutama perempuan. Artinya, menolak poligami karena menyakitkan adalah juga Sunah Nabi Saw. []

Tags: menolakNabi Muhammad SAWpoligamisunah
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Gender

Islam dan Persoalan Gender

11 Juli 2025
Tauhid

Tauhid: Kunci Membongkar Ketimpangan Gender dalam Islam

11 Juli 2025
Tauhid dalam Islam

Tauhid: Fondasi Pembebasan dan Keadilan dalam Islam

11 Juli 2025
Membebaskan Manusia

Islam: Membebaskan Manusia dari Gelapnya Jahiliyah

11 Juli 2025
Berkeluarga

Berkeluarga adalah Sarana Menjaga Martabat dan Kehormatan Manusia

10 Juli 2025
Perempuan sebagai Fitnah

Sudah Saatnya Menghentikan Stigma Perempuan Sebagai Fitnah

10 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Berhaji

    Menakar Kualitas Cinta Pasangan Saat Berhaji

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ikrar KUPI, Sejarah Ulama Perempuan dan Kesadaran Kolektif Gerakan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Jalanan Jogja, Kopi yang Terlambat, dan Kisah Perempuan yang Tersisih

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film Horor, Hantu Perempuan dan Mitos-mitos yang Mengikutinya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Life After Graduated: Perempuan dalam Pilihan Berpendidikan, Berkarir, dan Menikah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Islam dan Persoalan Gender
  • Negara Inklusi Bukan Cuma Wacana: Kementerian Agama Buktikan Lewat Tindakan Nyata
  • Tauhid: Kunci Membongkar Ketimpangan Gender dalam Islam
  • Peran Perempuan dan Perjuangannya dalam Film Sultan Agung
  • Tauhid: Fondasi Pembebasan dan Keadilan dalam Islam

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID