• Login
  • Register
Senin, 27 Juni 2022
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

Menyoal Petugas Seksi Konsumsi dalam Kepanitian Kegiatan Warga

Pendaulatan perempuan dalam seksi konsumsi, tidak bisa dinilai salah ataupun benar, pantas atau tidak pantas. Mengapa? Karena hukum salah dan benar hanya bisa ditetapkan jika ada norma yang terlanggar

Ahsan Jamet Hamidi Ahsan Jamet Hamidi
07/06/2022
in Personal
0
Seksi Konsumsi

Seksi Konsumsi

286
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Menjelang hajatan Pemilihan Walikota Tangerang Selatan, sebagai pengurus RW, aku memfasilitasi dialog Warga dengan para kandidat Walikota di Balai RW. Aku mengundang warga untuk berpartisipasi aktif dalam dialog tersebut. Tidak ada topik khusus yang ditentukan. Semua bebas bertanya mengenai apa saja kepada para calon Walikota.  Saat mengirimkan undangan via WA, aku hanya menyelipkan pesan khusus kepada para Ibu-ibu. Bahwa urusan seksi konsumsi, akan dikerjakan oleh Lilik, petugas kebersihan balai RW. Harapanku, Ibu-ibu yang hadir bisa lebih berkonsentrasi dalam proses dialog, dan tidak terbebani oleh urusan konsumsi seperti biasanya.

Lebaran Iduladha tahun ini, aku didaulat menjadi ketua panitia. Tugasku, mengkoordinir urusan; penggalangan para pengurban, pengadaan hewan qurban, penyembelihan, pencacahan, penimbangan, distribusi, hingga pelaksanaan sholat Ied di lapangan. Untuk tugas-tugas tersebut, Ketua DKM memintaku menyusun kepanitiaan.

Salah satu bidang penting, adalah seksi konsumsi. Mengingat Warga akan bekerja selama satu harian penuh, sehingga butuh ketersediaan makanan, minuman untuk mereka. Perlu waktu sedikit panjang saat menentukan siapa yang akan didaulat menjadi Koordinator seksi konsumsi. Dari awal, aku menunjuk Pak Andri, seorang mantan chef professional yang pernah lama tinggal di Eropa dan Jazirah Arab. Diapun bersedia untuk tugas itu.

Awalnya, gagasanku dirasa aneh oleh para pengurus. Baru kali ini, ada laki-laki menjadi koordinator seksi konsumsi. “itu kan urusan ibu-ibu…” ujar salah satu pengurus. Aku berusaha meyakinkan mereka, bahwa Pak Andri bisa mengkoordinir urusan konsumsi dengan baik. Akhirnya gagasan “aneh”ku diakomodir dengan catatan bahwa di bawah Koordinator ada ibu-ibu “Majelis Ta’lim” yang akan membantu urusan konsumsi.

Bayangkan, ibu-ibu yang terhimpun dalam Majelis Ta’lim adalah segolongan orang yang aktif dalam bidang pengkajian ilmu-ilmu agama, kok jadi mengurus konsumsi? Sudahlah, aku harus menyetujui komposisi tersebut. Toh Ibu-ibu juga nyaman dan ikhlas mengurus urusan tersebut. Alasan penting lainnya adalah, jangan sampai egoku justru menutup pintu partisipasi Ibu-ibu dalam hajatan Warga bersama ini.

Baca Juga:

Legenda Malahayati dari Aceh yang Jauh dari Stigma Negatif Janda

Perlawanan Perempuan terhadap Narasi Budaya Patriarki

6 Cara Penangan saat Menjadi Korban KDRT

Kehidupan Perempuan Kini dalam Hegemoni Domestik

Daftar Isi

  • Melihat Tugas Utama Seksi Konsumsi
  • Seksi Konsumsi itu Urusan Kita

Melihat Tugas Utama Seksi Konsumsi

Sebelum menetapkan urusan konsumsi itu harus diampu oleh laki-laki atau perempuan, aku harus menelaah secara teliti, apa sih sebenarnya tugas seksi konsumsi. Secara umum, adalah memastikan ketersediaan makanan dan minuman bagi Warga yang terlibat dalam sebuah pekerjaan bersama. Untuk makanan utama dan kue-kue, sebenarnya bisa dengan mudah dipesan dari jasa penyedia makanan dan kue. Apakah pembuat makanan dan kue-kue tersebut berjenis kelamin perempuan? Tidak juga. Jangan-jangan lebih banyak peran laki-laki.

Untuk urusan penyediaan  ragam minuman, mulai dari teh, kopi, dawet, cendol, jahe, skuteng, es syurup dst. Apakah peramu segala jenis minuman tersebut hanya bisa oleh perempuan? Jika melihat kedai-kedai yang berserak di pinggir jalan, peramu minuman-minuman segar itu justru lebih banyak oleh laki-laki ya.

Urusan pengemasan dan penyajian makanan. Ini adalah perkara ketrampilan teknis yang-haqqul yakin- bisa dilakukan oleh siapa saja. Kualitas hasil kemasan dan sajian, sepertinya kok tidak terkait dengan jenis kelamin pelakunya. Ini adalah soal keterpaduan antara rasa dengan tangan manusia. Tidak ada hubungannya dengan jenis kelamin.

Hasilnya ada yang rapi, apik dan enak dilihat atau sebaliknya. Dalam urusan kerja kewargaan seperti ini, peran kesalingan antar warga sangat dominan. Ada yang bekerja, ada yang menyediakan konsumsi. Mereka saling berpadu membuahkan hasil yang dinikmati bersama.

Seksi Konsumsi itu Urusan Kita

Jika tugas bagian konsumsi adalah memastikan ketersediaan makanan dan minuman bagi warga yang sedang bekerja ramai-ramai, maka apa hubungannya dengan jenis kelamin manusia? Apakah selama ini ada yang bisa menjamin, bahwa jenis kelamin itu berpengaruh dengan kualitas kelezatan masakan atau kerapihan dalam pelayanan? Jawabanku pasti tidak. Untuk itu, wajar ketika aku mempertanyakan pemikiran orang yang selalu ingin melekatkan perempuan dengan seksi konsumsi. Ketika orang-orang menganggap ini sebagai sesuatu yang lumrah, aku justru sebaliknya.

Untuk menguji perasaan dan pikiranku tentang itu, aku pernah bertanya kepada Mbak Yunianti Chuzaifah, mantan Ketua Komnas Perempuan. Menurutnya, “pembagian semacam itu adalah akibat dari peran gender yang dikonstruksi secara terus menerus oleh mereka yang menempatkan perempuan sebagai manusia yang harus melayani. Itu adalah wujud dari replikasi dan ekstensi peran domestik kedalam ranah publik. Akibatnya, ada penjauhan perempuan pada peran publik yang lebih substantif”.

Sementara menurut Indri, teman perempuanku yang lain; “Karena peran gender perempuan yang mereka ketahui itu hanya ngurusin dapur dan melayani Mas….”. Jawaban singkat yang kubenarkan.

Aku mengamini kedua pendapat kawan perempuanku diatas. Aku merasa tidak sendirian. Aku yakin, bahwa ada alasan pembenar yang diyakini oleh seseorang, ketika melekatkan perempuan dengan seksi konsumsi. Itu semua hanyalah konstruksi manusia belaka. Tidak ada landasan aturan apapun yang melatarbelakanginya. Oleh karena itu, jika aku hendak membangun konstruksi baru yang berbeda, aku merasa tidak melanggar norma apapun. Mungkin, aku hanya akan dianggap menyalahi tradisi leluhur atau apalah. Jikapun ada penghukuman yang lebih dari itu, aku juga tidak bisa mengaturnya sih.

Pendaulatan perempuan dalam seksi konsumsi, tidak bisa dinilai salah ataupun benar, pantas atau tidak pantas. Mengapa? Karena hukum salah dan benar hanya bisa ditetapkan jika ada norma yang terlanggar. Ia bisa dianggap tidak pantas, jika ketetapan itu sudah melampaui tata nilai yang berdampak pada potensi gangguan atau kerugian orang lain.

Perkara “seksi konsumsi” ini adalah soal peran seseorang dalam mengemban tugas yang terlanjur diidentikkan dengan jenis kelamin. Ia berasal dari sebuah kebiasaan warga yang dibenarkan selama ini. Padahal, kebiasaan itu pasti akan mengalami pergeseran dan perubahan dari waktu ke waktu. Karena manusia akan terus berkembang, berubah hingga menumbuhkan budaya dan nilai-nilai baru dalam lingkup kehidupan mereka.

Jadi percayalah, tidak ada kerugian apapun yang akan diderita oleh suatu kaum, hanya karena perempuan tidak menempati seksi konsumsi. []

 

 

 

Tags: GenderkeadilanKesetaraanKonsumsilaki-lakiperempuanWarga
Ahsan Jamet Hamidi

Ahsan Jamet Hamidi

Program Officer di The Asia Foundation Ketua Ranting Muhammadiyah Legoso, Ciputat Timur, Tangerang Selatan

Terkait Posts

Kecantikan Perempuan

Kecantikan Perempuan dan Luka-Luka yang Dibawanya

26 Juni 2022
Budaya Patriarki

Perlawanan Perempuan terhadap Narasi Budaya Patriarki

25 Juni 2022
Kehidupan Perempuan

Kehidupan Perempuan Kini dalam Hegemoni Domestik

24 Juni 2022
Menjadi Ibu

Apakah Semua Perempuan Terlahir Menjadi Ibu?

23 Juni 2022
Merespon Curhatan Teman

Tips Merespon Curhatan Teman tentang Kekerasan yang Dialaminya

22 Juni 2022
Cara Mengatasi Overthinking

Bagaimana Cara Mengatasi Overthinking bagi Perempuan?

21 Juni 2022

Discussion about this post

No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Darurat Sampah

    Re Grow Solusi Darurat Sampah Pangan di Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Legenda Malahayati dari Aceh yang Jauh dari Stigma Negatif Janda

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Siapa Bilang Perempuan Haid Tidak Lebih Mulia dari yang Suci?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Makna Wukuf di Arafah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Doa Ketika Wukuf di Arafah Sesuai Anjuran Rasulullah Saw

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Mengenal 4 Kondisi Paling Penting untuk Anak
  • Siapa Bilang Perempuan Haid Tidak Lebih Mulia dari yang Suci?
  • Doa Ketika Sampai di Tempat Tujuan
  • Legenda Malahayati dari Aceh yang Jauh dari Stigma Negatif Janda
  • Doa Ketika Wukuf di Arafah Sesuai Anjuran Rasulullah Saw

Komentar Terbaru

  • Tradisi Haul Sebagai Sarana Memperkuat Solidaritas Sosial pada Kecerdasan Spiritual Menurut Danah Zohar dan Ian Marshal
  • 7 Prinsip dalam Perkawinan dan Keluarga pada 7 Macam Kondisi Perkawinan yang Wajib Dipahami Suami dan Istri
  • Konsep Tahadduts bin Nikmah yang Baik dalam Postingan di Media Sosial - NUTIZEN pada Bermedia Sosial Secara Mubadalah? Why Not?
  • Tasawuf, dan Praktik Keagamaan yang Ramah Perempuan - NUTIZEN pada Mengenang Sufi Perempuan Rabi’ah Al-Adawiyah
  • Doa agar Dijauhkan dari Perilaku Zalim pada Islam Ajarkan untuk Saling Berbuat Baik Kepada Seluruh Umat Manusia
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2021 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Login
  • Sign Up

© 2021 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist