• Login
  • Register
Kamis, 11 Agustus 2022
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Merawat Bangsa di Tengah Pandemi Covid-19

Perspektif mubadalah ini memungkinkan untuk melihat diri dan lingkungan di sekitar kita sebagai dua hal yang saling bertaut satu sama lain di tengah pandemi yang belum selesai

Habibussalam Habibussalam
27/07/2021
in Publik
0
Bangsa

Bangsa

46
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Akan seperti apa nasib negeri ini? Pertanyaan semacam itu pernah menjadi bayang-bayang suram bagi prospek kemakmuran bangsa di tengah-tengah gejolak gerakan demonstran yang semakin meluas lantaran krisis ekonomi telah demikian parah dan pada akhirnya memaksa Soeharto mundur dari tampuk kekuasaan pada Mei 1998.

Banyak yang berpikir bahwa masyarakat sudah demikian terpecah sehingga tanpa seorang pemimpin yang kuat, Indonesia akan terpecah-pecah seperti jazirah Balkan, atau setidaknya perpecahan seperti di Uni Soviet atau bekas Yugoslavia yang menawarkan gambaran lebih baik tentang bagaimana negeri ini akan tepecah belah.

Hari ini pertanyaan serupa kembali menyeruak ke permukaan, hanya saja pemicu dan cara terpicunya yang berubah. Sudah satu tahun dan empat bulan sejak Presiden Joko Widodo secara resmi mengumumkan adanya warga Indonesia yang terkonfirmasi positif covid-19 pada bulan Maret 2020. Sampai hari ini Indonesia telah mencatatkan tiga juta lebih kasus dengan angka kematian lebih dari delapan puluh ribu jiwa.

Social unrest yang terjadi di tengah masyarakat lantaran kebijakan pemerintah yang dinilai tidak serius semakin menunjukkan gejala yang berpotensi ke arah semakin kecilnya harapan kita untuk lebih cepat pulih dari tekanan pandemi. Selain itu, polarisasi di tengah masyarakat lantaran massifnya disinformasi tentang covid-19 sendiri terus beresonansi.

Alasan untuk merasa khawatir akan keadaan hari ini cukup banyak –bukankah India dan beberapa negara lain benar-benar mengalami kekacauan akibat lonjakan kasus positif covid-19– apalagi mengingat bahwa The New York Times sempat menyatakan Indonesia sebagai episentrum baru covid-19 dunia.

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • Waspadai Relasi Manipulatif! Salah Satu Pemicu Kekerasan
  • Gowes Berjamaah, Prinsip Kesalingan, dan Toleransi
  • Bagaimana Kita Bisa Menakar Harga Mahar?
  • Mengenal Istilah Extend di Dunia Kerja, dan Payung Hukum yang Menaunginya

Baca Juga:

Waspadai Relasi Manipulatif! Salah Satu Pemicu Kekerasan

Gowes Berjamaah, Prinsip Kesalingan, dan Toleransi

Bagaimana Kita Bisa Menakar Harga Mahar?

Mengenal Istilah Extend di Dunia Kerja, dan Payung Hukum yang Menaunginya

Tetapi di tengah semua kekhawatiran itu, selalu ada kelompok optimis yang, meminjam istilahnya Gerry Van Klinken, ‘mengalami Indonesia’ tidak semata sebagai pengembangan pusat pemerintahan, tetapi juga sebagai jaringan-jaringan antar-pribadi yang tak terhitung banyaknya dan mampu menembus dan merambat ke berbagai wilayah (Klinken, 2014:2).

Jaringan-jaringan tersebut, dalam skala tertentu bertransformasi menjadi kekuatan yang cukup menjanjikan bernama solidaritas. Kita bisa melihat gerakan-gerakan kecil namun mulai menunjukkan efektifitasnya. Berbagai charity dan gerakan-gerakan kemanusiaan yang kita saksikan hari-hari ini dari berbagai lapisan, mulai dari perusahaan kepada pegawainya, penjual kepada pembelinya, sampai tetangga kepada tetangganya, memupuk harapan baru bahwa Indonesia akan pulih dan baik-baik saja.

Lalu, bagaimana caranya agar kekuatan solidaritas anak bangsa itu bisa bertambah dan bertumbuh kuat dan meluas? Tentu perlu cara pandang baru pada masyarakat kita dalam memandang relasi dengan lingkungan sekitarnya. Mungkin cara pandang resiprokal yang ditawarkan oleh Faqihuddin Abdul Kodir mempunyai signifikansi dalam menemukan cara pandang baru melihat relasi ini.

Kendati secara formal Qirā’ah Mubādalah, begitu Pak Faqih menyebutnya, merupakan metode yag dikembangkan untuk membaca teks-teks sumber ajaran Islam mengenai relasi gender (Kodir, 2019:175), secara umum beliau juga memaknai istilah mubādalah itu sebagai sebuah perspektif dan pemahaman dalam relasi tertentu antara dua pihak, yang mengandung nilai dan semangat kemitraan, kerja sama, kesalingan, timbal balik, dan prinsip resiprokal.

Baik relasi antara manusia secara umum, negara dan rakyat, majikan dan buruh, mayoritas dan minoritas, dan antara individu dengan individu (Kodir, 2019:59). Dari makna mubādalah sebagai perspektif dan pemahaman ini-lah signifikansinya menjadi penting untuk dipertimbangkan dan bahkan diterapkan dalam keadaan hari ini.

Perspektif ini memungkinkan untuk melihat diri dan lingkungan di sekitar kita sebagai dua hal yang saling bertaut satu sama lain di tengah pandemi yang belum selesai. Bahwa upaya seseorang untuk menjaga kesehatannya juga merupakan upaya menjaga orang lain dengan tujuan yang sama, begitupun sebaliknya. Sehingga dari kesadaran semacam ini solidaritas itu dimungkinkan untuk tumbuh subur dan mendorong individu-individu untuk bergerak melakukan hal yang beyond call of duty di tengah-tengah gejolak sosial dan kontraksi ekonomi yang kian menguat lantaran jumlah kasus positif  dan angka kematian yang naik.

Jika perspektif mubādalah ini dapat tumbuh di tengah masyarakat kita dan mendorong solidaritas menjadi kekuatan yang lebih besar,  pertanyaan di awal tulisan ini mungkin akan lebih mudah untuk menemukan jawabannya. Apa yang diyakini oleh kelompok optimis tentang bangsa ini juga mungkin merupakan hal yang tidak mustahil, bahwa Indonesia akan pulih dan baik-baik saja. []

Tags: Gerak BersamakeadilankemanusiaanKesalinganKesetaraanPandemi Covid-19perspektif mubadalahSolidaritas
Habibussalam

Habibussalam

Ketua Bekatren PP Al Anwar 3 Sarang Rembang dan Pengurus Holding Pesantren BI Jawa Tengah

Terkait Posts

Dakwah Wali Songo

Keterlibatan Perempuan dalam Kesuksesan Dakwah Wali Songo

9 Agustus 2022
Film Horor

Logika Ekonomi Hantu Perempuan di Balik Film-film Horor Indonesia

9 Agustus 2022
Dunia Kerja

Mengenal Istilah Extend di Dunia Kerja, dan Payung Hukum yang Menaunginya

8 Agustus 2022
Udara Bersih

Mari Kita Bersatu, Wujudkan Kualitas Udara Bersih

6 Agustus 2022
Moderasi Beragama

Mediasi Moderasi Beragama; Dari Ruang Kelas ke Ruang Publik

6 Agustus 2022
Pekerja Rumah Tangga

Sudahkah Pekerja Rumah Tangga Bekerja dengan Layak?

5 Agustus 2022

Discussion about this post

No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Akad Nikah

    Mensyaratkan Pisuke sebelum Akad Nikah Bisa Hilangkan Hak Perwalian

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pandangan Islam dan Hukum Positif Tentang Perjanjian Perkawinan (2)

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pandangan Islam dan Hukum Positif Tentang Perjanjian Perkawinan (1)

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 5 Alasan Persoalan Sampah Wajib Disuarakan Gerakan Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Halaqah Pra KUPI II, Langkah Awal Bangun Peradaban Damai, Adil dan Setara

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Refleksi Kursus Metodologi Musyawarah Keagamaan Fatwa KUPI
  • Pandangan Islam dan Hukum Positif Tentang Perjanjian Perkawinan (2)
  • 5 Alasan Persoalan Sampah Wajib Disuarakan Gerakan Perempuan
  • Halaqah Pra KUPI II, Langkah Awal Bangun Peradaban Damai, Adil dan Setara
  • Maraknya Fenomena Second Account di kalangan Remaja, Apa yang Dicari?

Komentar Terbaru

  • Tradisi Haul Sebagai Sarana Memperkuat Solidaritas Sosial pada Kecerdasan Spiritual Menurut Danah Zohar dan Ian Marshal
  • 7 Prinsip dalam Perkawinan dan Keluarga pada 7 Macam Kondisi Perkawinan yang Wajib Dipahami Suami dan Istri
  • Konsep Tahadduts bin Nikmah yang Baik dalam Postingan di Media Sosial - NUTIZEN pada Bermedia Sosial Secara Mubadalah? Why Not?
  • Tasawuf, dan Praktik Keagamaan yang Ramah Perempuan - NUTIZEN pada Mengenang Sufi Perempuan Rabi’ah Al-Adawiyah
  • Doa agar Dijauhkan dari Perilaku Zalim pada Islam Ajarkan untuk Saling Berbuat Baik Kepada Seluruh Umat Manusia
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2021 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Login
  • Sign Up

© 2021 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist